Search
Close this search box.

Dampak Berbahaya Kalau Chalmydia atau Klamidia Tak Segera Diobati

Gonore | Chlamydia | Klinik Kulit | Klinik Kelamin

Chlamydia – Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap kalau penyakit menular seksual sebagai aib yang harus ditutupi. Chalmydia atau klamidia adalah salah satunya. Alhasil, mereka yang terindikasi mengalami gejala penyakit ini enggan melakukan pengobatan.

Setiap penyakit, akan menjadi semakin berbahaya kalau dibiarkan tanpa ada perawatan atau pengobatan. Hal ini juga berlaku bagi para penderita chalmydia. Anda dapat mengalami penurunan kualitas hidup secara signifikan. Tentu, Anda tidak menginginkannya, kan?

Gejala Chalmydia yang Kerap Tak Disadari

Klamidia merupakan penyakit menular seksual yang dapat menyerang siapa saja, wanita, pria, lansia, dan anak-anak. Penyakit ini secara khusus mempunyai faktor risiko lebih tinggi pada wanita dengan rentang usia kurang dari 25 tahun.

Selain bisa menyerang siapa saja, klamidia memperoleh sebutan sebagai penyakit tersembunyi atau infeksi senyap. Alasan utamanya adalah karena penderitanya kerap tidak mengetahui kalau dirinya telah terinfeksi oleh bakteri Chlamydia trachomatis penyebab klamidia.

Gambar Chlamydia

bahaya varises vagina pada ibu hamil

Fakta di lapangan, hampir 90% penderita klamidia berjenis kelamin wanita tidak menyadari adanya gejala penyakit. Sementara itu, angka tersebut mengalami penurunan pada penderita pria. Sekitar 70% penderita klamidia dari kelompok laki-laki yang tidak merasakan adanya gejala saat awal-awal terinfeksi bakteri.

Dengan kondisi seperti itu, tidak heran kalau penderita klamidia menunjukkan angka kenaikan yang cukup signifikan. Apalagi, cara penyebaran bakteri penyebab munculnya penyakit ini sangat mudah. Bakteri Chlamydia trachomatis dapat menginfeksi seseorang melalui aktivitas seksual, termasuk di antaranya adalah seks oral dan anal.

Tak hanya itu. Penyakit klamidia memang umumnya menyerang bagian kelamin. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau penyakit ini bisa muncul pada bagian tubuh lain, termasuk di antaranya adalah mata.

Dampak Berbahaya Penyakit Chalmydia atau Klamidia

Lalu, seperti apa dampak berbahaya yang bisa muncul kalau penyakit klamidia dibiarkan tanpa ada pengobatan? Jawabannya adalah komplikasi. Anda berisiko mengalami berbagai komplikasi, di antaranya adalah:

1. Penyakit Radang Panggul

Risiko komplikasi pertama adalah munculnya penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) pada wanita. Penyakit ini bisa terjadi akibat adanya infeksi dari vagina yang kemudian menyebar ke uterus, ovarium, rahim, dan bahkan serviks.

Gejala dari PID biasanya sangat ringan, sehingga sulit dikenali oleh penderitanya. Gejala tersebut meliputi:

  • Rasa nyeri di bagian bawah perut dan panggul

  • Keluar cairan dengan bau tidak sedap dari vagina

  • Rasa sakit saat berhubungan seksual dan bahkan tak menutup kemungkinan terjadi pendarahan

  • Muncul demam

  • Sakit ketika buang air kecil

2. Epididimitis

Risiko komplikasi selanjutnya adalah epididimitis yang dapat terjadi pada pria. Penyakit ini muncul akibat adanya infeksi bakteri pada bagian epididimis. Epididimis merupakan organ reproduksi yang memiliki fungsi tempat pematangan sel sperma. Infeksi epididimis menimbulkan peradangan yang kemudian ditandai adanya zakar yang bengkak.

Selain pembengkakan zakar atau testis, ada pula gejala epididimitis lainnya, yaikni:

  • Intensitas buang air kecil yang meningkat

  • Rasa nyeri pada bagian testis

  • Sperma yang bercampur darah

  • Pembengkakan kelencar getah bening yang ada di pangkal paha

  • Rasa sakit ketika buang air kecil

3. Infeksi Kelenjar Prostat

Penderita chalmydia laki-laki juga berisiko mengalami komplikasi infeksi kelenjar prostat. Kelenjar prostat pada pria berguna untuk memproduksi air mani. Penderita gangguan penyakit ini bakal mengalami rasa nyeri pada area punggung bawah serta ketika buang air kecil.

Video Chlamydia

4. Infeksi New Born Baby

Ibu hamil yang menderita penyakit chalmydia berisiko menular ke bayi yang lahir. Proses infeksi tersebut bisa terjadi saat persalina. Dampaknya bisa sangat serius. Bayi yang baru lahir dapat mengalami infeksi mata serius atau bisa pula menderita pneumonia.

5. Kehamilan Ektopik

Berikutnya adalah komplikasi berupa kehamilan ektopik. Dalam kondisi hamil normal, sel telur yang telah mengalami pembuahan akan berada di tuba falopi dan selanjutnya menuju ke rahim. Pada kehamilan ektopik, sel telur tidak menempel ke rahim, tetapi berada di organ lain, termasuk di antaranya adalah tuba falopi, indung telur, leher rahim, dan bahkan rongga perut.

6. Kemandulan

Infeksi bakteri yang menyebabkan klamidia dapat pula menimbulkan infertilitas atau kemandulan. Komplikasi ini dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Kondisi ini dapat terjadi karena infeksi menimbulkan adanya jaringan parut yang kemudian mengganggu fungsi kerja berbagai organ reproduksi.

7. Artritis Reaktif

Terakhir, penderita penyakit klamidia mempunyai risiko tinggi terserang artritis reaktif atau yang kerap dikenal sebagai sindrom Reiter. Penderita artritis reaktif bakal mengalami adanya peradangan yang terjadi pada area persendian, seperti lutut, kaki, serta, jari tangan, pinggul, pergelangan tangan dan kaki, serta bagian sendi lain.

Gejala artritis reaktif bisa sangat beragam. Anda tidak hanya mendapati adanya ruam serta kulit yang terlihat memerah. Namun, ada pula gejala lainnya seperti:

  • Meningkatnya intensitas buang air kecil

  • Terdapat cairan yang keluar dari alat kelamin

  • Mata memerah serta terasa nyeri

  • Kemampuan pandangan yang kabur

Dengan berbagai komplikasi tersebut, Anda perlu melakukan langkah antisipasi secara tepat. Caranya mudah. Anda dapat melakukan pemeriksaan chalmydia secara rutin ke klink kelamin terdekat.

Sumber artikel:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pelvic-inflammatory-disease/symptoms-causes/syc-20352594

https://health.kompas.com/read/2021/01/14/200900268/klamidia–gejala-penyebab-cara-mengobati-dan-cara-mencegah?page=all

https://www.alodokter.com/epididimitis

https://www.alodokter.com/reactive-arthritis

Share: