Sifilis pada Pria: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
- April 26, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Sifilis pada pria adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Infeksi ini seringkali tidak terdeteksi karena gejalanya bisa sangat ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali pada tahap awal.
Namun, jika tidak segera diobati, sifilis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan pada organ vital, sistem saraf, dan jantung.
Pada pria, sifilis biasanya ditandai dengan munculnya luka atau borok yang tidak menyakitkan di area genital, anus, atau mulut yang bisa sangat menular.
Meskipun sifilis pada pria dapat dengan mudah diobati dengan antibiotik, penting untuk melakukan deteksi dini agar pengobatan lebih efektif dan menghindari penyebaran penyakit ke orang lain.
Apa itu Sifilis pada Pria
Sifilis pada pria adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini ditularkan melalui kontak seksual langsung dengan luka atau borok sifilis yang muncul di area genital, anus, atau mulut.
Sifilis pada pria bisa berkembang dalam beberapa tahap dan gejalanya bervariasi, mulai dari luka kecil yang tidak terasa sakit hingga komplikasi serius jika tidak diobati.
Gejala awal sifilis pada pria seringkali berupa luka atau borok yang tidak nyeri, disebut chancres, yang biasanya muncul di tempat infeksi pertama kali terjadi, seperti penis atau mulut.
Gejala Sifilis pada Pria
Meskipun sifilis bisa muncul tanpa gejala yang jelas pada awalnya, pengobatan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius. Berikut adalah gejala sifilis pada pria berdasarkan tahap infeksi:
1. Tahap Primer (Luka atau Borok)
Tahap ini biasanya terjadi sekitar 3 minggu setelah terpapar infeksi. Gejala yang paling umum adalah munculnya luka kecil yang tidak nyeri (chancre) di tempat infeksi pertama kali, seperti di area genital, anus, atau mulut. Beberapa karakteristik luka pada tahap primer adalah:
- Luka kecil, bulat, dan keras.
- Tidak menyakitkan, sehingga sering kali tidak disadari oleh penderita.
- Biasanya hanya satu luka, meskipun bisa lebih dari satu.
- Luka ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3-6 minggu, tetapi bakteri tetap ada dalam tubuh dan dapat berkembang ke tahap berikutnya jika tidak diobati.
2. Tahap Sekunder (Ruam dan Gejala Lain)
Jika sifilis tidak diobati, infeksi akan berkembang ke tahap sekunder sekitar 3-6 minggu setelah luka sembuh. Gejala pada tahap ini bisa sangat bervariasi dan termasuk:
- Ruam kulit, seringkali di telapak tangan dan kaki, tetapi juga bisa muncul di bagian tubuh lain.
- Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya terasa lembut dan nyeri.
- Demam, kelelahan, dan nyeri otot.
- Sakit tenggorokan dan sering merasa tidak enak badan.
- Kutil atau benjolan kecil, seringkali muncul di area genital atau sekitar anus.
- Mata merah, yang bisa menunjukkan adanya infeksi pada mata.
Pada tahap ini, gejalanya bisa hilang dengan sendirinya, namun bakteri tetap aktif dalam tubuh dan bisa memasuki tahap laten.
3. Tahap Laten (Tanpa Gejala)
Pada tahap ini, bakteri Treponema pallidum tetap ada dalam tubuh, tetapi tidak ada gejala yang muncul. Seseorang dengan sifilis pada tahap laten mungkin merasa sehat, tetapi infeksi masih bisa ditularkan ke pasangan seksual. Tanpa pengobatan, sekitar sepertiga dari kasus sifilis akan berkembang ke tahap tersier.
4. Tahap Tersier (Komplikasi Serius)
Tahap tersier sifilis bisa terjadi 10–30 tahun setelah infeksi awal jika sifilis tidak diobati. Pada tahap ini, komplikasi yang sangat serius bisa terjadi, seperti:
- Kerusakan pada organ vital, termasuk jantung (sifilis kardiovaskular) dan otak (neurosifilis).
- Gangguan saraf seperti kehilangan penglihatan, kelumpuhan, dan gangguan mental.
- Kerusakan pada tulang dan sendi.
Gejala ini bisa sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen atau bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
Tahapan Sifilis pada Pria
Berikut adalah empat tahapan utama sifilis pada pria:
1. Tahap Primer
Tahap ini adalah tahap awal setelah seseorang terinfeksi bakteri Treponema pallidum.
Gejalanya biasanya muncul sekitar 3 minggu setelah terpapar, meskipun waktu ini bisa bervariasi. Gejala utama pada tahap primer adalah munculnya luka atau borok kecil yang tidak nyeri di area yang terinfeksi, seperti di:
- Penis
- Skrotum
- Anus
- Mulut
- Bibir
Luka ini disebut chancre, dan biasanya berukuran kecil, keras, dan tidak terasa sakit.
2. Tahap Sekunder
Jika sifilis tidak diobati, infeksi akan masuk ke tahap sekunder, yang biasanya terjadi 3-6 minggu setelah luka sembuh.
Pada tahap ini, bakteri mulai menyebar ke seluruh tubuh dan gejala yang lebih serius muncul, seperti:
- Ruam kulit, yang sering muncul di telapak tangan dan telapak kaki, tetapi bisa juga menyebar ke area tubuh lainnya.
- Pembengkakan kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi di area genital, selangkangan, dan ketiak.
- Demam, kelelahan, sakit tenggorokan, dan nyeri otot.
- Kutil atau benjolan kecil yang disebut kondiloma lata, muncul di sekitar alat kelamin atau anus.
- Mata merah, yang dapat mengindikasikan adanya masalah dengan mata.
Gejala pada tahap sekunder bisa berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan, dan meskipun gejala-gejala ini bisa hilang dengan sendirinya, infeksi tetap ada dalam tubuh dan dapat berlanjut ke tahap laten.
3. Tahap Laten
Pada tahap laten, sifilis tidak menunjukkan gejala sama sekali, dan penderita merasa sehat meskipun bakteri masih ada dalam tubuh.
Ini terjadi setelah gejala tahap sekunder hilang, namun sifilis tetap dapat ditularkan kepada pasangan seksual. Tahap laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun, dan ada dua jenis:
- Laten dini: Terjadi dalam dua tahun pertama setelah infeksi.
- Laten lanjut: Terjadi lebih dari dua tahun setelah infeksi.
Meskipun tidak ada gejala, bakteri tetap aktif dalam tubuh dan dapat berkembang ke tahap tersier jika tidak diobati.
4. Tahap Tersier
Jika sifilis tidak diobati dan tetap bertahan dalam tubuh selama bertahun-tahun, infeksi dapat memasuki tahap tersier yang sangat berbahaya.
Tahap ini bisa muncul 10-30 tahun setelah infeksi pertama. Pada tahap tersier, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai organ tubuh, seperti:
- Kerusakan jantung (sifilis kardiovaskular), yang dapat menyebabkan aneurisma atau kerusakan katup jantung.
- Kerusakan saraf (neurosifilis), yang dapat menyebabkan masalah pada sistem saraf pusat, seperti kelumpuhan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan demensia.
- Kerusakan pada tulang dan sendi, yang dapat menyebabkan deformitas atau kehilangan fungsi motorik.
Tahap tersier dapat berakibat fatal dan memerlukan perawatan medis segera. Namun, sifilis pada tahap ini bisa dicegah dengan pengobatan yang cepat dan tepat pada tahap awal.
Cara Penularan Sifilis pada Pria
Penularan sifilis pada pria terutama terjadi melalui kontak langsung dengan luka atau borok yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Berikut adalah beberapa cara penularan sifilis pada pria:
1. Kontak Seksual Tanpa Perlindungan
Penularan sifilis yang paling umum terjadi melalui hubungan seksual tanpa pelindung, baik itu vaginal, anal, atau oral.
Sifilis dapat menular melalui kontak langsung dengan luka atau borok sifilis yang muncul di area genital, anus, atau mulut.
Meskipun borok pada tahap awal sifilis (chancre) sering kali tidak menyakitkan, bakteri Treponema pallidum tetap bisa ditularkan kepada pasangan.
2. Kontak dengan Luka pada Area Mulut atau Genital
Sifilis juga bisa menular melalui kontak dengan luka pada mulut atau genital, baik pada hubungan seksual maupun pada kontak fisik lainnya.
Borok atau luka yang muncul akibat sifilis sangat menular, terutama pada tahap primer dan sekunder, dan dapat berpindah melalui sentuhan atau kontak langsung.
3. Penularan Melalui Sentuhan atau Ciuman
Meskipun lebih jarang, sifilis bisa juga ditularkan melalui ciumannya yang melibatkan luka pada mulut yang terinfeksi.
Jika ada borok pada mulut atau bibir seseorang yang terinfeksi, dan seseorang lainnya melakukan ciuman atau kontak oral, penularan bisa terjadi.
4. Penularan dari Ibu ke Janin (Sifilis Kongenital)
Sifilis dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan atau saat proses persalinan. Ini disebut sifilis kongenital.
Meskipun ini bukan penularan seksual pada pria, penularan dari ibu ke bayi sangat berbahaya dan dapat menyebabkan komplikasi serius bagi bayi yang baru lahir.
5. Penularan Melalui Alat Bantu Seksual yang Terkontaminasi
Meskipun jarang, sifilis juga dapat ditularkan melalui alat bantu seksual yang terkontaminasi, terutama jika alat tersebut digunakan oleh lebih dari satu orang tanpa dibersihkan dengan baik.
Jika ada luka atau borok sifilis pada alat bantu tersebut, bakteri bisa berpindah ke orang lain yang menggunakannya.
6. Penularan Melalui Transfusi Darah (Sangat Jarang)
Penularan sifilis melalui transfusi darah yang terkontaminasi sangat jarang terjadi, karena saat ini semua darah yang digunakan untuk transfusi telah disaring untuk berbagai infeksi, termasuk sifilis.
Namun, jika tidak ada pemeriksaan yang tepat, ada kemungkinan kecil penularan terjadi.
Dampak Sifilis yang Tidak Diobati pada Pria
Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi jika sifilis pada pria tidak diobati:
1. Kerusakan pada Organ Vital
Pada tahap lanjut sifilis, terutama jika tidak diobati, bakteri dapat merusak berbagai organ tubuh, seperti:
- Jantung: Sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada katup jantung dan pembuluh darah, yang dikenal dengan sifilis kardiovaskular. Hal ini dapat memicu gangguan pada aliran darah, bahkan menyebabkan aneurisma (pembesaran pembuluh darah yang bisa pecah dan berakibat fatal).
- Otak dan Sistem Saraf: Sifilis yang tidak diobati dapat berkembang menjadi neurosifilis, yang merusak otak dan sistem saraf pusat. Ini dapat menyebabkan gangguan mental seperti demensia, kebingungan, kesulitan berpikir, dan bahkan kelumpuhan. Neurosifilis juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Mata: Sifilis yang parah bisa menyebabkan kerusakan pada mata, yang dikenal sebagai iritis atau uveitis, berpotensi menyebabkan kebutaan jika tidak segera diobati.
2. Kerusakan pada Sistem Saraf
Salah satu komplikasi serius dari sifilis yang tidak diobati adalah neurosifilis, yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Gejala neurosifilis dapat mencakup:
- Kebingungan atau gangguan kognitif
- Depresi dan gangguan suasana hati
- Kehilangan koordinasi atau kelumpuhan
- Kehilangan kemampuan berbicara atau berjalan
- Gangguan penglihatan dan pendengaran
Neurosifilis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf dan otak, yang berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.
3. Gangguan Pada Kulit dan Tulang
Pada tahap tersier (tahap yang paling parah) dari sifilis, komplikasi lainnya adalah kerusakan pada kulit dan tulang.
Penyakit ini dapat menyebabkan munculnya gummas, yaitu benjolan lunak yang dapat berkembang di berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, tulang, hati, dan organ lainnya.
Gummas yang tidak diobati bisa merusak organ tubuh dan menyebabkan gangguan permanen.
4. Peningkatan Risiko Penularan HIV
Pria yang menderita sifilis yang tidak diobati memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau menularkan HIV kepada pasangan seksual.
Luka yang disebabkan oleh sifilis mempermudah virus HIV untuk memasuki tubuh melalui aliran darah, sehingga meningkatkan kemungkinan penularan atau infeksi bersama.
5. Kematian
Pada tahap tersier sifilis, yang terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal, komplikasi yang timbul bisa berakibat fatal.
Misalnya, kerusakan jantung atau otak bisa menyebabkan kegagalan organ atau kondisi lain yang memerlukan perawatan medis intensif. Tanpa pengobatan, sifilis bisa menyebabkan kematian.
6. Penularan kepada Pasangan Seksual
Sifilis yang tidak diobati tetap menular, bahkan ketika penderita tidak menunjukkan gejala.
Pria yang terinfeksi sifilis dapat menularkan bakteri ke pasangan seksual mereka, yang berisiko mengembangkan sifilis pada tahap yang lebih lanjut jika tidak segera diobati. Ini mengarah pada penyebaran penyakit secara luas di masyarakat.
7. Komplikasi pada Kehamilan
Meskipun ini lebih relevan bagi wanita, pria yang terinfeksi sifilis juga dapat menularkan bakteri kepada pasangan yang sedang hamil, berisiko menginfeksi bayi yang belum lahir dan menyebabkan sifilis kongenital.
Infeksi sifilis pada bayi dapat berakibat fatal, menyebabkan kelahiran prematur, cacat lahir, atau bahkan kematian bayi.
Pencegahan Sifilis pada Pria
Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah penularan sifilis pada pria:
- Penggunaan Kondom Secara Konsisten
- Memiliki Pasangan Seksual yang Setia
- Rutin Melakukan Pemeriksaan Kesehatan
- Hindari Kontak Seksual dengan Orang yang Terinfeksi
- Vaksinasi untuk Penyakit Tertentu
- Komunikasi Terbuka dengan Pasangan Seksual
- Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama
- Mengobati Pasangan yang Terinfeksi
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Berikut adalah beberapa situasi di mana Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter:
- Jika Anda Mengalami Luka atau Borok yang Tidak Dikenali
- Jika Anda Mengalami Ruam atau Kutil
- Jika Anda Mengalami Nyeri Saat Buang Air Kecil
- Jika Anda Mempunyai Riwayat Kontak Seksual Berisiko
- Jika Anda Mengalami Gejala Sistemik
- Jika Anda Terlambat Menjalani Pengobatan atau Melihat Hasil Tes
- Jika Anda Mengalami Gejala Gangguan Saraf
- Jika Anda Ingin Menjalani Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) Rutin
- Jika Anda Berencana untuk Hamil atau Mengandung
Sifilis Bisa Diatasi, Percayakan pada Klinik Utama Pandawa
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang bisa berbahaya jika tidak segera ditangani. Jangan biarkan kekhawatiran menghalangi Anda untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Di Klinik Utama Pandawa, kami menawarkan layanan medis profesional dengan dokter berpengalaman yang siap membantu Anda mengatasi sifilis dengan aman dan efektif. Kami menggunakan metode pengobatan terkini untuk memastikan Anda mendapatkan perawatan terbaik dan pulih dengan cepat.
Jangan menunggu hingga gejala semakin parah. Segera kunjungi Klinik Utama Pandawa untuk pemeriksaan dan penanganan sifilis yang optimal.
Dengan perawatan tepat waktu, Anda bisa menghindari komplikasi lebih lanjut dan melanjutkan hidup sehat. Kesehatan Anda adalah prioritas kami, dan kami siap mendukung Anda dalam setiap langkah menuju pemulihan.

Related Blogs

- April 22, 2025
Herpes Genital: Penyebab, Gejala, dan Cara.
Herpes genital merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum terjadi di seluruh dunia, namun sering kali.
Read More
- April 27, 2025
Fistula Ani: Penyebab, Gejala, dan Cara.
Fistula ani adalah kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya saluran abnormal antara saluran anus dan kulit di sekitar anus. Kondisi.
Read More