Klamidia: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
- May 10, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang paling umum terjadi di seluruh dunia, namun sering kali tidak disadari oleh penderitanya karena gejalanya yang ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan dapat menyerang pria maupun wanita, terutama mereka yang aktif secara seksual tanpa perlindungan.
Meskipun tampak sepele, klamidia dapat menimbulkan komplikasi serius seperti infertilitas, radang panggul, hingga infeksi pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi.
Klamidia menjadi ancaman tersembunyi dalam kesehatan reproduksi karena sifatnya yang “diam-diam menyerang”. Oleh karena itu, edukasi dan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan rutin serta penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom sangat diperlukan.
Apa Itu Klamidia
Klamidia adalah infeksi bakteri yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual vaginal, oral, atau anal dengan seseorang yang sudah terinfeksi.
Infeksi ini dapat menyerang beberapa area tubuh, termasuk leher rahim, uretra, rektum, tenggorokan, dan bahkan mata.
Yang membuat klamidia berbahaya adalah kenyataan bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya, karena gejalanya sering tidak terasa atau sangat ringan.
Tanpa pengobatan, infeksi ini bisa menyebar dan menyebabkan komplikasi serius, terutama pada sistem reproduksi wanita.
Baca Juga: Waspadai! Anal Seks Berisiko Terkena Penyakit Menular Seksual
Gejala Klamidia
ketika gejala mulai timbul, tanda-tandanya dapat berbeda tergantung pada jenis kelamin dan lokasi infeksi.
Gejala pada Wanita:
- Keputihan yang tidak normal, biasanya disertai bau tidak sedap atau perubahan warna.
- Sensasi nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
- Rasa sakit saat melakukan hubungan seksual (dispareunia).
- Perdarahan di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seksual.
- Nyeri di daerah panggul atau perut bagian bawah.
Gejala pada Pria:
- Keluarnya cairan abnormal dari uretra (biasanya berwarna putih, kuning, atau keruh).
- Nyeri atau rasa terbakar ketika buang air kecil.
- Rasa tidak nyaman atau nyeri pada salah satu atau kedua testis (epididimitis), meskipun hal ini jarang terjadi.
Baca Juga: Klamidia Bisa Terjadi pada Pria: Ini Tanda-tandanya!
Penyebab dan Cara Penularan Klamidia
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penularan utamanya terjadi melalui:
- Hubungan seksual tanpa kondom, baik vaginal, anal, maupun oral.
- Kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti sperma, cairan vagina, atau darah.
- Penularan dari ibu ke bayi saat proses persalinan, yang bisa menyebabkan infeksi mata atau paru-paru pada bayi.
Klamidia tidak ditularkan melalui sentuhan biasa, toilet umum, kolam renang, atau berbagi peralatan makan.
Dampak dan Komplikasi Jika Tidak Diobati
Klamidia yang tidak ditangani bisa berkembang menjadi masalah kesehatan jangka panjang, terutama pada wanita. Komplikasi yang dapat terjadi meliputi:
Wanita:
- Penyakit Radang Panggul (PID): Infeksi serius pada organ reproduksi yang bisa menyebabkan nyeri kronis, kehamilan ektopik, dan infertilitas.
- Infertilitas: Kerusakan pada tuba falopi akibat infeksi yang berulang.
- Kehamilan berisiko tinggi: Termasuk keguguran atau bayi lahir prematur.
Pria:
- Epididimitis: Peradangan pada saluran sperma, menyebabkan nyeri testis dan kemungkinan infertilitas.
- Infeksi uretra berulang
Bayi:
- Infeksi paru-paru (pneumonia)
- Konjungtivitis (infeksi mata yang serius)
Diagnosis Klamidia
Diagnosis klamidia bisa dilakukan melalui beberapa metode:
- Tes urine: Untuk mendeteksi bakteri pada pria dan wanita.
- Swab serviks: Untuk wanita, diambil selama pemeriksaan panggul.
- Swab uretra atau tenggorokan: Jika infeksi diduga terjadi di saluran kemih atau mulut.
- Swab rektum atau mata, tergantung lokasi infeksi.
Pencegahan Klamidia
Ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terinfeksi klamidia:
1. Gunakan kondom
Menggunakan kondom yang tepat setiap kali berhubungan seks dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini dan penyakit menular seksual lainnya.
2. Tes kesehatan secara rutin
Jika Anda aktif secara seksual, terutama jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan, melakukan tes kesehatan secara teratur sangat dianjurkan.
3. Beri tahu pasangan Anda
Jika Anda terdiagnosis dengan klamidia, penting untuk memberi tahu pasangan seksual Anda sehingga mereka juga bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan.
4. Monogami
Memiliki satu pasangan seksual yang setia dapat mengurangi risiko terkena klamidia.
5. Hindari berhubungan seks saat sedang terinfeksi
Jika Anda atau pasangan Anda sedang menjalani pengobatan untuk klamidia, hindari hubungan seksual hingga pengobatan selesai.
Pengobatan Klamidia Tepat di Klinik Utama Pandawa
Klinik Utama Pandawa menawarkan penanganan klamidia yang komprehensif dan tuntas dengan layanan medis terbaik.
Pasien akan menjalani pemeriksaan awal yang akurat untuk memastikan diagnosis, diikuti dengan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi infeksi secara efektif.
Tim medis dan spesialis penyakit kelamin berpengalaman di Klinik Utama Pandawa memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan aman, serta memberikan edukasi tentang pencegahan agar infeksi tidak berulang.
Dengan penanganan yang tepat, Klinik Utama Pandawa berkomitmen untuk membantu pasien pulih sepenuhnya dan menjalani kehidupan seksual yang lebih sehat.

Refrensi
- World Health Organization (WHO) 2025 Chlamydia.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2025 Extragenital Chlamydia and Gonorrhea
Related Blogs

- April 21, 2025
Gonore: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
Pengobatan gonore menjadi langkah penting dan krusial untuk menghentikan penyebaran penyakit menular seksual ini. Gonore, atau dikenal juga sebagai kencing.
Read More
- June 9, 2025
Ingin Mencoba Threesome? Ini Risiko yang.
Threesome merupakan salah satu bentuk eksplorasi seksual yang melibatkan tiga orang dalam satu aktivitas intim. Bagi sebagian orang, praktik ini.
Read More