Apa itu STD? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Dunia kesehatan sering kali dihantui oleh ancaman yang tak terlihat, salah satunya adalah STD (Sexually Transmitted Disease) atau dalam bahasa Indonesia “Penyakit Menular Seksual”.

Ini adalah masalah kesehatan yang umum terjadi di seluruh dunia. 

Infeksi ini seringkali diselimuti oleh mitos dan pemahaman yang salah, mengakibatkan risiko potensial.

Apa itu STD?

STD adalah singkatan dari Sexually Transmitted Diseases, yang artinya adalah penyakit menular seksual.

Penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang aktif secara seksual dan melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. 

STD bisa menimbulkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan dan berdampak negatif pada kesehatan serta kualitas hidup seseorang.

Masih Tabu Dibahas, Inilah Penyakit Menular Seksual (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Tingkat Penyebaran STD

Sexually Transmitted Disease benar-benar hal yang sangat umum terjadi di dunia. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari satu juta orang mengalami PMS setiap hari di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi dan pencegahan.

Artikel Lainnya: 4 Cerita STD Teratas | Sifilis – Klinik Pandawa

Bagaimana STD Menyebar?

STD umumnya menyebar melalui kontak seksual dengan orang yang sudah terinfeksi. Ini bisa terjadi melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral. 

Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit ini, tetapi faktanya tidak sepenuhnya melindungi Anda.

Penyebab STD

Terdapat berbagai penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS), yang umumnya tersebar melalui kontak seksual. Berikut adalah beberapa penyebab umum PMS:

1. Hubungan Seksual Tanpa Perlindungan 

Salah satu penyebab utama PMS adalah berhubungan seksual tanpa kondom atau pelindung lainnya dengan seseorang yang terinfeksi PMS. Ini meningkatkan risiko penularan PMS.

2. Berganti-Ganti Pasangan Seksual 

Berganti-ganti pasangan seksual atau memiliki banyak pasangan seksual secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terinfeksi PMS. Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko penularan.

3. Kontak dengan Darah Terinfeksi 

Beberapa PMS, seperti HIV, dapat menyebar melalui darah terinfeksi. Berbagi jarum suntik atau peralatan tajam lainnya dengan seseorang yang terinfeksi dapat menyebabkan penularan.

4. Kontak dengan Cairan Tubuh Terinfeksi 

Cairan tubuh seperti sperma, cairan vagina, atau cairan anus dari orang yang terinfeksi PMS juga dapat mengandung patogen penyebab PMS. Kontak dengan cairan-cairan ini dapat menyebabkan penularan PMS.

5. Ibu ke Anak  

Beberapa PMS, seperti sifilis atau HIV, dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayi saat hamil, persalinan, atau menyusui. Ini dikenal sebagai penularan vertikal.

6. Perilaku Berisiko 

Perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba suntik, alkohol berlebihan, atau berhubungan seks tanpa perlindungan adalah faktor risiko yang signifikan dalam penyebaran PMS.

Baca Juga: Penyakit Menular Seksual Gonore

Gejala STD

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau STD dapat menunjukkan berbagai gejala yang berbeda-beda tergantung pada jenis PMS yang terinfeksi. 

Berikut adalah beberapa gejala umum yang sering terkait dengan PMS:

1. Nyeri atau Sensasi Terbakar saat Buang Air Kecil 

Gejala ini seringkali terkait dengan infeksi saluran kemih yang dapat disebabkan oleh PMS seperti gonore atau klamidia.

2. Ruam atau Perubahan Kulit di Area Genital 

Beberapa penyakit, seperti herpes genital, dapat menyebabkan ruam atau luka di sekitar area genital.

3. Nyeri atau Sakit Perut  

Infeksi STD tertentu dapat menyebabkan nyeri perut atau panggul, terutama pada wanita. Hal ini bisa menjadi tanda adanya penyakit radang panggul (PID).

4. Cairan yang Tidak Biasa dari Alat Kelamin

Perubahan dalam warna, bau, atau jumlah cairan dari alat kelamin bisa menjadi tanda adanya PMS.

5. Sakit Kepala, Demam, atau Kelelahan yang Tidak Biasa 

Beberapa PMS, seperti HIV, dapat menyebabkan gejala umum seperti sakit kepala, demam, atau kelelahan yang tidak biasa.

6. Bengkak atau Nyeri pada Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening yang membengkak atau nyeri bisa menjadi tanda adanya infeksi penyakit menular seksual.

7. Nyeri selama Hubungan Seksual 

Nyeri saat berhubungan seksual dapat terjadi pada wanita dengan sexually transmitted disease seperti endometriosis atau sifilis.

8. Sakit Tenggorokan atau Batuk-Batuk yang Berkepanjangan

Ini dapat menjadi gejala STD seperti sifilis atau infeksi tenggorokan terkait dengan HIV.

9. Perubahan dalam Menstruasi  

Perubahan dalam siklus menstruasi, seperti menstruasi yang lebih berat atau tidak teratur, dapat terkait dengan PMS tertentu.

Jenis-jenis STD

Sexually Transmitted Disease merupakan kelompok penyakit yang beragam dan memiliki berbagai jenis. Berikut adalah beberapa jenis PMS yang umum ditemukan:

1. Gonore (Kencing Nanah)

Penyakit  ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dan dapat memengaruhi area genital, tenggorokan, dan anus.

Gejala umum gonore meliputi nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau dari alat kelamin, dan nyeri perut.

2. Klamidia  

Infeksi klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Gejala klamidia bisa mirip dengan gonore dan mencakup nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari alat kelamin, dan nyeri perut rendah. Namun, banyak kasus klamidia tidak menunjukkan gejala.

3. Herpes Genital 

Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Gejalanya meliputi ruam, luka, atau lecet yang nyeri di sekitar area genital atau mulut. Herpes genital dapat kambuh secara berkala.

4. Sifilis 

Penyebab infeksi ini adalah bakteri Treponema pallidum. PMS ini memiliki empat tahap, dan gejala awalnya dapat mirip dengan flu, luka di area genital atau mulut, serta ruam pada kulit.

Sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan dapat berdampak serius pada organ dalam.

5. HIV/AIDS 

Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). 

Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh, membuatnya rentan terhadap infeksi lainnya. Gejala awal HIV mungkin tidak jelas, tetapi tanpa pengobatan, dapat berkembang menjadi AIDS.

6. HPV (Human Papillomavirus)  

HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil genital dan meningkatkan risiko kanker serviks. 

Beberapa jenis HPV memiliki gejala seperti kutil genital, sementara yang lain tidak menunjukkan gejala.

7. Hepatitis B dan C

Hepatitis B dan C adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Gejala awalnya bisa mirip flu, tetapi jika tidak mendapatkan pengobatan, dapat menyebabkan masalah hati yang serius.

8. Trichomoniasis

Infeksi parasit Trichomonas vaginalis menyebabkan trichomoniasis. Gejala meliputi gatal-gatal, bau yang tidak biasa pada cairan vagina, dan nyeri saat berhubungan seksual.

Baca Juga: Masa Inkubasi Penyakit Sifilis dan Tahap Perkembangannya

Pencegahan STD

Untuk mencegah PMS, ada beberapa tindakan yang dapat Anda ambil:

1. Gunakan Kondom dengan Benar 

Penggunaan kondom yang benar selama setiap hubungan seksual dapat membantu melindungi Anda dari PMS.

2. Batasilah Jumlah Pasangan Seksual Anda 

Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko Anda terinfeksi PMS. Menjaga hubungan monogami dapat membantu mengurangi risiko ini.

3. Tes Teratur  

Jika Anda aktif secara seksual, lakukan tes PMS secara teratur, terutama jika Anda memiliki pasangan seksual baru.

Baca Juga: Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual (PMS) di Klinik Pandawa

Pengobatan STD

Pengobatan untuk Penyakit Menular Seksual (PMS) dapat bervariasi tergantung pada jenis PMS dan tingkat keparahan infeksi. 

Namun, penting untuk mengetahui bahwa sebagian besar PMS dapat diobati jika didiagnosis secara dini dan diobati dengan tepat oleh profesional medis. 

Berikut adalah beberapa metode pengobatan umum untuk PMS:

1. Antibiotik 

Banyak PMS yang disebabkan oleh bakteri, seperti gonore dan klamidia, dapat diobati dengan antibiotik. 

Penting untuk mengikuti resep dan menyelesaikan seluruh kursus antibiotik yang telah dokter resepkan, bahkan jika gejalanya telah hilang.

2. Antivirus  

STD seperti herpes genital dapat terobati dengan obat antivirus. Obat ini dapat membantu mengurangi gejala, mencegah kambuhnya penyakit, dan mengurangi risiko penularan kepada pasangan seksual.

3. Vaksinasi  

tersedia untuk beberapa jenis PMS, seperti vaksin HPV yang melindungi dari infeksi virus papiloma manusia yang dapat menyebabkan kanker serviks. Vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi dan kanker yang terkait.

4. Terapi Antiretroviral (ART)

Untuk HIV/AIDS, terapi antiretroviral adalah pengobatan utama. ART dapat membantu menahan perkembangan HIV, menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat, dan memperpanjang hidup pasien.

5. Operasi atau Prosedur Medis

Beberapa kasus HPV yang menyebabkan kutil genital dapat memerlukan prosedur medis untuk mengangkat kutil tersebut.

Silahkan konsultasi dokter kelamin secara online dan gratis di bawah ini (Rahasia Terjamin):

Kapan Harus ke Dokter?

jika Anda mengalami gejala atau memiliki kekhawatiran terkait PMS atau STD, tentu saja Anda harus mengunjungi klinik kulit dan kelamin Jakarta yang terbaik, yaitu Klinik Utama Pandawa.

Mengapa? Karena Klinik Utama Pandawa memiliki klinik gonore Jakarta, klinik sifilis Jakarta, dan klinik kutil kelamin Jakarta yang terbaik.

Klinik Utama Pandawa biasanya memiliki tenaga medis yang berpengalaman dan terlatih dalam mengidentifikasi, mendiagnosis, dan mengobati PMS. 

Mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat mumpuni untuk menangani berbagai jenis PMS.

Klinik kami memiliki dengan peralatan medis dan teknologi terbaru yang dapat membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan PMS. Ini memungkinkan penanganan yang lebih efisien dan akurat.

Untuk berkonsultasi online dengan dokter secara gratis, Anda bisa klik link di bawah ini.

Referensi:

Share: