Sifilis pada Wanita: Deteksi Dini untuk Mencegah Komplikasi
- April 26, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Sifilis pada wanita merupakan infeksi yang serius, karena dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang jika tidak segera dideteksi dan diobati.
Itu sebabnya melakukan deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi serta mengurangi risiko komplikasinya.
Dengan tes rutin dan pengobatan yang tepat, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotik dan dampak negatif pada kesehatan dapat diminimalkan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan seksual, serta segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mencurigai adanya gejala atau memiliki risiko tertular sifilis. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.
Gejala Sifilis pada Wanita
Gejala sifilis pada wanita dapat sangat bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Beberapa gejala mungkin tidak terlihat atau terasa, yang menyebabkan banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Berikut adalah gejala yang dapat muncul pada masing-masing tahap sifilis:
1. Tahap Primer
- Munculnya luka kecil (chancre) yang keras, bulat, dan tidak nyeri pada area genital, anus, atau mulut.
- Luka ini bisa berlangsung 3–6 minggu, kemudian sembuh dengan sendirinya meskipun infeksi tetap ada di dalam tubuh.
2. Tahap Sekunder
- Ruam kulit, seringkali muncul di telapak tangan dan telapak kaki.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Nyeri tenggorokan.
- Demam dan kelelahan.
- Munculnya lesi pada kulit atau membran mukosa di area mulut, alat kelamin, atau anus.
- Kehilangan rambut di area kepala atau tubuh.
3. Tahap Laten
- Tidak ada gejala pada tahap ini, tetapi bakteri masih ada di dalam tubuh dan dapat ditularkan ke orang lain.
4. Tahap Tersier
- Kerusakan organ yang melibatkan sistem saraf, jantung, pembuluh darah, dan organ internal lainnya.
- Bisa menyebabkan masalah serius seperti kebutaan, kelumpuhan, atau gangguan mental.
- Bisa menyebabkan aneurisma (pembesaran pembuluh darah) dan kerusakan jantung.
Deteksi Dini Sifilis pada Wanita
Deteksi dini sifilis sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi karena gejalanya yang tidak selalu tampak jelas, terutama pada tahap awal.
Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi wanita yang aktif secara seksual atau memiliki faktor risiko tertentu.
Metode Deteksi
- Tes Darah: Tes darah adalah cara utama untuk mendiagnosis sifilis. Tes ini mencari antibodi yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap infeksi Treponema pallidum.
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa luka atau lesi yang mungkin muncul pada area genital atau mulut dan melakukan pemeriksaan lainnya.
- Tes PCR: Tes ini digunakan untuk mendeteksi materi genetik bakteri penyebab sifilis, terutama pada tahap infeksi yang lebih lanjut.
Jika Anda aktif secara seksual, tes sifilis rutin setidaknya sekali setahun sangat disarankan, terutama jika Anda memiliki banyak pasangan seksual atau terlibat dalam hubungan yang tidak menggunakan pelindung.
Komplikasi Sifilis pada Wanita yang Tidak Diobati
1. Infertilitas
Sifilis yang tidak diobati bisa menyebabkan infeksi panggul yang dapat mempengaruhi saluran reproduksi, meningkatkan risiko infertilitas.
2. Kehamilan dan Kelahiran
Sifilis pada wanita hamil dapat ditularkan kepada bayi melalui plasenta, yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan sifilis kongenital, yang berisiko tinggi menyebabkan kelainan fisik dan neurologis pada bayi.
3. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Pada tahap tersier, sifilis dapat menyebabkan aneurisma atau kerusakan pada pembuluh darah dan jantung, yang dapat mengancam jiwa.
4. Gangguan Saraf dan Mental
Sifilis yang tidak diobati dapat menyebabkan neurosifilis, yang mempengaruhi otak dan saraf. Ini dapat menyebabkan gangguan mental, kebutaan, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
Pengobatan Sifilis pada Wanita
Pengobatan utama untuk sifilis adalah antibiotik, dan pengobatan ini dapat diberikan dalam berbagai bentuk tergantung pada tahapan infeksi dan kondisi pasien.
1. Penisilin G (Penicillin G)
Penisilin G adalah antibiotik yang paling efektif dan direkomendasikan untuk mengobati sifilis pada wanita, termasuk ibu hamil.
Pada sebagian besar kasus, satu dosis tunggal dari penisilin G sudah cukup untuk menyembuhkan infeksi sifilis pada tahap awal hingga tahap sekunder.
- Tahap Primer dan Sekunder: Pengobatan dengan satu dosis penisilin G biasanya efektif untuk menyembuhkan sifilis pada tahap ini. Biasanya, dosis diberikan secara intramuskular (dalam otot) di klinik atau rumah sakit.
- Tahap Laten: Jika sifilis sudah berada pada tahap laten (infeksi tidak menunjukkan gejala tetapi bakteri masih ada di tubuh), pengobatan dengan penisilin G akan lebih panjang, biasanya diberikan dalam beberapa dosis untuk memastikan bakteri benar-benar dibasmi.
2. Alternatif untuk Pasien Alergi Penisilin
Bagi wanita yang alergi terhadap penisilin, dokter akan memberikan antibiotik alternatif, seperti doksisiklin atau tetrasiklin.
Pengobatan ini dapat efektif dalam mengobati sifilis pada tahap awal, tetapi penisilin tetap menjadi pilihan utama untuk pengobatan sifilis karena efektivitasnya yang lebih tinggi.
3. Pengobatan untuk Ibu Hamil
Ibu hamil yang terinfeksi sifilis sangat penting untuk segera mendapatkan pengobatan dengan penisilin.
Sifilis yang tidak diobati selama kehamilan bisa menular ke janin, menyebabkan sifilis kongenital, yang dapat mengakibatkan kelainan lahir, kelahiran prematur, atau bahkan kematian bayi.
Penisilin G tetap merupakan pengobatan yang aman dan paling efektif untuk ibu hamil.
Pencegahan Sifilis pada Wanita
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan dan infeksi sifilis pada wanita:
1. Menggunakan Kondom Secara Konsisten dan Benar
Kondom adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan sifilis dan penyakit menular seksual lainnya.
Penggunaan kondom lateks atau kondom poliuretan yang tepat selama hubungan seksual vaginal, anal, maupun oral dapat secara signifikan mengurangi risiko terinfeksi sifilis.
Meskipun sifilis dapat menular melalui kontak langsung dengan luka atau lesi pada kulit atau selaput lendir (misalnya, area genital atau mulut), kondom dapat melindungi area tubuh yang terpapar infeksi.
2. Menghindari Kontak Seksual dengan Pasangan yang Terinfeksi
Jika Anda atau pasangan Anda merasa berisiko tinggi atau memiliki gejala yang mencurigakan, sangat disarankan untuk menghindari hubungan seksual sampai pasangan Anda menjalani tes kesehatan seksual dan menerima pengobatan yang sesuai.
Sifilis sangat menular selama tahap primer (dengan munculnya luka pada area genital, anus, atau mulut) dan tahap sekunder (dengan munculnya ruam kulit dan lesi lainnya).
3. Tes Rutin Penyakit Menular Seksual (PMS)
Wanita yang aktif secara seksual, terutama yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, disarankan untuk menjalani tes PMS secara rutin.
Tes sifilis adalah bagian dari pemeriksaan medis yang umum dan sangat penting dalam mendeteksi infeksi yang mungkin tidak menunjukkan gejala, terutama pada tahap awal atau laten.
4. Komunikasi Terbuka dengan Pasangan Seksual
Salah satu langkah pencegahan utama dalam menghindari sifilis adalah memiliki komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasangan seksual tentang kesehatan seksual dan status PMS masing-masing.
Hal ini sangat penting, karena banyak orang dengan sifilis tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, terutama pada tahap laten atau tanpa gejala.
5. Menghindari Penggunaan Jarum Suntik yang Digunakan Bersama
Sifilis dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi. Oleh karena itu, penggunaan jarum suntik yang digunakan bersama misalnya, untuk penyalahgunaan narkoba dapat meningkatkan risiko terinfeksi sifilis serta penyakit menular darah lainnya, seperti HIV.
Jika Anda menggunakan obat terlarang, sebaiknya hindari berbagi jarum atau alat suntik dengan orang lain.
6. Perawatan dan Pengobatan Cepat Jika Terinfeksi
Jika Anda terinfeksi sifilis, segera melakukan pengobatan dengan antibiotik yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi dan komplikasi serius.
Penisilin G adalah antibiotik yang paling efektif untuk mengobati sifilis pada semua tahap, termasuk untuk wanita hamil.
Jika Anda terdiagnosis sifilis, pastikan pasangan seksual Anda juga menerima pengobatan untuk mencegah penularan kembali.
7. Vaksinasi dan Pencegahan Infeksi Lainnya
Meskipun tidak ada vaksin untuk sifilis, beberapa vaksin untuk penyakit menular seksual lainnya, seperti HPV (Human Papillomavirus) dan hepatitis B, dapat mengurangi risiko infeksi.
Vaksinasi ini bisa memberikan perlindungan terhadap beberapa penyakit yang dapat berdampak pada kesehatan reproduksi wanita.
Kesehatan Wanita Prioritas Kami, Atasi Sifilis Secara Tepat di Klinik Utama Pandawa
Jika Anda mencurigai adanya gejala sifilis atau baru saja terpapar, jangan tunggu hingga masalah kesehatan semakin parah.
Di Klinik Utama Pandawa, kami siap memberikan perawatan medis yang komprehensif dan profesional untuk mengatasi sifilis pada wanita.
Dengan dokter berpengalaman dan fasilitas medis yang modern, kami memastikan Anda mendapatkan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Jangan biarkan sifilis mengganggu kesehatan Anda lebih lama. Segera kunjungi Klinik Utama Pandawa untuk konsultasi dan perawatan yang aman dan efektif.
Kami berkomitmen untuk menjaga kesehatan Anda dengan penuh perhatian, sehingga Anda dapat pulih dengan cepat dan menjalani hidup sehat kembali. Kepercayaan Anda adalah prioritas kami, dan kami siap membantu Anda setiap langkah dalam perjalanan menuju kesembuhan.

Related Blogs

- April 28, 2025
Jengger Ayam pada Wanita: Penyebab, Gejala,.
Jengger ayam pada wanita adalah kondisi medis yang jarang terjadi namun bisa cukup mengganggu. Kondisi ini biasanya merujuk pada munculnya.
Read More
- May 15, 2025
Ulkus Mole: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Ulkus mole adalah suatu kondisi medis yang terjadi pada kulit, di mana terbentuk luka atau borok pada area yang terkena..
Read More