Search
Close this search box.

8 Penyebab Keputihan Berwarna Coklat dan Cara Mengatasinya

Ketika mengalami keputihan berwarna coklat, hal tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena memang umum terjadi.

Meski begitu, ketika terdapat gejala-gejala tertentu, maka sangat penting untuk diwaspadai dan segera membawa ke dokter. Untuk lebih jelas, silahkan simak pembahasan di bawah ini.

Apakah Keputihan Berwarna Coklat Normal Terjadi?

Pada umumnya, keputihan yang terjadi akan mengeluarkan cairan berwarna putih atau bening dengan tekstur encer. Lalu, bagaimana jika cairan tersebut berwarna coklat? Seperti sudah disinggung di bagian awal, keputihan dengan warna cokelat adalah hal wajar.

Biasanya jenis keputihan ini akan muncul di awal atau akhir dari siklus menstruasi. Saat awal menstruasi, keputihan kerap diikuti dengan darah akibat peluruhan rahim. Namun, keluarnya darah tersebut membutuhkan cukup waktu hingga akhirnya keluar melalui vagina.

Saat zat besi di dalam darah bereaksi dengan hemoglobin serta terpapar udara, maka akan terjadi proses bernama oksidasi.

Proses inilah yang membuat warna cairan saat keputihan menjadi kecoklatan. Selama kasus tersebut tidak menunjukkan gejala bau menyengat atau rasa sakit, itu bukan masalah serius.

Artikel Lainya: 9 Penyebab Keputihan dan Mengenali Warna pada Keputihan

Akan tetapi, penyebab munculnya keputihan berwarna coklat juga bermacam-macam dan menimbulkan gejala berbeda mulai dari ringan hingga berat.

Untuk memastikan lebih jauh, sangat disarankan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter ginekologi terdekat.

Keputihan Bahaya Gak Sih? (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Faktor Risiko Keputihan dengan Warna Coklat

Selain muncul sebagai gejala awal dan akhir masa menstruasi, keputihan jenis ini juga dapat menjadi pertanda awal kehamilan. Pada umumnya, cairan ini akan muncul sekitar satu atau dua minggu setelah terjadi pembuahan di lapisan rahim.

Apabila keputihan coklat ini muncul setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, maka lebih baik segera lakukan tes kehamilan.

Apabila hasilnya positif, maka hal tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan meskipun tetap harus berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu.

Di sisi lain, ada pula kasus keputihan berwarna coklat terjadi sebagai tanda ibu hamil akan mengalami keguguran.

Hal tersebut diperkuat dengan munculnya gejala tertentu seperti perut kram dan muncul cairan tidak biasa dari organ kewanitaan. Segera bawa ke dokter jika hal tersebut terjadi.

Baca Juga: Kenali Gejala Herpes Genital pada Wanita, Perhatikan Bahayanya!

Penyebab Keputihan Berwarna Coklat

Keputihan Berwarna Coklat 2
Seorang Wanita Mengalami Keputihan Berwarna Coklat

Meskipun terbilang wajar terjadi, namun ada kondisi tertentu yang memang harus diwaspadai karena terdapat banyak penyebab keputihan jenis ini terjadi. Berikut ini adalah beberapa penyebab tersebut.

1. Terjadi Perubahan Hormonal

Saat memasuki siklus menstruasi, kadar hormon seseorang akan menjadi tidak teratur. Hal tersebut dapat menyebabkan munculnya flek coklat yang kerap dianggap sebagai keputihan.

Biasanya pendarahan dengan flek coklat ini dialami saat ovarium gagal mengeluarkan sel telur atau anovulasi.

Pada umumnya, anovulasi kerap dialami wanita yang baru pertama kali mengalami menstruasi. Selain itu, wanita yang memasuki masa menopause atau pengguna kontrasepsi seperti suntik, susuk, hingga pil juga berpotensi mengalami hal tersebut.

2. Terdapat Bercak Ovulasi

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, wanita akan mengalami bercak ovulasi saat memasuki pertengahan masa menstruasi. Bercak tersebut akan muncul saat sel telur telah dilepaskan dari bagian ovarium.

Kadar estrogen dalam tubuh yang menurun akan memicu munculnya bercak berwarna kecoklatan yang bercampur cairan bening.

Beberapa gejala ovulasi lainnya yang sering muncul antara lain perubahan suhu tubuh basal dan sakit di bagian perut bawah.

3. Terkena Infeksi Menular Seksual

Menjaga kesehatan seksual memang sangat penting dilakukan karena terdapat banyak penyakit seksual yang berdampak cukup buruk. Itulah sebabnya melakukan seks bebas atau kerap berganti-ganti pasangan seksual sangat tidak dianjurkan.

Salah satu dampak yang dapat disebabkan oleh infeksi menular seksual adalah munculnya pendarahan atau bercak berwarna coklat dan sering dianggap sebagai keputihan.

Beberapa jenis infeksi yang paling sering menyebabkan hal tersebut adalah klamidia dan gonore.

Hanya saja, penderita mungkin tidak akan merasakan gejala apapun di awal-awal. Oleh karena itu, ketika merasa telah melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan, akan lebih baik untuk segera memeriksakan dan konsultasi dengan dokter.

Gejala yang kerap dirasakan saat terjadi keputihan berwarna coklat akibat infeksi menular seksual adalah panggul seperti tertekan, nyeri ketika buang air, dan keputihan dengan cairan berbeda dari biasanya. Jika tidak segera diobati, maka ditakutkan kondisi akan menjadi lebih parah.

4. Sistem Reproduksi Terganggu

Penyebab yang berikutnya adalah adanya gangguan pada sistem reproduksi. Tidak jarang kasus keputihan dengan warna coklat terjadi karena tampon terlalu lama digunakan. Hal tersebut akan menyebabkan infeksi kuman pada organ reproduksi.

Wanita yang mengalami kasus ini bisa menjadi tanda kehamilan ketika bakal janin telah tertanam pada rahim.

Akan tetapi, apabila hal tersebut terjadi pada ibu hamil maka perlu diwaspadai karena dapat menjadi tanda kelahiran prematur, gangguan plasenta, hingga keguguran.

Sementara itu, cairan yang berwarna coklat dengan disertai menstruasi tidak teratur bahkan bisa menjadi pertanda terdapat polip atau tumor di bagian rahim. Jadi, apabila keputihan ini terjadi saat hamil sangat disarankan untuk langsung menghubungi dokter.

5. Fenomena Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik merupakan kondisi saat sel telur yang sudah dibuahi menempel serta tumbuh di luar rahim.

Selain menimbulkan keputihan dengan warna coklat, kasus ini kerap juga disertai gejala lain seperti nyeri panggul, nyeri perut, pusing, dan sensasi tekanan di bagian anus.

Baca Juga: 13 Cara Mengatasi Keputihan

6. Menggunakan Obat Tertentu

Keputihan berwarna coklat juga dapat dipengaruhi oleh obat-obatan tertentu yang sedang dikonsumsi. Biasanya, hal tersebut terjadi ketika wanita mengkonsumsi obat pengencer darah, apixaban, rivaroxaban, dabigatran, atau clopidogrel.

Selain daftar di atas, obat untuk kanker seperti tamoxifen juga mempunyai efek yang sama.

Bahkan, obat ini mungkin menyebabkan terjadinya pendarahan di luar siklus haid. Jadi, pastikan terlebih dahulu apakah obat-obatan di atas sedang dikonsumsi atau tidak.

7. Gejala Kanker

Kasus ini kerap terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause. Seseorang akan mengalami keputihan dengan bercak berwarna kecoklatan.

Kondisi tersebut kemungkinan merupakan pertanda kanker endometrium dan bercak akan muncul setelah melakukan hubungan seksual.

Tidak hanya itu saja, keputihan dengan warna coklat dengan ciri tidak biasanya juga berpotensi menandakan adanya kanker serviks. Jika itu terjadi, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memeriksakan panggul serta rutin konsultasi dengan dokter.

8. Endometriosis

Penyebab yang terakhir adalah endometriosis, yakni kondisi ketika jaringan endometrium yang biasanya melapisi rahim tumbuh di bagian luar.

Hal tersebut bisa membuat menstruasi menjadi sangat menyakitkan dan terkadang muncul keputihan dengan cairan berwarna coklat.

Baca Juga: Keputihan Tanda Hamil

Cara Mengatasi Keputihan Berwarna Coklat

Ketika mengalami keputihan jenis ini sebenarnya penderita tidak perlu terlalu khawatir asalkan segera konsultasi dan memeriksakan ke dokter.

Dokter akan melakukan perawatan tergantung dari kondisi masing-masing pasien. Berikut adalah beberapa penanganan yang mungkin dilakukan.

1. Memberikan Obat-Obatan

Penanganan yang paling umum adalah dengan memberikan obat-obatan kepada pasien. Beberapa jenis obat tersebut antara lain antibiotik, anti jamur, atau sebagainya untuk mengatasi gejala yang muncul, terutama rasa nyeri di sekitar area kewanitaan.

Obat juga memiliki peran sebagai terapi pengganti hormon. Pastikan untuk mengkonsumsi obat sesuai dengan dosis yang diberikan dokter.

Hal tersebut dikarenakan setiap pasien memiliki kondisi berbeda-beda yang telah dipertimbangkan oleh dokter.

2. Operasi

Operasi akan dilakukan ketika keputihan yang terjadi disebabkan oleh polip rahim atau kanker serviks.

Sebelum prosedur dijalankan, biasanya pihak dokter akan meminta persetujuan pasien terlebih dahulu dan menyampaikan semua terkait proses tersebut.

3. Kemoterapi

Selain melakukan operasi, keputihan yang disebabkan oleh kanker serviks juga dapat diobati dengan kemoterapi serta terapi radiasi. Tujuan dari tindakan tersebut adalah mencegah sel kanker terus bertumbuh agar tidak menyebar ke organ lainnya.

Baca Juga: Keputihan Tidak Normal

Cara Mencegah Keputihan Berwarna Coklat

Meskipun dapat diobati, tetap saja mencegah adalah langkah terbaik untuk dilakukan. Sebagai catatan, cara berikut ini tidak menjamin bisa mencegah kasus keputihan. Namun, setidaknya hal tersebut mampu menekan kemungkinan terjadinya.

1. Hindari Melakukan Douche

Mencuci organ vagina menggunakan sabun sangat tidak disarankan. Pasalnya, vagina telah memiliki sistematika untuk membersihkan sendiri dengan cara keputihan. Cairan yang keluar akan membantu vagina dalam mengeluarkan iritasi.

Alih-alih menggunakan sabun, membersihkan vagina menggunakan air bersih tetap diperbolehkan. Kalaupun memakai sabun, pastikan produk tersebut tidak mengganggu keseimbangan flora yang dapat memicu bakteri vaginosis.

2. Membersihkan Vagina Setelah Berhubungan Seks

Setelah melakukan hubungan seksual, segera bersihkan vagina menggunakan air bersih dan keringkan menggunakan handuk kering lembut.

Selain itu, bersihkan juga mainan seksual setelah dipakai. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah bakteri atau jamur yang menyerang.

3. Mengganti Pakaian yang Basah

Pakaian yang basah karena berenang atau berkeringat harus segera diganti. Lingkungan yang terlalu lembab dapat menyebabkan munculnya bakteri jahat penyebab berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya adalah keputihan berwarna coklat.

4. Menggunakan Pakaian Berbahan Lembut

Memakai pakaian terutama celana yang terlalu ketat dapat menyebabkan iritasi di area kewanitaan. Selain itu, pemilihan bahan juga perlu diperhatikan.

Pastikan untuk memakai pakaian dengan bahan lembut seperti sutera untuk mendapatkan kenyamanan saat beraktivitas.

5. Hindari Berhubungan Seksual dengan Banyak Pasangan

Melakukan seks bebas atau sering berganti pasangan seksual dapat memicu berbagai penyakit kelamin.

Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari berganti-ganti pasangan seksual dan hanya setia pada satu orang saja. Langkah ini dapat membantu menjaga kesehatan organ kewanitaan.

Baca Juga:

Kapan Harus ke Dokter?

Sebenarnya datang dan berkonsultasi ke dokter bisa dilakukan kapan saja untuk berjaga-jaga. Akan tetapi, ada kondisi ketika seseorang harus segera datang ke Klinik Keputihan untuk mendapatkan penanganan guna mencegah hal-hal tidak diinginkan.

Beberapa kondisi yang mengharuskan untuk segera ke dokter adalah saat keputihan berwarna kecoklatan berlangsung selama beberapa minggu. Selain itu, munculnya keputihan coklat setelah berhubungan seksual juga perlu diwaspadai.

Keluarnya cairan keputihan dengan warna coklat bisa menjadi indikasi kondisi serius jika disertai gejala seperti muncul bau menyengat dan sensasi terbakar di area vagina. Setelah diperiksa, dokter akan memberikan obat atau penanganan sesuai kondisi pasien.

Satu hal yang harus diperhatikan adalah pastikan untuk memilih klinik ginekologi yang sudah terbukti kualitasnya. Pasalnya, keputihan berwarna coklat akan lebih mudah ditangani oleh dokter profesional di bidangnya.

Dari beberapa tempat yang ada, Klinik Pandawa bisa menjadi pilihan tepat. Hal tersebut dikarenakan tempat ini mempunyai layanan Klinik Ginekologi Jakarta terpercaya serta Klinik Kulit dan kelamin terbaik di Indonesia.

Bahkan, pasien juga dapat konsultasi dokter online secara gratis (rahasia terjamin) jika memiliki keresahan untuk ditanyakan.

Referensi:

Share: