Search
Close this search box.

Gonore (Kencing Nanah) – Gejala, Pengobatan, dan Penyebab

Ada banyak penyakit menular seksual yang kerap terjadi pada manusia, dan salah satunya adalah gonore atau gonorrhea (kencing nanah).

Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi bakteri di bagian tubuh tertentu, terutama alat kelamin. Untuk lebih jelas mengenai penyakit tersebut, silakan simak pembahasan berikut ini.

Apa Itu Gonore?

Seperti sudah disinggung sebelumnya, kencing nanah atau gonore adalah penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, yakni Neisseria Gonorrhoeae. Penyakit ini bisa menular dengan cepat terutama melalui hubungan seksual, baik itu oral, anal, maupun vaginal.

Selain itu, kencing nanah juga kerap terjadi ketika seseorang memakai mainan seks yang telah terkontaminasi bakteri tersebut atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom. Bahkan, seorang ibu yang terinfeksi kemungkinan besar dapat menularkan ke janin.

Pada umumnya, bayi yang sudah terserang penyakit ini akan mengalami masalah pada penglihatan. Apabila itu terjadi, maka penyakit gonore pada bayi harus segera mendapatkan perawatan sebelum mengalami gejala yang lebih parah.

Gonorrhea tidak bisa sembuh dengan sendirinya, melainkan harus melalui pemeriksaan dan pengobatan dari dokter kelamin sedini mungkin. Meskipun pria dan wanita sama-sama berpotensi terjangkit, namun data membuktikan bahwa pria memiliki persentase lebih tinggi.

Artikel Lainnya: Tanda Gonore Parah pada Pria dan Wanita

Penyebab Gonore atau Kencing Nanah

Secara umum, penyakit ini memang disebabkan karena infeksi bakteri Neisseria Gonorrhoeae. Bakteri tersebut kerap ditemui di bagian kelamin seperti alat vital penderitanya. Inilah sebabnya gonorrhea sangat mudah menular saat berhubungan seksual.

Hubungan seksual yang dimaksud ini bisa berupa oral, vaginal, dan anal. Beberapa orang juga mempercayai bahwa penyakit ini juga bisa menular melalui ciuman. Akan tetapi, sampai sekarang hal tersebut masih belum bisa dipastikan.

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Gejala Gonore

Di beberapa kasus tertentu, gejala kencing nanah memang kerap tidak dirasakan oleh penderitanya. Itulah kenapa banyak pengidap yang tidak mengetahui bahwa sebenarnya orang tersebut sudah terjangkit penyakit gonorrhea. Meski begitu, sebenarnya gejala ini masih tetap bisa dilihat.

Gejala Gonore pada Pria

Salah satu gejala yang mungkin akan cukup terasa pada pria adalah munculnya rasa perih atau sensasi terbakar ketika buang air kecil. Meskipun gejala ini juga masih memungkinkan merupakan tanda dari penyakit lain, namun penderita harus tetap waspada.

Biasanya gejala yang terjadi pada pria akan mulai terlihat mulai hari kedua hingga ketujuh setelah infeksi bakteri. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa gejala gonorrhea akan muncul lebih lama bahkan hingga 30 hari.

Gejala yang berikutnya adalah munculnya cairan kuning atau hijau seperti nanah yang muncul dari bagian penis. Oleh karena itu, penyakit ini kerap juga disebut dengan istilah kencing nanah. Biasanya cairan tersebut akan memiliki bau khusus meskipun sering tidak berbau.

Terakhir, pria yang terjangkit gonorrhea juga akan merasakan pembengkakan atau rasa nyeri pada bagian testis. Apabila ketiga gejala ini sudah mulai dirasakan, maka langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah segera memeriksakan ke dokter.

Setelah menjalani pengobatan, infeksi bakteri mungkin masih akan bertahan selama beberapa hari sehingga penderita disarankan tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu. Untuk kasus tertentu, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan di bagian testis maupun uretra meskipun tergolong jarang.

Gejala Gonore pada Wanita

Kemunculan gejala pada wanita bisa dibilang cukup sulit dikenali karena beberapa hampir mirip dengan infeksi penyakit lainnya. Bahkan, sekitar 80% penderita wanita tidak mengalami gejala apapun yang dirasakan.

Meski begitu, sama halnya seperti pria, gejala yang muncul pada wanita juga kerap bisa dirasakan. Sebagai contoh, penderita juga akan merasakan rasa nyeri seperti terbakar ketika melakukan buang air kecil. Hal ini bisa berlangsung beberapa kali atau selalu apabila sudah cukup parah.

Selain itu, wanita juga akan mengalami gejala peningkatan keputihan. Selanjutnya, pendarahan di area vagina juga akan kerap dialami. Terakhir, akan muncul cairan kental berwarna kuning yang keluar dari bagian vagina.

Gejala Gonore di Area Tubuh Lain

Gejala-gejala di atas adalah yang umum terjadi pada alat kelamin manusia. Namun, selain itu masih ada gejala di bagian lain yang mungkin muncul tergantung dari penularannya, apakah itu melalui oral ataupun dubur.

Apabila bakteri menyerang di bagian dubur, maka penderita akan merasakan beberapa gejala tertentu. Gejala tersebut antara lain merasa gatal di sekitar dubur, terjadi pendarahan, timbul rasa sakit atau nyeri, dan sensasi gerakan usus yang menyakitkan.

Sementara itu, jika infeksi bakteri terjadi di area mulut karena melakukan hubungan seksual melalui oral, gejala yang muncul adalah rasa sakit pada bagian tenggorokan. Bukan hanya itu saja, penderita juga akan mengalami peradangan tenggorokan hingga pembengkakan kelenjar getah bening.

Tak hanya itu, penyakit ini juga kerap menimbulkan gejala tertentu di bagian mata dan persendian. Beberapa hal yang sering dialami adalah sensitif akan cahaya, muncul cairan seperti nanah dari mata, hingga mata sakit.

Di sisi lain, apabila penyakit sudah menyerang persendian, penderita akan merasakan nyeri atau bengkak di bagian tertentu. Untuk kasus lain seperti gejala pada bayi, hal yang paling sering terjadi adalah mata merah, bengkak, dan mengeluarkan cairan kuning seperti nanah.

Faktor Risiko Gonore

Ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang lebih besar kemungkinan terkena penyakit gonorrhea. Pertama adalah perempuan di bawah usia 25 tahun yang aktif berhubungan seksual. Selanjutnya, pria yang berhubungan sesama jenis juga memiliki risiko jauh lebih besar.

Selain itu, seseorang yang sering berganti-ganti pasangan seksual cenderung lebih berisiko terserang penyakit kencing nanah. Hal ini juga berlaku apabila orang tersebut memiliki pasangan seksual yang mempunyai banyak pasangan seksual lainnya.

Terakhir, orang yang berpotensi lebih tinggi terkena penyakit ini adalah ketika pernah mengalami gonorrhea atau penyakit menular seksual lainnya seperti sifilis. Jadi, pada umumnya orang yang tidak menjaga hubungan seksual dengan baik adalah yang paling berisiko terhadap penyakit ini.

Baca Juga: 6 Obat Gonore agar Cepat Sembuh & Perawatan

Diagnosis Gonore

Tes Darah Untuk Diagnosis Gonore
Tes Darah untuk Diagnosis Gonore

Mengingat terkadang gejala penyakit ini tidak disadari oleh penderitanya, maka ada beberapa diagnosis yang perlu dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan apakah orang tersebut benar-benar menderita kencing nanah atau penyakit lain.

Diagnosis yang pertama dan paling sering dilakukan adalah dengan mengetes urine penderita. Dengan melakukan tes urine, maka dokter dapat mengidentifikasi apakah ada serangan bakteri di bagian uretra dari pengidapnya.

Selanjutnya, dokter juga kerap melakukan tes darah. Jika tes urine dilakukan untuk mengetahui apakah ada serangan bakteri di uretra, tes darah memiliki tujuan lebih dari itu, yakni memastikan apakah infeksi sudah sampai menyebar ke peredaran darah.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, biasanya akan dilakukan diagnosis tambahan seperti memeriksa sampel cairan. Tes ini dilakukan dengan cara menyeka bagian tertentu seperti dubur, tenggorokan, penis, atau vagina.

Sementara itu, untuk proses diagnosis pada wanita saat ini sudah tergolong lebih mudah. Hal tersebut dikarenakan sudah terdapat alat tes untuk mengambil sampel dan bisa dilakukan di rumah. Setelah itu, sampel tersebut akan dikirimkan ke lab khusus guna menjalani pengujian. Kunjungi Klinik Gonore untuk diagnosis terbaik.

Pengobatan Gonore

Karena termasuk salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, maka penyakit kencing nanah bisa disembuhkan dengan menggunakan antibiotik. Pengobatan harus segera dilakukan setelah gejala mulai muncul karena jika dibiarkan dapat menimbulkan masalah serius.

Pasien yang terdiagnosa menderita gonorrhea akan diberikan resep antibiotik oleh dokter sesuai dengan kondisinya. Hal tersebut dikarenakan terdapat jenis tertentu yang mungkin sulit atau bahkan tidak dapat diobati menggunakan antibiotik.

Oleh karena itu, ada kemungkinan dokter akan memberikan dua macam antibiotik, yakni berbentuk pil dan injeksi atau suntik. Ada juga kondisi ketika pasien harus meminum satu pil obat tertentu ditambah pil lain selama beberapa hari. Semua itu tergantung dari diagnosis dokter.

Selama menjalani pengobatan, maka pasien gonore tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual. Selain itu, pasangan seksual sebelumnya juga harus dilakukan perawatan untuk menghindari penularan bolak-balik atau ke orang lain.

Untuk mempercepat proses penyembuhan, sebaiknya penderita meminum obat sesuai dengan petunjuk dokter. Meskipun gejala sudah mulai menghilang, namun infeksi pada umumnya masih ada di dalam tubuh sehingga antibiotik yang diberikan harus diminum sampai habis.

Sebagai catatan, jangan pernah untuk berbagi obat kepada orang lain meskipun itu pasangan yang sama-sama dirawat. Dokter telah memberikan dosis obat sesuai kondisi masing-masing pasien. Jika dosis tersebut dilanggar, maka proses penyembuhan bisa menjadi tidak efektif.

Jika masa pengobatan sudah selesai, lakukan tes lagi setelah tiga bulan guna memastikan apakah bakteri atau penyakit sudah benar-benar hilang. Selama masa tersebut, pasien belum diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk apapun.

Kunjungi Klinik Gonore Jakarta untuk pengobatan gonore hingga sembuh. Klinik di dukung dokter spesialis yang berpengalaman dan fasilitas yang lengkap.

Baca Juga: Anus Gatal? Awas Pertanda Penyakit Gonore – Klinik Pandawa

Komplikasi Gonore

Apabila tidak segera diobati dengan tepat, maka kemungkinan akan terjadi komplikasi yang serius. Untuk penderita wanita, komplikasi yang terjadi bisa menyebabkan infertilitas. Gonore bisa menyebar ke aluran tuba dan rahim hingga menyebabkan radang panggul.

Infertilitas ini juga bisa terjadi pada pria. Ketika kondisi sudah mulai parah, maka gonore akan mengakibatkan peradangan pada bagian epididimis tubuh. Jika tidak segera ditangani, maka hal tersebut akan membuat pasien mengalami infertilitas.

Selanjutnya, komplikasi gonorrhea juga bisa menyebabkan infeksi pada tubuh bahkan ke peredaran darah. Apabila hal tersebut dibiarkan terlalu lama, bukan tidak mungkin infeksi akan menjalar ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan masalah serius.

Risiko terkena HIV/AIDS juga akan jauh lebih tinggi pada seseorang yang mengalami komplikasi kencing nanah. Penyakit ini akan membuat penderitanya lebih rentang terkena infeksi virus penyebab AIDS. Oleh karena itu, pengidap penyakit ini lebih mudah menularkan ke pasangannya.

Sedangkan yang terakhir adalah komplikasi yang terjadi pada bayi. Di bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa penyakit ini juga bisa menular dari ibu hamil ke anaknya atau janin. Bayi yang sudah tertular bisa mengalami risiko kebutaan, infeksi, dan luka di kepala.

Pencegahan Penyakit Gonore

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terkena penyakit gonorrhea. Yang pertama yakni selalu gunakan pengaman atau kondom ketika melakukan hubungan seksual. Hal ini dikarenakan potensi terbesar penularannya adalah melalui hubungan seksual.

Meski begitu, bisa dibilang cara ini hanya berfungsi untuk mengurangi risiko saja. Pasalnya, walaupun sudah menggunakan kondom, aktivitas hubungan seksual lainnya seperti oral atau kontak lainnya juga tetap berpotensi menularkan bakteri.

Kedua, langkah pencegahan terhadap penyakit ini adalah dengan membatasi pasangan seksual. Seseorang yang sering berganti-ganti pasangan seksual cenderung berpotensi lebih besar terkena kencing nanah dibandingkan orang lain.

Selanjutnya, sebelum melakukan hubungan seksual, akan lebih baik jika kedua pasangan menjalani tes terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada yang terjangkit bakteri. Setelah itu, bagikan hasil tes tersebut satu sama lain agar tidak menimbulkan risiko penularan.

Menghindari seks bebas juga bisa membantu mencegah terkena penyakit ini. Pasalnya, bisa jadi pasangan yang akan diajak berhubungan seksual ternyata sudah terinfeksi bakteri dan mengalami beberapa gejala seperti ruam atau rasa nyeri ketika buang air kecil.

Terakhir, disarankan juga untuk melakukan screening secara rutin di dokter kelamin terdekat. Screening ini idealnya dilakukan setiap satu tahun untuk membantu mengurangi risiko. Apabila hasil menunjukkan kondisi bagus, maka hubungan seksual dengan pasangan bisa dilakukan.

Baca Juga: Berapa Biaya Suntik Gonore dan Konsultasinya?

Apakah Kencing Nanah Bisa Sembuh Sendiri?

Salah satu hal yang kerap ditanyakan terkait dengan penyakit ini adalah apakah bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Pasalnya, beberapa penderita memang kerap tidak mengalami gejala apapun. Akan tetapi, apakah benar penyakit ini bisa sembuh sendiri? Jawabannya adalah tidak.

Gonore merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Artinya, apabila dibiarkan, bakteri tersebut akan terus bertumbuh dan kemungkinan dapat menyebabkan kondisi semakin parah hingga terjadi komplikasi serius.

Jadi, apabila seseorang sudah mengalami gejala-gejala awal seperti rasa sakit ketika buang air kecil, maka sebaiknya langsung periksakan ke dokter. Dengan begitu, gejala ini dapat langsung segera diobati sebelum menjadi lebih parah.

Selain itu, ada juga isu yang mengabarkan jika penyakit ini bisa disembuhkan dengan obat tradisional. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini masih belum ada obat tradisional yang terbukti bisa mengobati gonorrhea. Kalaupun ada, mungkin itu hanya akan membantu mengurangi gejalanya saja.

Pengobatan harus dilakukan dengan pendampingan dokter. Setelah melakukan diagnosis kepada pasien, maka dokter akan memberikan antibiotik dengan dosis tertentu sesuai kondisi. Bahkan, ketika pengobatan selesai, pasien juga harus melakukan beberapa tes darah lagi secara rutin.

Baca Juga: Awas, Bengkak di Kelenjar Getah Bening Bisa Disebabkan Oleh Infeksi Gonore

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Kelamin?

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka waktu yang paling tepat untuk datang ke dokter spesialis kelamin adalah ketika mulai mengalami gejala-gejala tertentu. Gejala ini bisa berupa munculnya sensasi terbakar ketika buang air kecil atau alat kelamin yang mengeluarkan nanah.

Selain itu, konsultasi dengan dokter juga harus dilakukan apabila pasangan telah didiagnosis menderita penyakit tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak ada penularan bolak-balik. Biasanya dokter akan menyarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu sampai benar-benar sembuh.

Ketika gonore tidak segera diobati atau dikonsultasikan ke dokter, maka dikhawatirkan hal tersebut bisa menyebabkan kondisi yang semakin parah. Pada wanita, penyakit ini bisa menyebabkan radang panggul dan merusak bagian tuba falopi, yakni saluran penghubung ovarium dan rahim.

Sementara itu, jika kencing nanah tidak diobati pada pria, maka dikhawatirkan akan menyebabkan epididimis atau rasa sakit di bagian testis. Apabila hal tersebut terjadi, maka risiko paling parah yang akan dialami adalah ketidaksuburan.

Jadi, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah datang ke dokter spesialis kulit dan kelamin secepat mungkin. Anda bisa kunjungi Klinik Kelamin Jakarta yang menyediakan layanan diagnosis terhadap penyakit ini, salah satunya adalah Klinik Kulit dan Kelamin Pandawa.

Konsultasi dokter online secara gratis sekarang dengan dokter spesialis kami, dokter kami siap melayani Anda.

Referensi:

Share: