Infeksi Klamidia: Gejala, Penyebab & Pengobatan | Klinik Pandawa

Anda pernah mendengar infeksi klamidia? Dibanding dengan penyakit raja singa, sipilis atau herpes, seperti lebih sering terdengar dan familiar di telinga. Namun, berbeda dengan penyakit klamidia, yang masih sangat jarang terdengar.

Penyakit klamidia memang satu golongan dengan penyakit yang disebutkan di atas dan termasuk pada rombongan infeksi menular seksual yang berbahaya. Baik pria dan wanita yang sudah aktif secara seksual bisa saling menularkan, bahkan pada ibu hamil bisa membahayakan kesehatan sang janin dalam kandungan.

Rata-rata penyakit infeksi menular seksual memang berbahaya bila terlambat penanganan. Untuk itu, sahabat pandawa perlu tahu lebih banyak seputar penyakit klamidia dan infeksi menular seksual lainnya.

Apa itu Klamidia?

Klamidia adalah sebuah kondisi infeksi kelamin akibat bakteri yang bernama Chlamydia Trachomatis. Bakteri Chlamydia dapat menginfeksi melalui leher rahim, saluran kencing, anus, serta tenggorokan. 

Sekitar dua pertiga infeksi ini banyak terjadi pada remaja tanggung hingga orang dewasa, mulai dari usia 15-24 tahun untuk wanita serta 20-24 pada pria. Silahkan tonton video Youtube tentang perkenalan Klamidia dibawah ini.

Terlebih, melansir dari data World Health Organization (WHO) diketahui 5 tahun belakangan ini masih ditemukan, kiranya ada 131 juta orang terinfeksi klamidia dengan usia rentan 15 hingga 49 tahun.

Beberapa menyebut klamidia sebagai ‘silent infection‘. Ini karena kebanyakan orang dengan infeksi ini tidak memiliki gejala atau temuan tanda fisik yang tidak normal. Studi menemukan bahwa proporsi orang dengan klamidia yang mengembangkan gejala bervariasi berdasarkan pengaturan dan metodologi studi. 

Dua studi pemodelan memperkirakan bahwa sekitar 10% pria dan 5-30% wanita dengan infeksi yang dikonfirmasi mengalami gejala. Masa inkubasi klamidia tidak jelas. Mengingat siklus replikasi organisme yang relatif lambat, gejala mungkin tidak muncul sampai beberapa minggu setelah paparan pada orang yang mengalami gejala.

Pada wanita, bakteri awalnya menginfeksi leher rahim. Hal ini dapat menyebabkan tanda dan gejala servisitis dan menginfeksi saluran kemih atau uretra. Sehingga wanita mudah mengalami gangguan kencing dan menyebabkan PID atau penyakit radang panggul yang mengakibatkan kesulitan dalam kehamilan. 

Sedangkan, pria dengan gejala biasanya mengalami uretritis, dengan munculnya cairan aneh berlendir atau encer dan kencing anyang-anyangan. Chlamydia dapat menginfeksi rektum atau anus pada pria dan wanita. 

Penyebab Klamidia

penyakit klamidia
Ilustrasi Penyakit Klamidia

Penyebab utama klamidia adalah infeksi bakteri bernama Chlamydia Trachomatis yang seperti disebutkan di atas. Tergolong dalam infeksi menular seksual, bakteri ini rentan menular melalui media cairan yang lembab seperti cairan kelamin, mulut, anus ataupun luka.

Bakteri klamidia tidak dapat hidup di suhu ruangan, sehingga tidak dapat menular melalui dudukan toilet, berbagi handuk, berpelukan, berenang, batuk dan bersin.

Selain dengan aktifitas seksual tanpa pengaman, berbagi alat seks juga berpotensi sebagai media penularan. Bahkan ibu hamil yang terinfeksi klamidia bisa membuat bayi ikut terinfeksi.

Karena kasus klamidia seringkali tidak bergejala, mudah untuk menyebarkan klamidia ke orang lain tanpa disadari. Anda butuh pemeriksaan mendalam untuk mengetahui tingkat keparahan infeksi klamidia.

Artikel Lainnya: Ciri-ciri Penyakit Klamidia yang Harus Kamu Ketahui

Faktor Risiko Klamidia

Apabila Anda memiliki faktor risiko atau faktor pendukung di bawah ini maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan klamidia di klinik spesialis kulit dan kelamin terdekat Anda.

Berikut faktor risiko klamidia:

  • pria dan wanita yang aktif secara seksual
  • tidak memakai pengaman
  • sering berganti pasangan seks
  • sesama jenis
  • berhubungan dengan seseorang tidak dikenal riwayat penyakit nya
  • memiliki riwayat infeksi menular seksual
  • imun lemah

Gejala Klamidia

Rata-rata infeksi klamidia ini sangat jarang meninggalkan ‘peringatan’ atau gejala yang signifikan. Biasanya gejala klamidia ini mirip dengan kondisi lain, sehingga membuat penderitanya terkecoh dan abai. Tak hanya itu, hal tersebut makin mudah menular dan seringnya sudah terlanjur parah ketika pertama kali melakukan pemeriksaan bersama dokter. 

Untuk itu, apabila sahabat pandawa menemukan keanehan atau tidak normal di area sensitif sebaiknya jangan tunggu parah untuk periksakan diri ke dokter.

Bagi kebanyakan orang, gejala klamidia muncul antara satu minggu dan tiga bulan setelah berhubungan seks tanpa kondom. Tapi, bisa memakan waktu lebih dari tiga bulan. 

Dokter membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk mempelajari lebih lanjut tentang infeksi saat mendiagnosisnya. 

Misalnya, dokter mungkin dapat mengetahui bahwa infeksi telah menyebar ke saluran tuba atau testis. Sehingga penting untuk melakukan tes infeksi menular seksual secara teratur, Bila Anda aktif secara seksual karena mungkin tanpa sadar telah terinfeksi.

Gejala klamidia pada pria

  • Keluar cairan tidak biasanya dari mr p;
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil; 
  • Nyeri dan bengkak satu atau kedua testis
  • Iritasi pada anus.

Gejala klamidia pada wanita

  • Keputihan yang tidak normal;
  • Disertai bau menyengat
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Sakit saat berhubungan seks
  • Rasa gatal pada miss v
  • Sering kencing
  • Miss v bengkak
  • Perdarahan di luar masa haid

Gejala klamidia pada organ lainnya 

  • Anal atau dubur. Rasa nyeri, ketidaknyamanan, sakit saat BAB, pendarahan, atau keluarnya cairan seperti lendir dari bokong.
  • Tenggorokan. Sakit tenggorokan, tetapi biasanya Anda tidak akan menyadari gejalanya bila bakteri ada di tenggorokan Anda.
  • Mata. Jika bakteri C. trachomatis sudah masuk dan menginfeksi mata maka bisa akibatkan mata kemerahan, nyeri, dan keluarnya cairan tidak normal.

Artikel Lainnya: Ancaman Besar Yaitu Infeksi Klamidia

Diagnosis Klamidia

Tes yang paling umum untuk mendiagnosis infeksi klamidia disebut Tes Amplifikasi Asam Nukleat (NAAT). 

Dokter spesialis Anda akan mengambil sampel cairan dengan melakukan swab vagina/serviks atau mengumpulkan sampel urin. Kemudian, mereka mengirimkan sampel ke laboratorium untuk memeriksa bakteri penyebab klamidia.

Karena sebagian besar kasus klamidia tidak menunjukkan gejala, penting untuk melakukan skrining klamidia meskipun Anda tidak melihat tanda-tanda infeksi. 

CDC merekomendasikan agar wanita yang aktif secara seksual atau orang yang berisiko tinggi terkena klamidia untuk rutin melakukan skrining secara teratur. 

Anda dianggap berisiko tinggi jika Anda:

  • Berusia di bawah 25 tahun.
  • Sedang hamil.
  • Punya pasangan baru.
  • Memiliki banyak mitra.
  • Pernah mengalami infeksi klamidia sebelumnya.

Klamidia bisa cepat disembuhkan apabila Anda cepat mendapat penanganan lebih dini. Pasalnya penyakit ini mampu memicu masalah kesehatan serius bila terlambat diketahui dan tak kunjung mendapatkan penanganan dengan tepat dan tuntas.

Komplikasi Klamidia

Infeksi bakteri Chlamydia yang tidak diobati dapat membahayakan kesehatan Anda. Buat janji temu dengan dokter spesialis kulit dan kelamin segera bila mencurigai gejala klamidia, dan lakukan pemeriksaan IMS secara teratur untuk menghindari komplikasi di kemudian hari.

Komplikasi Klamidia pada pria

  • Epididimitis. Infeksi peradangan pada saluran testis mengakibatkan bengkak, dan nyeri. 
  • Mengurangi kesuburan. Bakteri chlamydia mampu merusakan sel sperma, sehingga berdampak negatif pada kesuburan.
  • HIV/AIDS dan IMS lainnya

Komplikasi Klamidia pada wanita

Chlamydia yang tidak diobati dapat menyebabkan:

  • Penyakit radang panggul pada wanita. 
  • Memicu Infeksi lymphogranuloma venereum (LGV)
  • Bakteri klamidia mampu mengganggu kesuburan sebabkan kemandulan dan nyeri panggul kronis. 
  • kehamilan ektopik pada ibu hamil, atau bahkan lahir prematur
  • Ibu hamil yang terinfeksi klamidia bisa tularkan sang bayi saat lahir
  • Bayi akan mengalami gangguan kesehatan mata, jantung, pernapasan, dll
  • HIV/AIDS atau infeksi menular seksual lainnya.

Komplikasi klamidia dapat dicegah bila Anda cepat dan rutin melakukan skrining infeksi menular seksual serta melakukan pengobatan yang tepat dan tuntas. Ketahui juga tentang mitos klamidia.

Hal-hal yang tidak bisa menularkan klamidia

Ilustrasi Bakteri Klamidia

Dikenal sebagai klamidiasis, bakteri C. trachomatis ini merupakan bakteri Gram negatif yang hidup sebagai parasit obligat intraseluler yang mampu berpindah dan menular melalui aktivitas seksual.

Bakteri klamidia sendiri tidak dapat bertahan lama di suhu ruangan dan membutuhkan inang dan cairan untuk bertahan hidup serta berkembang.

Anda bisa saja tidak bisa terinfeksi klamidia dari:

  • Berciuman
  • Berbagi makanan atau minuman.
  • Berpelukan atau berpegangan tangan.
  • Dudukan toilet
  • Menghirup droplet setelah seseorang batuk atau bersin.

Namun perlu diketahui, bakteri kelamin masih bisa berpindah ketika Anda menggunakan atau berbagi sex toys yang kurang steril atau tidak dilapisi kondom lagi. 

Anda bisa pastikan lagi hal-hal apa yang tidak bisa menularkan klamidia saat berkonsultasi pada dokter spesialis kulit dan kelamin.

Baca Juga: Dampak Berbahaya Kalau Chalmydia atau Klamidia Tak Segera Diobati

Pengobatan Penyakit Klamidia

Pengobatan antibiotik untuk mengatasi klamidia tidak bisa didapatkan tanpa resep dokter. Untuk itu, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis dan hindari konsumsi obat luar karena ditakutkan tidak sesuai dengan kondisi tubuh dan akan memperparah keadaan.

Penyakit Klamidia dapat disembuhkan dengan obat antibiotik kurang lebih 7 hari hingga 14 hari. Namun, sebaiknya jangan berhenti minum obat apabila gejala sudah membaik.

Tetap tanyakan pada dokter Anda mengenai tindak lanjut apa yang diperlukan untuk memastikan infeksi hilang.

Untuk mendukung pengobatan klamidia, dokter akan memberi saran agar sementara menghindari aktivitas seksual guna menghindari terinfeksi ulang dan memastikan bahwa setiap pasangan seksual yang mungkin terinfeksi juga mendapatkan perawatan yang sama. 

Maka itu, ajak pasangan Anda menjalani pemeriksaan dan pengobatan apabila diketahui terindikasi memiliki penyakit klamidia karena tertular atau infeksi kelamin lainnya.

Selain itu, lakukan tes IMS lain seperti gonore, sipilis, herpes atau HIV/AIDS. Karena sangat penting untuk menerima pengobatan yang sesuai dengan penyebab infeksinya.

Obat Antibiotik dapat menghilangkan infeksi bakteri pada tubuh Anda, tetapi tidak dapat membalikkan kerusakan apa pun yang disebabkan oleh bakteri pada tubuh Anda sebelum pengobatan. 

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk Anda melakukan skrining klamidia secara teratur. Temui dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat ketika mencurigai atau pada tanda gejala pertama, dan segera mendapatkan penanganan bila diketahui Anda terinfeksi.

Cara Mencegah Penyakit Klamidia

Satu-satunya cara untuk menghindari terkena infeksi klamidia adalah dengan tidak melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang memiliki infeksi klamidia atau infeksi menular seksual. Dan pastikan sex toys Anda steril, tidak membawa bakteri, tetap lapisi dengan kondom dan hindari berbagi. 

Kemungkinan untuk mengetahui apakah pasangan saat ini atau calon pasangan menderita klamidia, susah-susah gampang, lantaran karena banyak orang dengan klamidia tidak pernah menyadari gejalanya.

Maka itu, untuk mempertimbangkan pencegahan selalu, yaitu dengan melakukan praktek seks yang lebih aman seperti contoh di bawah ini

  • Gunakan kondom selama hubungan seksual, seks anal dan seks oral.
  • Gunakan bendungan gigi selama seks oral atau kontak vagina-ke-vagina.
  • Jangan berbagi mainan seks, dan lapisi dengan kondom
  • Setia pada satu pasangan saja

1. Mencegah Penyakit Klamidia Pada Ibu Hamil

Agar terhindar dari serangan penyakit klamidia saat hamil, ibu hamil disarankan tidak melakukan kontak dengan penderita klamidia atau IMS lainnya, dan jalani hidup dengan sehat. Pasalnya, penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja khususnya usia produktif dan sudah aktif secara hubungan seksual.

Pada ibu hamil, dokter menganjurkan agar wanita hamil di bawah usia 30 tahun harus melakukan skrining klamidia. Wanita hamil yang terinfeksi klamidia memiliki peningkatan risiko ketuban pecah sebelum waktunya, menyebabkan bayi lahir lebih awal.

Jika seorang wanita menderita klamidia saat melahirkan, bayinya mungkin terinfeksi saat melahirkan. Bayi-bayi ini dapat mengalami infeksi mata (konjungtivitis) atau pneumonia, dan mungkin memerlukan antibiotik. Chlamydia juga dikaitkan dengan berat lahir rendah.

Obat Antibiotik yang digunakan untuk mengobati klamidia harus dibawah pengawasan dokter kandungan dan juga dokter kelamin agar aman selama kehamilan.

2. Pekerja seks komersial dan orang yang suka bergonta ganti pasangan

Bagi pekerja seks komersial dan orang yang suka bergonta ganti pasangan mulai sekarang ini sebaiknya lebih memperhatikan dan mengutamakan kesehatan.

Pasalnya, pekerja seks komersial atau pengguna jasa pekerja seks komersial ini, rentan terhadap infeksi kelamin seperti klamidia, gonore, sifilis, herpes, kutil kelamin, HIV/ AIDS dan lainnya.

Penggunaan kondom sebagai alat pengaman juga tidak 100% mencegah kehamilan maupun mencegah penularan. Infeksi kelamin tidak selalu menyebar melalui seks vaginal, namun juga dapat menular melalui seks oral dan seks anal. 

Sebaiknya, pikir kembali tentang pekerjaan yang baru dan lebih menguntungkan bagi diri sendiri dan masa depan. Perlu diingat, untuk melakukan skrining infeksi menular seksual dan jangan tunggu bergejala atau komplikasi.

3. Lelaki seks lelaki (LSL) dan biseksual

Lelaki seks lelaki, biseksual, wanita seks wanita atau transgender merupakan perilaku seks yang dilakukan sesama jenis baik itu sesama laki- laki atau wanita. 

Perilaku seks yang tergolong menyimpang tersebut, lebih mudah mendapatkan resiko lebih tinggi terkait penyakit infeksi menular seksual. Beberapa penyakit kelamin atau infeksi menular seksual yang rentan dialami oleh pelaku seks menyimpang, diantaranya:

  • Gonore atau kencing nanah
  • Sipilis atau raja singa
  • herpes kelamin
  • HPV atau kutil kelamin
  • Kanker serviks
  • HIV/AIDS

Untuk mencegah penyakit klamidia atau IMS lainnya, praktek pergaulan dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penting untuk diperhatikan agar tidak mengalami infeksi atau bahaya IMS.

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan bagi kaum LSL atau Biseksual adalah dengan;

  • Menggunakan alat pengaman seperti kondom. Selain mengantisipasi kehamilan yang tidak direncanakan, penggunaan kondom juga bisa sebagai pencegahan IMS. Namun, ingatlah bila kondom tidak 100% mencegah.
  • Menjalani vaksinasi. adalah upaya pencegahan yang utama yang bisa Anda pilih.
  • Tidak berganti pasangan. Hal ini berlaku bagi siapapun hendaknya tidak berganti pasangan dan haruslah setia pada satu pasangan saja.
  • Hindari obat terlarang. Penularan infeksi juga sering terjadi pada pengguna obat terlarang. Mulai dari penggunaan jarum bergantian dan lainnya yang akan membahayakan.
  • Melakukan skrining IMS secara berkala. Tes skrining IMS sangat penting, tidak hanya untuk mencegah perkembangan infeksi menular seksual, pemeriksaan kesehatan dapat membantu kita untuk mendeteksi adanya penyakit yang bisa saja muncul tanpa diketahui atau berkembang dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Kasus Klamidia Yang Harus Anda Pertimbangkan

Kapan harus ke dokter spesialis kulit dan kelamin?

Berikut inilah kondisi yang perlu Anda perhatikan dan segera ke dokter spesialis kulit dan kelamin;

  • Kulit area kelamin terasa gatal, nyeri, 
  • Kulit bersisik, mengelupas hingga bernanah,
  • Bengkak pada kemaluan
  • Jerawat atau bisul di kemaluan
  • Rambut rontok hingga mengalami kebotakan.
  • Ruam ruam merah di kulit kelamin
  • Luka di anus dan kelamin terasa sakit ataupun tidak
  • Muncul benjolan atau kutil di area kelamin 
  • Nyeri saat buang air kecil, sering kencing
  • Sakit saat berhubungan intim.
  • Keluar cairan aneh dari kelamin.
  • Kencing bernanah dan urin berbau
  • Testis pada pria terasa sakit dan bengkak
  • Badan melemah dan kurang bergairah

Apabila sahabat pandawa menemukan keanehan yang patut dicurigai dan memiliki risiko yang sama seperti di atas, segeralah lakukan pemeriksaan bersama dokter spesialis kulit dan kelamin di Klinik Pandawa.

Klinik Utama Pandawa merupakan solusi kesehatan Anda dengan memberikan pelayanan utama spesialis kulit dan kelamin terlengkap dan terpercaya.

Melayani telah lebih dari 10 tahun, Klinik Utama Pandawa telah berpengalaman memberikan edukasi dan pengobatan yang berfokus pada kesembuhan Anda. Berbagai aspek pelayanan yang Kami berikan untuk membantu Anda mendapatkan kehidupan yang berarti.

Selain spesialis kulit dan kelamin, Klinik Utama Pandawa juga melengkapi layanan kesehatan lainnya seperti spesialis Estetika dan Anti Aging, spesialis gigi dan mulut, spesialis andrologi dan ginekologi, serta spesialis bedah.

Ditangani oleh dokter-dokter spesialis serta tenaga medis yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya. Teknologi pengobatan dan penunjang medis yang lengkap, berizin, dan berkualitas. Kami siap melayani Anda.

Dapatkan pengobatan klamidia dan atau infeksi menular seksual secepatnya dilakukan setelah diagnosis awal. Perlu diingat klamidia dan IMS lainnya rentan menular, dan seseorang berpotensi memiliki lebih dari satu jenis penyakit IMS.

Untuk itu, tetap berwaspada dan lakukan pencegahan dengan rutin melakukan skrining IMS dan klamidia apabila Anda memiliki rencana menikah, hamil ataupun sudah berkeluarga sekalipun.

Dalam memberikan layanan kesehatan yang maksimal, Klinik Utama Pandawa, memberikan sistem pelayanan konsultasi dokter online GRATIS dengan menjaga data Anda tetap privasi dan terjaga.

Hubungi layanan konsultasi dokter spesialis dengan mudah di Klinik Pandawa. Sahabat pandawa juga dapat menghubungi dengan mudah, caranya klik tombol konsultasi dokter dibawah ini. Kami siap melayani. (Rahasia Terjamin).

Referensi:

Share: