Apakah Sifilis Menyebabkan Kemandulan? – Klinik Pandawa

Sifilis adalah satu penyakit menular seksual yang dapat memengaruhi sistem reproduksi, lalu apakah penyakit ini menyebabkan kemandulan?

Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala dan memengaruhi berbagai organ dalam tubuh. 

Sifilis dapat menular melalui kontak langsung dengan luka sifilis atau melalui hubungan seksual tanpa pengaman dengan seseorang yang terinfeksi.

Definisi Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang penyebab utamanya adalah bakteri Treponema pallidum. 

Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada kulit atau selaput lendir seseorang yang terinfeksi, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom. 

Sifilis memiliki empat tahap utama, yaitu sifilis primer, sekunder, laten, dan tersier. Gejala sifilis dapat bervariasi pada setiap tahap, mulai dari chancre atau sifiloma pada tahap primer, ruam pada tahap sekunder, hingga masalah kesehatan serius seperti kerusakan organ pada tahap tersier. 

Sifilis dapat terobati dengan antibiotik, terutama jika teriidentifikasi dan sudah mendapat pengobatan pada tahap awal. 

Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting dalam mengelola sifilis.

Tanda dan Gejala Sifilis

Ilustrasi Penyakit Sifilis
Ilustrasi Penyakit Sifilis

Penyakit sifilis ini berkembang dalam beberapa tahap, dan gejalanya dapat bervariasi sesuai dengan tahap infeksi. Berikut adalah tanda dan gejala sifilis pada setiap tahap:

1. Tahap Awal (Primer)

Sebagian besar orang dengan sifilis akan mengalami chancre, yaitu luka terbuka atau sariawan yang muncul di tempat bakteri masuk ke dalam tubuh. Chancre biasanya tidak terasa sakit dan muncul di daerah genital, anus, atau mulut.

2. Tahap Sekunder

Pada tahap ini, seseorang dapat mengalami ruam yang muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki, namun ruam ini mungkin tidak terasa gatal. 

Demam, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening juga dapat terjadi.

3. Tahap Laten (Tersembunyi)

Setelah tahap sekunder, sifilis dapat memasuki tahap laten di mana gejala mungkin tidak terlihat, tetapi bakteri masih ada dalam tubuh. Tahap laten dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

4. Tahap Tersier (Lanjutan)

Jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang menjadi tahap tersier yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ dalam, kulit, tulang, dan sistem saraf. 

Gejala pada tahap ini dapat mencakup benjolan atau tumor (gumma), kelumpuhan, kebutaan, dan masalah kesehatan lainnya.

Apakah Sifilis Bisa Menyebabkan Kemandulan?

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “ya”. Sifilis dapat menyebabkan masalah kemandulan jika tidak mendapat pengobatan dengan tepat. 

Infeksi sifilis yang tidak terlambat penanganan dapat merusak organ internal, termasuk testis, ovarium, dan rahim, sehingga meningkatkan risiko kemandulan pada pria dan wanita.

Pada pria, sifilis yang tidak diobati dapat menyebabkan peradangan pada saluran sperma (vas deferens) atau testis, yang dapat mengganggu produksi atau pergerakan sperma. Hal ini dapat menyulitkan proses pembuahan sel telur.

Pada wanita, sifilis yang tidak mendapat pengobatan dapat menyebabkan peradangan pada saluran tuba falopi atau rahim, yang dapat menyebabkan jaringan parut. 

Jaringan parut ini dapat menghambat perjalanan sel telur menuju rahim atau mencegah sperma bertemu dengan sel telur, yang dapat menghambat proses reproduksi.

Penting untuk Anda ingat bahwa pengobatan dini dan tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius seperti kemandulan akibat sifilis. 

Jika Anda memiliki risiko tertular sifilis atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk pengujian dan pengobatan yang sesuai.

TanyaDokter #Eps1 Seputar Penyakit Kelamin Sifilis alias Raja Singa (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Artikel Lainnya: 5 Penyakit Kelamin yang Perlu ke Klinik Penyakit Kelamin Jakarta

Komplikasi yang Bisa Terjadi Akibat Sifilis

Sifilis, jika tidak terobati atau terlambat mendapat pengobatan, dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius. Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat sifilis:

1. Kerusakan Organ Internal

Pada tahap tersier sifilis, bakteri Treponema pallidum dapat menyebar ke organ internal seperti jantung, otak, mata, hati, dan tulang. 

Ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ-organ tersebut dan mengancam kehidupan.

2. Sifilis Kongenital

Jika seorang wanita hamil terinfeksi sifilis, bakteri dapat menular ke janin melalui aliran darah. Ini dapat menyebabkan sifilis kongenital pada bayi yang dapat mengakibatkan cacat lahir, gangguan perkembangan, dan bahkan kematian neonatal.

3. Kerusakan Sistem Saraf

Sifilis dapat menyebabkan peradangan pada sistem saraf pusat, yang dikenal sebagai neurosifilis. 

Gejalanya meliputi sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan perilaku, dan masalah kognitif.

4. Penyakit Kardiovaskular

Pada tahap tersier, sifilis dapat merusak dinding pembuluh darah, menyebabkan aneurisma atau penyempitan pembuluh darah. Ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

5. Masalah Kulit dan Tulang

Sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan tulang, termasuk pembentukan lesi atau keropeng pada tulang. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan gangguan fungsi.

6. Peradangan Mata (Uveitis)

Penyakit kelamin ini dapat menyebabkan peradangan pada lapisan tengah mata (uvea), yang dapat mengakibatkan gangguan penglihatan dan nyeri mata.

7. Infeksi Oportunistik

Sifilis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi oportunistik oleh patogen lain.

Cara Mendiagnosis Penyakit Sifilis (Raja Singa)

Diagnosis Penyakit Sifilis Raja Singa
Dokter sedang Mendiagnosis Pasien Sifilis (Raja Singa)

Diagnosis sifilis melibatkan serangkaian prosedur medis yang dilakukan oleh profesional kesehatan. 

Berikut adalah beberapa metode umum untuk mendiagnosis sifilis:

1. Tes Darah

Tes darah adalah metode paling umum untuk mendeteksi sifilis. Ini dapat mengukur keberadaan antibodi atau antigen yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi oleh bakteri Treponema pallidum.

2. Pemeriksaan Sifilis Primer (Chancre)

Jika terdapat chancre atau luka terbuka pada kulit atau selaput lendir, dokter dapat melakukan pemeriksaan langsung pada sampel cairan dari chancre untuk mengidentifikasi bakteri penyebab sifilis.

3. Pemeriksaan Cairan dari Luka Kulit

Jika terdapat ruam atau luka terbuka pada tubuh, dokter dapat mengambil sampel cairan dari luka tersebut untuk pemeriksaan laboratorium.

4. Pemeriksaan Cairan Serebrospinal (CSF)

Jika dikhawatirkan adanya sifilis pada tahap lanjut atau sifilis tersier, dapat dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang) untuk mendeteksi infeksi pada sistem saraf.

Penting untuk mencari bantuan profesional segera jika Anda memiliki risiko tertular sifilis atau mengalami gejala yang mencurigakan.

Baca Juga: 7 Mitos atau Fakta Infeksi Menular Seksual (IMS)

Cara Pengobatan Sifilis

Pengobatan sifilis biasanya melibatkan penggunaan suntik antibiotik untuk membunuh bakteri Treponema pallidum, penyebab sifilis. 

Biaya suntik antibiotik sipilis sendiri umumnya bergantung pada beberapa faktor seperti, tingkat keparahan, lokasi pengobatan, dan lain-lain.

Berikut adalah cara pengobatan sifilis berdasarkan tahap infeksinya:

1. Sifilis Primer dan Sekunder

Pada tahap awal sifilis, pengobatan yang umumnya direkomendasikan adalah suntikan penisilin. Dosis dan jumlah suntikan dapat tim medis sesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi.

2. Sifilis Laten Awal atau Tersier

Pada tahap ini, pengobatan dengan penisilin tetap menjadi pilihan utama. Jika sifilis telah berkembang menjadi tahap laten atau tersier dan telah berlangsung untuk waktu yang lama, terapi penisilin yang lebih intens mungkin diperlukan.

3. Alergi Terhadap Penisilin

Jika seseorang alergi terhadap penisilin, dokter dapat meresepkan antibiotik alternatif seperti doxycycline atau tetracycline. Namun, penisilin tetap menjadi antibiotik pilihan utama.

Setelah menjalani pengobatan, penting untuk melakukan tindak lanjut dengan dokter untuk memastikan bahwa pengobatan telah berhasil dan mengidentifikasi apakah ada efek samping atau komplikasi.

Silahkan konsultasi dokter kelamin secara online dan gratis di sini (Rahasia Terjamin):

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala yang dapat terkait dengan sifilis, seperti chancre (luka terbuka), ruam, atau gejala lainnya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut, seperti kemandulan.

Untuk melakukan pengobatan dan pemeriksaan terkait dengan penyakit sifilis, agar proses penyembuhan semakin maksimal, Anda harus mengunjungi klinik sifilis Jakarta milik Klinik Utama Pandawa.

Klinik Utama Pandawa yang merupakan klinik kulit dan kelamin terbaik di Jakarta bisa mengombinasikan keahlian medis tinggi dan fasilitas modern yang mendukung deteksi dan penanganan penyakit dengan efektif. 

Dokter-dokter terampil di Klinik Utama Pandawa memiliki pengalaman luas dalam menangani berbagai kasus sifilis dan mengikuti panduan pengobatan terkini berdasarkan perkembangan medis terbaru. 

Mereka dapat memberikan diagnosis yang akurat dan merancang rencana pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan serta kebutuhan setiap pasien.

Selain itu, Klinik Utama Pandawa menawarkan fasilitas modern, termasuk laboratorium diagnostik yang canggih untuk pemeriksaan sifilis. 

Fasilitas ini mendukung proses pengujian yang akurat dan cepat, memungkinkan identifikasi dini dan pengobatan sifilis. 

Dengan pendekatan holistik terhadap pelayanan kesehatan dan lingkungan yang aman, Klinik Utama Pandawa menjadi pilihan unggul bagi mereka yang mencari perawatan dan pemeriksaan sifilis yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal dalam penanganan penyakit ini.

Referensi:
Share: