Masa Inkubasi Penyakit Sifilis dan Tahap Perkembangannya

Penyakit sifilis, atau yang sering dikenal dengan sebutan raja singa, adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui kontak seksual dan pada wanita hamil dapat ditularkan kepada bayinya (sifilis kongenital).

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular seksual terpopuler. Apa sebenarnya masa inkubasi penyakit sifilis dan bagaimana tahap perkembangannya?

Apa itu Sifilis?

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, bakteri penyebab sifilis. Infeksi ini terjadi ketika bakteri ini memasuki tubuh melalui luka terbuka di kulit atau selaput lendir seperti vagina, alat kelamin, dubur, atau rektum.

Penyakit ini berkembang dalam empat tahapan, yaitu sifilis primer, sekunder, laten, dan tersier. Setiap tahapan memiliki gejalanya sendiri, dan jika tidak ditangani dengan benar, bisa berakibat fatal.

Artikel Lainnya: Contoh Ruam Sifilis dan Perbedaan dengan Ruam Kulit Jerawat

Masa Inkubasi Sifilis

Masa Inkubasi Sifilis
Seorang Pria Berkonsultasi Tentang Masa Inkubasi Penyakit Sifilis

Masa inkubasi penyakit sifilis adalah periode waktu antara saat seseorang pertama kali terpapar bakteri penyebab sifilis hingga munculnya gejala pertama penyakit tersebut.

Pada penyakit sifilis, masa inkubasi ini umumnya berlangsung antara 3–6 minggu. Ini berarti, setelah seseorang terpapar bakteri Treponema pallidum, bakteri penyebab sifilis, biasanya akan memakan waktu sekitar 3–6 minggu sebelum gejala penyakit sifilis pertama muncul.

Masa inkubasi ketika gejala pertama sifilis biasanya berupa luka terbuka yang tidak menimbulkan rasa sakit dan muncul di bagian tubuh yang menjadi tempat bakteri memasuki tubuh. Ini bisa berupa alat kelamin, dubur, atau bibir dan mulut.

Luka ini dikenal sebagai chancre, dan biasanya muncul sekitar tiga minggu setelah seseorang terinfeksi, tetapi bisa juga muncul antara 10–90 hari setelah infeksi. Munculnya chancre ini menandai awal tahap primer dari sifilis.

Meskipun chancre ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3–6 minggu, bakteri penyebab sifilis masih ada dalam tubuh dan dapat berkembang ke tahap selanjutnya jika tidak diobati.

Oleh karena itu, penting bagi siapa saja yang menduga dirinya mungkin telah terpapar sifilis untuk segera mendapatkan pengobatan, bahkan jika gejala yang mereka alami telah hilang.

Pengobatan sifilis yang efektif biasanya melibatkan antibiotik, dan semakin dini pengobatan dimulai, semakin efektif hasilnya.

Selain itu, tes rutin untuk sifilis juga penting untuk menemukan dan mengobati penyakit ini sejak dini, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terpapar penyakit menular seksual ini. Konsultasi dokter online gratis sekarang (Rahasia Terjamin).

TanyaDokter #Eps1 Seputar Penyakit Kelamin Sifilis alias Raja Singa (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Tahap dan Gejala Penyakit Sifilis

Ada beberapa tahap dan gejala sifilis yang perlu Anda ketahui seperti sifilis primer, sekunder, laten, dan tersier.

Sifilis Primer

Tahap ini ditandai dengan munculnya luka (chancre) di area kelamin, rektum, atau tenggorokan, biasanya 10–90 hari setelah terinfeksi, rata-rata 3–6 minggu. Luka ini tidak menimbulkan rasa sakit dan akan sembuh dalam 3–6 minggu, baik diobati atau tidak. Namun, bakteri masih ada di dalam tubuh dan perlu diobati.

Sifilis Sekunder

Pada tahap sekunder, penderita sifilis biasanya akan mengalami ruam kulit. Ruam ini dapat muncul di seluruh tubuh atau hanya pada area tertentu, seperti telapak tangan dan kaki. Gejala lainnya mungkin termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan kelelahan.

Sifilis Laten

Setelah gejala tahap sekunder hilang, penyakit ini memasuki tahap laten. Pada tahap ini, tidak ada gejala, tetapi bakteri masih ada di dalam tubuh. Tahap laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun.

Sifilis Tersier

Sifilis tersier adalah tahap paling serius dari penyakit ini. Tahap ini dapat terjadi bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun setelah infeksi awal.

Pada tahap ini, penyakit ini dapat merusak organ penting seperti jantung, otak, dan saraf, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti meningitis, stroke, kebutaan, dan bahkan kematian.

Baca Juga: 6 Cara Pencegahan Sifilis yang Perlu Ketahui

Sifilis pada Pria dan Wanita

Sifilis dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin. Namun, gejala sifilis bisa sedikit berbeda antara pria dan wanita.

Gejala Sifilis pada Pria

Gejala sifilis pada pria biasanya dimulai dengan munculnya luka yang dikenal sebagai chancre.

Luka ini biasanya muncul di alat kelamin, tetapi bisa juga muncul di mulut atau dubur, tergantung pada bagaimana bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Luka ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Setelah tahap ini, pria dapat mengalami gejala sifilis sekunder. Gejala ini dapat termasuk ruam kulit yang biasanya muncul di telapak tangan dan kaki, demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Jika tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang ke tahap sifilis laten, yang mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun selama bertahun-tahun.

Akhirnya, penyakit ini dapat berkembang menjadi sifilis tersier, yang bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan jantung dan otak.

Gejala Sifilis pada Wanita

Gejala awal sifilis pada wanita juga melibatkan munculnya chancre. Luka ini biasanya muncul di vagina, tetapi juga bisa muncul di mulut atau dubur.

Seperti pada pria, luka ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Gejala sifilis sekunder pada wanita juga serupa dengan gejala pada pria, termasuk ruam, demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Jika tidak diobati, wanita juga bisa mengalami tahap sifilis laten dan sifilis tersier dengan komplikasi yang sama dengan pria.

Penting juga untuk diperhatikan bahwa wanita hamil yang terinfeksi sifilis berisiko menularkan penyakit ini kepada bayinya, yang bisa mengalami komplikasi serius dan bahkan kematian. Oleh karena itu, tes sifilis rutin selama kehamilan sangat penting.

Baca Juga: 6 Komplikasi Sifilis yang Serius & Mematikan

Pengobatan Sifilis

Pengobatan sifilis biasanya melibatkan penggunaan antibiotik. Antibiotik jenis penisilin merupakan pilihan pengobatan utama untuk semua tahap penyakit sifilis. Jika pasien alergi terhadap penisilin, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik lain.

Pengobatan harus dimulai segera setelah sifilis didiagnosis untuk menghindari komplikasi jangka panjang.

Meski gejalanya mungkin sudah hilang, seseorang masih perlu menjalani pengobatan penuh untuk memastikan bahwa bakteri penyebab sifilis telah dihapuskan dari tubuhnya.

Selama menjalani pengobatan, pasien perlu menghindari aktivitas seksual hingga pengobatan selesai dan dokter memastikan bahwa penyakitnya telah sembuh. Selain itu, pasangan seksual juga perlu dites dan diobati jika perlu, untuk mencegah penularan kembali.

Meskipun pengobatan dapat menghentikan perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi lebih lanjut, kerusakan yang sudah terjadi sebelum pengobatan tidak bisa diubah.

Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi dan mengobati sifilis sejak dini. Ini berarti melakukan tes rutin jika Anda berisiko terkena sifilis, seperti jika Anda memiliki banyak pasangan seksual, berhubungan seks dengan seseorang yang memiliki sifilis, atau jika Anda seorang pria yang berhubungan seks dengan pria lain.

Pencegahan Sifilis

Pencegahan adalah kunci terbaik untuk menghindari sifilis. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual dapat mengurangi risiko terinfeksi.

Selain itu, melakukan tes rutin juga penting, terutama bagi mereka yang memiliki banyak pasangan seksual atau berisiko terinfeksi.

Pada akhirnya, pengetahuan dan kesadaran adalah senjata terbaik kita dalam melawan penyakit menular seksual ini. Jika Anda merasa mungkin terinfeksi sifilis, segera cari bantuan medis.

Baca Juga: Mitos dan Fakta Tentang Sifilis yang Wajib Diketahui

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala yang mungkin menunjukkan sifilis, seperti luka di alat kelamin, dubur, atau mulut, atau jika Anda memiliki ruam, terutama di telapak tangan dan kaki, Anda harus segera mencari bantuan medis.

Demikian pula, jika Anda tahu atau mencurigai bahwa pasangan seksual Anda memiliki sifilis, Anda harus segera dites. Hal ini karena sifilis dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati, tetapi dapat diobati dengan efektif jika ditangani sejak dini.

Pengobatan sifilis bisa dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk klinik spesialis kelamin. Salah satu klinik kelamin Jakarta terbaik yaitu Klinik Utama Pandawa.

Klinik Kulit dan Kelamin Pandawa memiliki tim medis yang berpengalaman dalam menangani kasus sifilis dan berbagai penyakit menular seksual lainnya. Mereka dapat memberikan diagnosis yang akurat serta pengobatan yang tepat dan efektif.

Penting untuk diingat bahwa meski gejala mungkin hilang, bakteri sifilis masih dapat bertahan di tubuh Anda dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut jika tidak diobati.

Oleh karena itu, bahkan jika gejala Anda telah mereda, Anda masih harus ke dokter untuk melakukan tes dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Konsultasikan kondisi Anda dengan dokter spesialis kulit dan kelamin di Klinik Utama Pandawa untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang optimal.

Referensi:

  1. World Health Organization. (2021). Sexually transmitted infections (STIs). https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sexually-transmitted-infections-(stis)
  2. Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Syphilis – CDC Fact Sheet. https://www.cdc.gov/std/syphilis/stdfact-syphilis.htm
  3. Mayo Clinic. (2021). Syphilis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/syphilis/symptoms-causes/syc-20351756
  4. Healthline. (2021). Syphilis. https://www.healthline.com/health/syphilis#complications
  5. Planned Parenthood. (2021). Syphilis. https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/syphilis
  6. National Health Service UK. (2021). Treatment: Syphilis. https://www.nhs.uk/conditions/syphilis/treatment/
Share: