7 Mitos atau Fakta Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi menular seksual merupakan salah satu penyakit yang bisa terjadi pada siapapun yang tidak memperhatikan kesehatan dan keamanan dalam berhubungan seksual. Ketika terjangkit, mereka harus menjalani perawatan bersama pasangan seksual mereka agar tidak terjadi kekambuhan.

Sayangnya, belum banyak yang mengetahui fakta atau mitos mengenai infeksi menular seksual. Kali ini kita bakal membahas mengenai mitos atau fakta infeksi menular seksual yang umumnya beredar di masyarakat.

Apa itu Infeksi Menular Seksual?

Infeksi menular seksual (IMS), juga sering orang sebut sebagai penyakit menular seksual (PMS) merupakan infeksi yang menular melalui kontak seksual, termasuk seks vaginal, anal, atau oral. Infeksi ini dapat terjadi akibat bakteri, virus, parasit, atau jamur, dan dapat menyerang pria maupun wanita.

Beberapa contoh dari IMS yang umumnya menjangkiti orang-orang antara lain sebagai berikut:

IMS dapat memiliki berbagai gejala, termasuk luka kelamin, keluarnya cairan, nyeri atau terbakar saat buang air kecil, gatal, ruam, atau gejala mirip flu.

Namun, beberapa IMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang terlihat, jadi penting untuk melakukan tes secara teratur, terutama jika Anda aktif secara seksual atau melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Masih Tabu Dibahas, Inilah Penyakit Menular Seksual (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Pencegahan IMS termasuk mempraktikkan seks aman dengan menggunakan metode penghalang seperti kondom atau bendungan gigi, mendapatkan vaksinasi (seperti untuk HPV), dan menjaga komunikasi terbuka dengan pasangan seksual tentang kesehatan seksual dan status IMS.

Artikel Lainnya: 13 Ciri Penyakit Menular Seksual

Mitos atau Fakta Infeksi Menular Seksual

Ada tujuh mitos atau kesalahpahaman umum yang terjadi mengenai infeksi menular seksual (IMS). Penasaran apa saja mitos atau faktanya? Berikut ulasannya:

1. Hanya Orang Tertentu yang Kena IMS

Kenyataannya, siapapun yang melakukan aktivitas seksual, terlepas dari jumlah pasangannya, berpotensi tertular IMS. Itu tidak semata-mata terkait dengan pergaulan bebas atau aktivitas seksual dengan banyak pasangan.

2. Anda Tidak Bisa Terkena IMS Jika Melakukan Seks Oral atau Anal

Faktanya, IMS dapat menular melalui berbagai jenis aktivitas seksual, termasuk seks oral dan anal. Penting untuk menggunakan metode penghalang yang tepat, seperti kondom atau bendungan gigi, untuk mengurangi risiko penularan.

3. Pengidap IMS Bisa Anda Ketahui

Banyak IMS tidak memiliki gejala yang terlihat, atau gejalanya mungkin ringan dan mudah terabaikan. Tidak mungkin menentukan status IMS seseorang hanya berdasarkan penampilan. Inilah fungsinya melakukan tes IMS rutin untuk mengetahui apakah Anda mengidapnya atau tidak.

4. Kebal IMS Jika Pernah Terjangkit

Memiliki IMS di masa lalu tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi di masa depan. Anda bisa terkena infeksi berulang atau tertular IMS yang berbeda, jadi penting untuk terus melakukan seks aman dan melakukan tes rutin untuk menanggulangi hal ini.

5. IMS Bisa Sembuh dengan Obat Bebas dan Pengobatan Rumahan

Beberapa IMS bisa Anda obati dan kelola dengan obat dari tenaga medis profesional. Namun, diagnosis sendiri atau pengobatan sendiri dengan obat yang dijual bebas atau pengobatan rumahan tidak dapat Anda andalkan atau efektif mengobatinya.

Mencari tenaga medis yang tepat Anda perlukan untuk melakukan pemeriksaan serta perawatan yang tepat.

Baca Juga: 6 Penyakit Menular Seksual yang Umum

6. Anda Tidak Perlu Menjalani Tes IMS Jika Tidak Punya Gejala

Banyak IMS bisa tanpa gejala atau memiliki gejala ringan yang tidak diketahui. Tes IMS rutin penting, bahkan jika Anda tidak memiliki gejala yang terlihat.

Pengujian membantu mendeteksi dan mengobati IMS sejak dini, mencegah potensi komplikasi dan mengurangi risiko penularan ke orang lain.

7. IMS Bisa Menular Lewat Kontak Biasa

IMS bisa menular melalui aktivitas seksual, bukan kontak biasa. Sebagian besar IMS memerlukan kontak langsung dengan cairan tubuh (seperti air mani, cairan vagina, atau darah) untuk ditularkan.

Jadi, menular lewat kontak biasa seperti berpelukan atau berjabat tangan tidak membuat Anda tertular infeksi menular seksual.

Apakah Infeksi Menular Seksual Berbahaya?

Apakah Infeksi Menular Seksual Berbahaya
Ilustrasi Infeksi Menular Seksual

Jika tidak ditangani, infeksi menular seksual bisa berbahaya. Misalnya sifilis ketika tidak Anda tangani dengan tepat, ini bisa menyebabkan penyakit tersebut berkembang.

Jika tidak Anda obati, sifilis dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah, termasuk kerusakan pada jantung, otak, saraf, dan organ lainnya. Sifilis stadium akhir bisa mengancam jiwa.

Contoh lainnya adalah gonore ketika tidak Anda tangani dengan baik bisa menyebabkan penyakit radang panggul (PID), yang dapat menyebabkan kemandulan, kehamilan ektopik, dan nyeri panggul kronis. Pada pria, dapat menyebabkan epididimitis, suatu kondisi menyakitkan yang memengaruhi testis.

Penting untuk Anda catat bahwa deteksi dini, pengobatan tepat waktu, dan tindakan pencegahan seperti praktik seks yang aman, tes rutin, dan vaksinasi (jika tersedia) sangat penting untuk mengelola dan mengurangi risiko yang terkait dengan IMS.

Baca Juga: Penyakit Menular Seksual Tanpa Gejala

Mengetahui pengobatan dan treatment infeksi menular seksual sejak awal akan membantu Anda mendapatkan kesembuhan maksimal. Anda bisa melakukan konsultasi ke Klinik Kelamin Jakarta untuk mendapatkan treatment yang tepat.

Klinik Pandawa memiliki layanan menyembuhkan infeksi menular seksual karena Klinik Pandawa merupakan Klinik Kulit dan Kelamin yang terbaik di Indonesia. Silahkan konsultasi dokter kelamin secara gratis di Klinik Pandawa (Rahasia Terjamin).

Referensi:

Share: