Pemeriksaan Sifilis pada Ibu Hamil dan Pengobatannya

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang bisa menyerang siapa saja termasuk pada ibu hamil, maka dari itu pemeriksaan sifilis memegang peranan penting untuk pengobatan.

Selama kehamilan, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan mereka dan juga bayi yang sedang dalam kandungan. 

Salah satu upaya penting dalam mencegah komplikasi adalah melakukan pemeriksaan sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang penyebabnya adalah infeksi bakteri Treponema pallidum. 

Infeksi ini bisa menular dari ibu hamil kepada bayi dalam kandungan, kondisi ini bernama sifilis kongenital.

Definisi Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini memiliki beberapa tahap, yakni sifilis primer, sifilis sekunder, dan sifilis tersier.

Sifilis primer ditandai dengan adanya luka atau chancre pada organ kelamin atau area sekitarnya. 

Penanda sifilis sekunder adalah munculnya ruam pada tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Sifilis tersier adalah tahap lanjutan dari sifilis yang bisa mempengaruhi organ dalam tubuh.

Penyebab Sifilis pada Ibu Hamil

Sifilis adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Infeksi ini dapat memengaruhi ibu hamil, dan penyebab sifilis pada ibu hamil umumnya sama dengan penyebabnya pada individu yang tidak hamil. 

Berikut adalah penyebab sifilis pada ibu hamil:

1. Kontak Seksual yang Tidak Aman

Sifilis umumnya ditularkan melalui kontak seksual yang tidak aman dengan seseorang yang sudah terinfeksi bakteri Treponema pallidum. 

Ini bisa melibatkan hubungan seksual vaginal, anal, atau oral tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi.

2. Penularan dari Pasangan Seksual

Ibu hamil yang memiliki pasangan seksual yang terinfeksi sifilis memiliki risiko tinggi tertular infeksi tersebut. 

Ini termasuk dalam kasus di mana pasangan seksual mungkin tidak menunjukkan gejala sifilis.

3. Penularan kepada Bayi yang belum Lahir

Salah satu penyebab yang paling serius adalah penularan sifilis dari ibu hamil kepada bayi yang belum lahir. 

Sifilis dapat menyebar ke janin melalui plasenta selama kehamilan atau saat proses persalinan jika ibu terinfeksi selama kehamilan.

TanyaDokter #Eps1 Seputar Penyakit Kelamin Sifilis alias Raja Singa (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

4. Perilaku Seksual yang Berisiko

Ibu hamil yang terlibat dalam perilaku seksual yang berisiko, seperti berhubungan seksual dengan banyak pasangan atau berpartisipasi dalam hubungan seksual tanpa kondom, berada pada risiko yang lebih tinggi untuk tertular sifilis.

5. Paparan Zat Berbahaya

Meskipun jarang, paparan zat berbahaya atau beracun selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko sifilis pada bayi yang belum lahir. Ini termasuk paparan terhadap darah atau jaringan yang terinfeksi oleh sifilis.

Diagnosis dan Pemeriksaan Sifilis pada Ibu Hamil

Pemeriksaan Sifilis Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Sifilis pada Ibu Hamil

Berikut adalah langkah-langkah untuk diagnosis dan pemeriksaan sifilis pada ibu hamil:

1. Pemeriksaan Awal saat Perawatan Prenatal

Selama perawatan prenatal, dokter atau profesional kesehatan akan melakukan pemeriksaan awal untuk sifilis dan penyakit menular seksual lainnya. Ini termasuk wawancara medis untuk menilai faktor risiko, seperti riwayat seksual dan paparan potensial terhadap sifilis.

2. Tes Sifilis

Jika ada risiko atau kekhawatiran tentang sifilis, dokter akan melakukan tes darah untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yang merupakan penyebab sifilis. Tes ini disebut sebagai tes serologi sifilis.

3. Konfirmasi Diagnosis

Jika hasil tes serologi sifilis menunjukkan reaktif (positif), dokter akan melakukan langkah-langkah tambahan untuk mengonfirmasi diagnosis sifilis. Ini mungkin termasuk melakukan tes lebih lanjut seperti tes Western blot atau tes Fluorescent Treponemal Antibody Absorption (FTA-ABS).

4. Penilaian Tahap Infeksi

Setelah diagnosis terkonfirmasi, dokter akan menentukan tahap infeksi sifilis (tahap primer, sekunder, laten, atau tersier) karena pengobatan dan tindak lanjut akan berbeda tergantung pada tahapnya.

5. Pengobatan dan Pengawasan

Jika ibu hamil sudah terdiagnosis dengan sifilis, pengobatan akan segera dimulai. Pengobatan sifilis selama kehamilan biasanya melibatkan antibiotik yang aman untuk ibu dan bayi yang akan lahir. 

Ibu hamil akan diawasi dengan ketat selama pengobatan dan selama masa pemeriksaan lanjutan setelah pengobatan selesai.

6. Pemeriksaan Bayi yang Akan Lahir

Bayi yang akan lahir dari ibu yang terinfeksi sifilis juga akan menjalani pemeriksaan setelah kelahiran untuk mendeteksi tanda-tanda atau gejala sifilis. Ini termasuk pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemeriksaan mata.

7. Pencegahan Penularan

Untuk mencegah penularan sifilis kepada bayi yang belum lahir, dokter dapat memberikan salep antibiotik pada mata bayi setelah lahir sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: 6 Dampak Sifilis pada Ibu Hamil dan Cara Diagnosis Sifilis

Gejala Sifilis pada Ibu Hamil

Sifilis memiliki beberapa tahap, yaitu tahap primer, sekunder, laten, dan tersier. Berikut adalah gejala sifilis yang mungkin terjadi pada ibu hamil pada masing-masing tahap:

1. Tahap Primer

Gejala sifilis tahap primer biasanya mulai dengan munculnya chancre, yaitu luka atau borok yang tidak nyeri di tempat infeksi masuk ke dalam tubuh. 

Chancre biasanya muncul pada alat kelamin atau di daerah sekitarnya. Chancre ini dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu, bahkan tanpa pengobatan.

2. Tahap Sekunder

Jika sifilis pada ibu hamil tidak mendapat pengobatan dan pemeriksaan, gejala tahap sekunder dapat muncul beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah chancre pertama sembuh. 

Gejala ini dapat berupa ruam kulit yang muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk tangan dan kaki. Ruam ini biasanya tidak gatal.

Ibu hamil yang terinfeksi sifilis juga bisa mengalami sakit kepala, demam, dan merasa lelah secara umum.

Pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh juga dapat terjadi pada tahap ini.

3. Tahap Laten

Setelah tahap sekunder, sifilis bisa memasuki tahap laten, di mana tidak ada gejala yang muncul. 

Namun, bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan sifilis masih ada dalam tubuh dan dapat berkembang menjadi tahap tersier jika tidak diobati.

4. Tahap Tersier

Tahap tersier sifilis adalah tahap yang sangat serius dan dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal. 

Gejala tahap ini dapat melibatkan kerusakan organ dalam seperti hati, otak, mata, jantung, dan tulang.

Komplikasi Sifilis pada Ibu Hamil

Jika sifilis pada ibu hamil tidak mendapat pengobatan, dapat menyebabkan komplikasi serius. Infeksi sifilis dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur, serta menyebabkan sifilis kongenital pada bayi yang dalam kandungan. 

Sifilis kongenital dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam bayi dan bahkan kematian saat lahir.

Baca Juga: 7 Langkah Pengobatan Sifilis pada Ibu Hamil

Apa Pentingnya Pemeriksaan Sifilis pada Ibu Hamil?

Pemeriksaan sifilis pada ibu hamil sangat penting untuk mencegah komplikasi pada bayi yang dikandung. 

Jika ibu hamil terinfeksi sifilis, pengobatan dini dapat mencegah penularan bakteri kepada bayi yang ada dalam kandungan. 

Jika ibu hamil terdiagnosis dengan sifilis, mereka juga dapat menjalani pengobatan yang tepat dan meminimalkan risiko komplikasi pada kehamilan.

Cara Pengobatan Sifilis pada Ibu Hamil

Cara Pengobatan Sifilis Pada Ibu Hamil
Cara Pengobatan Sifilis pada Ibu Hamil

Berikut adalah langkah-langkah pengobatan sifilis pada ibu hamil:

1. Konsultasi dengan Dokter

Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan yang kompeten. 

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengkonfirmasi diagnosis sifilis, dan menentukan tahap infeksi.

2. Antibiotik

Pengobatan utama untuk sifilis adalah dengan menggunakan antibiotik yang sesuai. Pilihan antibiotik akan tergantung pada tahap infeksi dan kondisi ibu hamil. 

Beberapa antibiotik yang umum digunakan untuk pengobatan sifilis pada ibu hamil termasuk:

  • Penisilin: Antibiotik ini sering digunakan untuk pengobatan sifilis dan biasanya diberikan dalam bentuk injeksi. Jenis dan durasi pengobatan akan disesuaikan dengan tahap infeksi.
  • Eritromisin atau Azitromisin: Untuk ibu hamil yang alergi terhadap penisilin, antibiotik seperti eritromisin atau azitromisin dapat digunakan sebagai alternatif.

Biaya suntik antibiotik sipilis umumnya tergantung pada beberapa faktor seperti fasilitas pengobatan, kualifikasi dokter, tingkat keparahan, dan lain-lain.

3. Kepatuhan Pengobatan

Ibu hamil harus mengikuti pengobatan dengan tepat sesuai dengan rekomendasi dokter. Penting untuk menyelesaikan seluruh kursus antibiotik yang telah diresepkan, bahkan jika gejala sifilis sudah membaik. 

Ini akan membantu memastikan bahwa bakteri penyebab sifilis telah benar-benar sudah hilang dari dalam tubuh.

4. Pemeriksaan Lanjutan

Setelah pengobatan selesai, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan dan tes untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh sepenuhnya. 

Pemeriksaan ini penting untuk memantau kesehatan ibu dan mencegah penularan infeksi kepada bayi selama persalinan.

5. Pencegahan Penularan kepada Bayi

Untuk mencegah penularan sifilis kepada bayi yang belum lahir, dokter dapat memberikan salep antibiotik pada mata bayi setelah lahir. 

Ini adalah tindakan pencegahan yang umum untuk melindungi bayi dari konjungtivitis (infeksi mata) yang mungkin penyebabnya oleh sifilis.

6. Tes IMS Lainnya

Selain pengobatan sifilis, dokter juga mungkin akan melakukan tes penyakit menular seksual (IMS) lainnya pada ibu hamil, seperti klamidia atau gonore. Ini karena infeksi IMS seringkali terjadi bersamaan.

Baca Juga: Apakah Penderita Sifilis Bisa Melahirkan Normal?

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda sedang hamil dan memiliki gejala-gejala yang mencurigakan seperti ruam, lelah, atau demam, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mendeteksi penyakit. 

Jika Anda sudah terdiagnosis dengan sifilis, dokter akan meresepkan antibiotik yang aman untuk digunakan selama kehamilan.

Untuk melakukan hal tersebut, tentu Anda harus mengunjungi klinik sifilis Jakarta terbaik dan tepercaya milik Klinik Utama Pandawa.

Klinik Utama Pandawa juga merupakan klinik kulit dan kelamin Jakarta yang terbaik serta memiliki tim dokter berpengalaman dalam menangani kondisi ini dan menawarkan perawatan berdasarkan bukti ilmiah. 

Tim medis kami memahami risiko yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin, serta menjaga privasi pasien dengan baik. 

Dengan komitmen pada kesejahteraan pasien dan fokus pada pengobatan yang efektif, Klinik Utama Pandawa adalah pilihan terpercaya untuk merawat sifilis selama kehamilan.

Referensi
Share: