Search
Close this search box.

13 Jenis Penyakit Kelamin & Ciri-cirinya | Klinik Kulit dan Kelamin

Penyakit kelamin saat ini masih mendominasi sebagai penyakit menular seksual yang berbahaya. Lantaran, penyakit kelamin ini mudah dan rentan menular baik melalui hubungan seks antar vaginal, anal maupun oral.

Penyakit kelamin umumnya menyerang pria atau wanita dewasa yang sudah aktif secara seksual. Parahnya penyakit ini dapat juga menyerang bayi atau janin pada ibu hamil yang terinfeksi penyakit kelamin.

Sebelum mengetahui jenis-jenis penyakit kelamin yang paling umum, ada baiknya Anda tonton video dibawah ini tentang “Deteksi Penyakit Kelamin”.

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Jenis Penyakit Kelamin dan Cirinya

Hingga saat ini ada beragam jenis penyakit kelamin yang mengincar manusia. Berikut ini jenis penyakit kelamin dengan beragam tanda dan ciri-cirinya, diantaranya:

1. Gonore atau Kencing Nanah

Jenis penyakit kelamin paling umum dan sering dialami adalah penyakit gonore. Penyakit gonore yang dijuluki penyakit kencing nanah ini memiliki ciri utamanya yaitu kencing keluar nanah, atau keluar cairan kental di kelamin.

Penyakit gonore atau kencing nanah ini, umumnya dialami oleh para pria. Namun, saat ini penyakit gonore bisa dialami oleh wanita akibat seks tidak aman.

Penyebab Gonore atau kencing nanah disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae. Bakteri kelamin ini cukup pintar dan berbahaya.

Selain menginfeksi kelamin, bakteri gonore ini juga mampu menginfeksi anus, area mata, mulut dan tenggorokan. Ibu hamil yang positif gonore juga mampu menularkan bakteri ini kepada bayinya ketika proses persalinan.

Ciri ciri gonore pada pria dan wanita dapat berbeda. Pada wanita, umumnya gonore tidak menunjukan gejala. Bahkan, hanya 50% saja wanita yang terinfeksi menunjukan gejala gonore. 

Ciri gonore pada wanita paling sering berupa keputihan abnormal, sensasi nyeri atau terbakar saat buang air kecil, dan pendarahan pada miss v saat berhubungan. Anda memiliki risiko sebaiknya lakukan skrining penyakit menular seksual.

2. Sifilis atau Raja Singa

Jenis penyakit kelamin selanjutnya adalah penyakit sifilis. Penyakit sifilis pada masyarakat lebih dikenal dengan sebutan penyakit raja singa.

Sifilis dan gonore merupakan penyakit kelamin yang paling dominan ditemui. Bakteri penyebab sifilis atau raja singa sendiri berbeda dengan bakteri penyebab gonore, yaitu bakteri Treponema Pallidum.

Bakteri raja singa juga cukup pintar, lantaran dapat bersembunyi dan memiliki tahapan dengan ciri yang beragam. Hal tersebutlah juga dapat menjadi penentu tingkat keparahan penyakit raja singa.

Berikut ciri sipilis dan tahapannya:

  • Sipilis primer: Di tahap awal ini ciri awal raja singa adalah adanya luka terbuka yang tidak terasa sakit. Luka terbuka ini muncul di sekitar alat kelamin, dubur, atau di dalam dan sekitar mulut serta bibir. Apabila di tahap pertama ini tidak segera melakukan pengobatan maka dapat naik menjadi tahap dua yakni tahap sekunder.
  • Sipilis sekunder: Ciri sipilis tahap kedua ini ditandai dengan hadirnya ruam-ruam merah di kemaluan, dubur, dan kulit tubuh lainnya. Bahkan juga bisa disertai dengan timbulnya benjolan atau kutil, pembesaran kelenjar getah bening, flu, nyeri sendi, rambut rontok dan lain sebagainya. Lanjut ke tahap selanjutnya apabila Anda terlambat pengobatan sipilis.
  • Tahap laten: Ditahap ketiga ini kemungkinan gejala atau ciri-ciri sebelumnya terasa hilang dan beraktivitas normal. Namun, sebetulnya bakteri ini masih bersembunyi dan rentan menular.
  • Tahap tersier: Pada tahap akhir ini terjadi biasanya diderita hampir selama 3-15 tahun. Tahap ini bakteri sudah dapat memicu komplikasi seperti merusak otak, jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya yang membahayakan.

Artikel Lainnya: 10 Penyakit Kelamin pada Wanita

3. Klamidia

Jenis penyakit kelamin lainnya yang tak kalah terkenal dan berbahaya adalah infeksi klamidia. Klamidia tergolong dalam jenis penyakit menular seksual yang berasal dari bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa saja tidak bergejala atau gejalanya tidak terlalu signifikan, sehingga banyak orang tak menyadarinya.

Disisi lain, biasanya orang yang terinfeksi gonore juga bisa terinfeksi klamidia. Bahkan, orang mengira gejala klamidia disalah artikan sebagai gejala gonore lantaran memiliki ciri yang sedikit sama.

Bakteri Chlamydia dapat menginfeksi beberapa organ seperti mata, tenggorokan, leher rahim (serviks) dan saluran kencing. Klamidia bisa disembuhkan jika mendapat penanganan lebih dini.

Penyakit ini mirip dengan penyakit gonore lantaran dapat memicu masalah kesehatan serius bila terlambat diketahui dan tak kunjung mendapatkan penanganan tepat. Salah satunya berisiko menyebabkan infertilitas atau kemandulan.

Umumnya, Infeksi bakteri klamidia dapat dialami oleh orang yang sudah aktif dan produktif mulai dari usia 14-24 tahun ke atas. Ciri ciri klamidia sendiri sulit ditebak dan untuk membutuhkan tenaga medis untuk mengetahui. 

Berikut beberapa ciri umum yang bisa menjadi perhatian Anda, diantaranya:

  • Keluar cairan dari organ kemaluan atau keputihan tidak normal
  • Bengkak dan nyeri pada salah satu atau kedua skrotum (buah zakar).
  • Area kemaluan terasa gatal dan seperti terbakar.
  • Ada rasa terbakar saat buang air kecil.
  • Miss v terasa gatal dan bengkak.

Anda yang memiliki risiko seperti aktif berhubungan seks sejak remaja, tidak memakai alat pengaman, dan sering berganti pasangan seks sebaiknya lakukan skrining penyakit menular seksual.

4. Kutil Kelamin atau Kondiloma

Jenis penyakit kelamin berbahaya lainnya adalah penyakit kutil kelamin atau dalam bahasa medisnya Kondiloma Akuminata. Penyakit kelamin ini tergolong dalam infeksi menular seksual yang berbahaya.

Penyakit kutil kelamin dalam masyarakat juga memiliki julukan yaitu penyakit jengger ayam atau kembang kol. Julukan tersebut dikenal lantaran kutil di kelamin ini dapat membesar menyerupai jengger pada ayam dan berukuran seperti tanaman kembang kol.

Tak perlu Anda bayangkan, penyakit ini sudah cukup berbahaya. Penyebab utamanya tidak lain adalah virus HPV atau Human Papilloma virus. Virus HPV ini juga cukup terkenal di dunia medis.

Virus HPV selain bisa memicu penyakit kutil di kelamin juga dapat memicu sel kanker serviks pada wanita dan kanker lainnya. Infeksi HPV sebetulnya dapat dicegah dengan menjalani vaksinasi HPV. Selain itu, juga perlu Anda terapkan kehidupan seks yang sehat dan setia pada satu pasangan.

Penyakit kutil kelamin dapat menimbulkan sejumlah gejala, seperti:

  • Gatal
  • Rasa tidak nyaman
  • Sensasi seperti terbakar
  • Nyeri dan perdarahan saat berhubungan intim.
  • Kutil dapat tumbuh di dubur, selangkangan, miss v dan batang mr.p serta mulut

Kondisi yang tidak segera diobati dapat mengganggu kesehatan reproduksi hingga mengancam nyawa. Jika Anda berisiko segera kunjungi klinik spesialis penyakit kulit kelamin terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Deteksi Dini Penyakit Kelamin Sekarang Juga Sebelum Parah!

5. Herpes Kelamin (Herpes Genital)

Penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus selanjutnya adalah penyakit herpes genital atau herpes kelamin. Penyebab utama dari penyakit ini adalah virus HSV atau Herpes simplex virus.

Infeksi Herpes kemaluan merupakan penyakit yang disebabkan virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2). Biasa terjadi pada pria sebanyak 8.2% dengan rentang usia 14-49 tahun. Virus HSV ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual yang tidak aman, sehingga wanita pun juga dapat mengidap penyakit ini.

Selain itu berbagi barang pribadi dan terkena cairan dari penderita juga bisa berisiko. Herpes genital sering kali tidak menimbulkan gejala dan ciri-cirinya. Jika muncul, keluhan paling umum adalah timbul luka lepuh di area kelamin yang disertai rasa sakit dan gatal. 

Gejala ini bisa kambuh beberapa kali dalam setahun. Tetapi, seiring terbentuknya sistem kekebalan tubuh terhadap virus herpes, frekuensi kekambuhannya akan berkurang dan tidak terlalu parah dari kali pertama.

Jika dibiarkan, herpes genital atau herpes kelamin dapat sebabkan komplikasi lain yang berbahaya. Selain penyakit kelamin menular lain, seperti HIV, penderita herpes kelamin juga berpotensi terkena peradangan pada ujung usus besar (rektum) atau gangguan kandung kemih.

6. Candidiasis atau Infeksi Jamur Kelamin

Banyak yang belum tahu bila penyakit kelamin juga dapat disebabkan oleh jamur. Jamur pada tubuh sebenarnya wajar saja, namun yang tidak wajar adalah perkembangan jamur yang berlebih sehingga memicu infeksi kulit berbahaya.

Infeksi jamur pada tubuh yang paling umum yakni disebabkan oleh jamur Candidiasis atau Kandidiasis. Jamur ini bisa dialami oleh siapapun dan tak hanya menyerang organ kemaluan tetapi juga dapat ditemui pada oral atau mulut.

Jamur Kandidiasis dapat dialami oleh siapa saja. Terlebih, orang dengan daya tahan tubuh lemah berisiko terkena infeksi jamur ini. Selain itu, beberapa riwayat penyakit seperti diabetes, kanker, dan HIV/AIDS, mampu memicu turunnya kekebalan imun.

Ciri-ciri kandidiasis pada kelamin yakni diawali dengan gatal di selangkangan dan area intim, rasa panas dan tidak nyaman saat berhubungan intim, memicu keputihan tidak normal dan mengeluarkan bau tidak sedap.

Sementara pada mulut, jamur ini muncul dengan bercak-bercak putih di lidah, atau langit-langit mulut. Rasa nyeri saat menelan, luka seperti sariawan makin meluas, dan lainnya.

Adanya seks tidak aman dan seks oral dapat memicu resiko peluang terinfeksi jamur kelamin dan infeksi menular seks lainnya.

Penanganan utama untuk menghilangkan jamur kelamin ataupun pada oral adalah dengan melakukan pengobatan anti jamur. Sebaiknya diskusikan langsung bersama dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai.

7. Trikomoniasis

Tak hanya virus, jamur, dan bakteri, penyebab penyakit kelamin lainnya juga bisa disebabkan oleh parasit.

Trikomoniasis juga termasuk dalam jenis penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis.

Sebagian besar penderitanya khususnya wanita, memiliki penyakit ini tanpa mengalami gejala. Anda yang terinfeksi penyakit ini bisa menularkan siapa saja tanpa sadar.

Infeksi ini biasanya tidak bersifat fatal atau krusial. Namun, penyakit trikomoniasis berisiko memicu beberapa komplikasi, seperti gangguan kesuburan pada wanita dan tersumbatnya saluran kemih pada pria.

Tak hanya itu, penyakit kelamin ini juga berpotensi mengakibatkan komplikasi kehamilan. Sekitar 70% orang dengan penyakit ini bisa tidak mengalami keluhan penyakit kelamin sama sekali.

Bila gejala muncul, artinya penyakit ini sudah memicu iritasi dan peradangan yang tergolong sedang hingga parah. Namun, Anda boleh curiga dan sebaiknya segera ke dokter spkk bila mengalami gatal pada kemaluan, miss v bengkak, sakit saat berhubungan, kencing terasa panas dan nyeri, keputihan tidak normal, atau keluar cairan aneh dari mr p.

Selalu periksakan kondisi kesehatan organ reproduksi Anda ke dokter spesialis untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dan tepat.

Baca Juga: Penyakit Vagina yang Perlu Diwaspadai Keberadaannya

8. Toksoplasmosis

Pasti Anda pernah mendengar penyakit Toksoplasmosis. Kondisi ini merupakan infeksi dalam yang ditimbulkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Infeksi ini terkenal dengan hubungannya dengan kotoran kucing dan berbahaya bagi ibu hamil.

Padahal kotoran kucing bukanlah satu-satunya penyebab penyakit tokso. Parasit toksoplasma bahkan bisa ditemukan di makanan, yang kemudian menularkan pada ibu hamil bila menyentuh atau mengkonsumsinya. 

Seperti makanan daging mentah, setengah matang, telur mentah atau susu yang belum disterilisasi. Ciri ciri toksoplasmosis sendiri mirip dengan infeksi flu, seperti demam, nyeri sendi, sakit kepala, dll. 

Untuk mengantisipasi sebaiknya lakukan skrining TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes) apabila dalam keadaan hamil maupun skrining penyakit kelamin lainnya. 

Siapa pun bisa terinfeksi parasit toksoplasma, lantaran parasit ini dapat ditemukan di mana saja. Namun, seseorang lebih berisiko mengalami masalah kesehatan serius akibat infeksi toksoplasmosis jika mengidap HIV/ AIDS, menjalani kemoterapi, hamil, dll.

9. Hepatitis

Infeksi kelamin juga bisa mengakibatkan infeksi hepatitis. Hepatitis sendiri adalah infeksi dalam yang terjadi akibat adanya peradangan pada hati atau liver

Hepatitis bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi virus, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati. Bila disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis bahkan bisa menular ke orang lain.

Ciri ciri hepatitis sendiri yakni ditandai dengan gejala berupa demam, nyeri sendi, sakit perut, dan penyakit kuning. Kondisi ini lantas bisa berlangsung selama 6 bulan (akut) atau lebih dari 6 bulan (kronis).

Apabila tak ditangani dengan tepat, penyakit yang menyerang liver ini dapat menimbulkan komplikasi. Diantaranya seperti gagal hati, sirosis, hepatitis fulminan, atau kanker hati (hepatocellular carcinoma). 

Penderita hepatitis umumnya tidak merasakan gejala hingga beberapa minggu atau sudah dalam keadaan gangguan fungsi hati. Hepatitis akibat infeksi virus, gejalanya akan muncul setelah masa inkubasi, yaitu sekitar 2 minggu sampai 6 bulan.

Ciri-ciri infeksi hepatitis seperti timbulnya nyeri perut, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, penyakit kuning, penurunan berat badan.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis, bila Anda mengalami keluhan seperti yang disebutkan di atas. Pemeriksaan perlu dilakukan bila Anda menderita kondisi yang meningkatkan risiko seperti penyakit autoimun, memiliki riwayat IMS, kecanduan alkohol, atau sering mengonsumsi obat-obatan.

10. Mononukleosis

Jarang diketahui Mononukleosis juga merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV). Penularan virus EBV bisa melalui cairan tubuh, terutama air liur. Maka dari itu, penyakit ini sering dikenal dengan nama “kissing disease” karena dapat ditularkan melalui aktivitas berciuman mulut.

Infeksi EBV atau mononukleosis sebenarnya bukan termasuk penyakit kelamin, namun bisa menginfeksi kelamin apabila ada aktifitas yang menggunakan oral atau mulut dengan alat kemaluan.

Virus ini cepat menular melalui cairan tubuh lain, seperti darah, cairan luka, air liur, atau cairan kelamin. Penyakit kissing disease ini juga bisa disebabkan oleh jenis virus lainnya, seperti Toxoplasma, Cytomegalovirus (CMV), Rubella, Hepatitis (A, B, atau C), HIV, dan Adenovirus. Untuk itu Anda perlu berhati-hati berciuman dengan seseorang.

Beberapa orang yang aktif seksual tanpa pengaman, sering berganti pasangan seks, sesama jenis berpotensi mengidap penyakit ini. Ciri ciri yang perlu diwaspadai adalah demam, flu, kelenjar getah bening membengkak, radang tenggorokan, dll.

Maka itu sebaiknya lakukan skrining penyakit menular untuk mengetahui penanganan serta pengobatan yang tepat. Konsultasikan masalah sensitif Anda bersama dokter spesialis kulit dan kelamin.

Baca Juga: Penyakit Menular Seksual Dan Gejalanya

11. HIV/ AIDS

Jenis penyakit kelamin yang tak kalah populer dan berbahaya selanjutnya adalah infeksi HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang terkenal dalam merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. 

Ketika sel CD4 banyak yang hancur, daya tahan tubuh akan dapat melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

HIV yang tidak segera dilakukan penanganan akan berlanjut menjadi infeksi serius yang kita disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS sendiri merupakan tahap akhir dari infeksi HIV yang berbahaya. Pada tahap akhir ini, kemampuan tubuh melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya dan tentu membahayakan keselamatan Anda.

Sayangnya untuk saat ini belum ditemukan obat permanen untuk menyembuhkan HIV/AIDS. Tapi, Anda perlu mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat dan terarah agar mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.

Kebanyakan penderita HIV mengalami gejala ringan seperti flu ringan kurang lebih 2–6 minggu setelah terpapar. Flu ini bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu.

Setelah flu membaik, tanda-tanda lain mungkin tidak akan terlihat bahkan bisa bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, hingga akhirnya HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.

Pada banyak kasus, seseorang baru diketahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Seperti infeksi menular seksual yang parah, pneumonia, atau toksoplasmosis kronis.

12. Molluscum Contagiosum

Infeksi kelamin selanjutnya adalah Moluscum kontagiosum. Kondisi ini terjadi akibat infeksi virus Pox. Infeksi ini ditandai dengan munculnya gangguan bintil-bintil putih di kulit. Baik anak-anak hingga orang dewasa bisa mengalami infeksi virus kulit ini.

Jika bintil-bintil tersebut tergores atau terluka, infeksi bisa cepat menyebar ke kulit terdekat. Molluscum contagiosum juga menyebar melalui kontak orang ke orang dan kontak dengan benda yang terinfeksi.

Moluskum kontagiosum pada area kemaluan, dapat menjadi penyakit menular seksual (PMS). Sudah dapat dipastikan rentan menular melalui aktivitas seks tidak aman. Bintil-bintil molluscum sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya namun cukup lama, dan biasanya penderita meminta pertolongan untuk membasmi bintil ini di klinik kelamin Jakarta.

Faktor Risiko Molluscum Contagiosum

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini meliputi:

  • Orang dengan sistem kekebalan lemah (yaitu, orang yang terinfeksi HIV atau orang yang dirawat karena kanker) berisiko lebih tinggi terkena moluskum kontagiosum. Pertumbuhan mereka mungkin terlihat berbeda, lebih besar, dan lebih sulit diobati.
  • Dermatitis atopik juga bisa menjadi faktor risiko terkena moluskum kontagiosum karena sering pecahnya kulit. Orang dengan kondisi ini juga lebih mungkin menyebarkan penularan moluskum ke bagian lain dari tubuh mereka karena alasan yang sama.
  • Orang yang tinggal di iklim yang hangat dan lembap dengan kondisi kehidupan yang padat.

Gejala Molluscum Contagiosum

Tanda dan gejala moluskum kontagiosum yang paling dikeluhkan penderitanya, diantaranya meliputi:

  • Benjolan kecil – biasanya berdiameter kurang dari 1/4 inci (lebih kecil dari 6 milimeter).
  • Bisa berwarna sama dengan kulit atau merah muda
  • Benjolan dengan penyok kecil atau titik di bagian atas dekat tengah
  • Terkadang ada rasa gatal
  • Muncul di area wajah terbuka, punggung, lengan atau kaki pada anak-anak
  • Juga dapat muncul di alat kelamin, perut bagian bawah atau selangkangan, ataupun bokong jika infeksi menular seksual

Komplikasi Moluscum Contagiosum

Bintil dan kulit di sekitarnya bisa meradang atau memerah. Ini dianggap sebagai respons sistem kekebalan terhadap infeksi. Apabila digaruk, bintil tersebut bisa terinfeksi dan sembuh dengan jaringan parut. Kemudian, apabila bintil muncul di kelopak mata, maka akan mengalami mata merah (konjungtivitis).

Diagnosis Molluscum Contagiosum

Dokter spesialis kulit, biasanya dapat mendiagnosis moluskum kontagiosum hanya dengan melihatnya. Tetapi, apabila ada keraguan, dokter akan mengambil sampel kerokan kulit dari area yang terinfeksi dan melihatnya di bawah mikroskop.

Pengobatan Molluscum Kontagiosum

Karena moluskum kontagiosum dapat sembuh sendiri pada orang sehat, pengobatan mungkin menjadi pilihan akhir. Meskipun demikian, isu-isu seperti luka, penyakit dermatitis atopik yang mendasari, dan keinginan untuk mencegah penularan dapat mendorong terapi penyembuhan.

Perawatan untuk moluskum biasanya dianjurkan apabila lesi atau bintil ini berada di area genital (pada atau dekat penis, vulva, vagina, atau anus). Jika gangguan ditemukan di area ini, sebaiknya kunjungi klinik kelamin terdekat Anda, karena ada kemungkinan Anda terkena penyakit lain yang disebarkan melalui kontak seksual.

Dokter akan memberikan pengobatan berupa obat minum, obat oles dan juga tindakan untuk menghilangkan bintil moluscum. Tindakan ini bisa disebut dengan Cryotherapy, dimana menggunakan cairan nitrogen untuk menghilangkan bintil, dan juga tindakan laser. 

Tentunya, sebelum Anda melakukan tindakan ini, dokter akan menjelaskan cara kerja atau prosedur dan hasil yang didapat setelah perawatan. Anda tak perlu khawatir, pastikan Anda ditangani oleh dokter spesialis yang tepat dan berpengalaman dibidangnya.

13. Infeksi HPV

Infeksi human papillomavirus (HPV) adalah infeksi virus yang paling umum menyebabkan pertumbuhan kulit atau selaput lendir yang kita sebut sebagai kutil.

Melansir Mayo Clinic, diketahui bila ada 100 variasi, jenis, atau tipe dari human papillomavirus (HPV). Beberapa jenis infeksi HPV menyebabkan kutil, dan beberapa dapat menyebabkan berbagai jenis kanker berbahaya.

Sebagian besar infeksi HPV tidak memicu kanker. Namun, tetap ada beberapa jenis HPV genital yang dapat memicu kanker mulut rahim yang berhubungan dengan vagina atau serviks. Jenis kanker lain, termasuk kanker  penis, vagina, anus, vulva, dan belakang tenggorokan (oropharyngeal), bisa juga diakibatkan dari infeksi HPV.

Tergolong dalam Infeksi menular seksual, tentu bisa menyebar dan menular secara seksual atau melalui kontak kulit ke kulit lainnya. Vaksin HPV bisa membantu melindungi diri dari infeksi kutil kelamin dan mencegah kanker serviks pada wanita.

Jenis & Gejala Infeksi HPV

Ketika terserang virus HPV tak selalu langsung menimbulkan keluhan. Kadang area kulit kelamin bisa terasa gatal dan jika tumbuh kutil biasanya ketika memeriksakan diri ke dokter. Karena, pasalnya, kutil kelamin pada wanita cukup sulit dilihat ketimbang pria.

Saat kutil benar-benar muncul, penampakannya beragam tergantung pada jenis HPV yang terlibat:

  • Kutil kelamin (kondiloma). Bisa berupa lesi datar, benjolan kecil seperti kembang kol atau bintil kecil berwarna mirip kulit atau lebih gelap. Pada wanita, kutil kelamin bisa menyerang area vulva tapi bisa juga muncul di anus, di leher rahim atau atau lubang vagina.

Pada pria, kutil kelamin muncul di penis dan testis atau di sekitar anus. Kutil kelamin bisa terasa gatal atau terasa nyeri dan membesar bila tak segera diobati.

  • Kutil biasa (common warts). Kutil biasa atau mirip dengan daging tumbuh, muncul di atas permukaan kulit, seperti bintil yang kasar, menonjol dan biasanya muncul di tangan, atau leher. Kutil biasa ini tidak berbahaya tidak seperti kutil kelamin yang jauh berbahaya. Common warts hanya membuat penampilan terganggu namun apabila membesar dan gatal sebaiknya segera obati.
  • Kutil plantar. Kutil plantar biasanya tumbuh bintil kasar dan berbutir yang biasanya muncul di tumit atau jari kaki Anda. Kutil ini juga bisa sebabkan ketidaknyamanan.
  • Kutil datar. Kutil datar ini mirip seperti tahi lalat, bagian atas terasa rata dan sedikit menonjol tak seperti kutil kelamin. Tergolong jinak, biasanya ditemukan di area kulit punggung, leher, perut, dan kaki. 

Penyebab Infeksi HPV

Penyebab utama infeksi HPV adalah virus human papillomavirus tipe 6, 11, 16, dan 18 yang seringkali memicu kutil kelamin (kondiloma) dan kanker serviks. Infeksi akibat HPV ini pada awalnya tidak menimbulkan gejala tertentu, namun kanker serviks atau kutil akan terbentuk setelah beberapa tahun terpapar virus HPV.

Faktor risiko Infeksi HPV 

Berikut ini beberapa risiko Anda terinfeksi HPV.

  • Memiliki imun tubuh yang lemah
  • Memiliki luka terbuka di area kulit
  • Sering berganti pasangan seksual
  • Menderita penyakit menular seksual, salah satunya gonore atau sipilis
  • Tidak menjalankan pola hidup yang bersih
  • Berusia remaja hingga kalangan dewasa muda
  • Kerap berbagi barang pribadi seperti handuk, sapu tangan, atau kaus kaki

Apabila Anda memiliki risiko di atas hendaklah cepat periksakan diri Anda di klinik kelamin Jakarta. Pastikan Anda melakukan pemeriksaan mendalam dan mengikuti saran dokter Anda.

Infeksi HPV Penyebab Utama Kanker serviks 

Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, tapi kanker serviks mungkin memerlukan waktu 20 tahun atau lebih untuk berkembang. Infeksi HPV dan kanker serviks dini biasanya tidak menimbulkan gejala yang signifikan.

Seperti keputihan tidak normal, berbau amis dan menyengat, sering pendarahan dan sakit saat berhubungan. Kebanyakan wanita tidak mengetahui dirinya oleh karena gejalanya mirip kondisi lain.

Karena kanker serviks stadium awal tidak menimbulkan gejala, sangat penting bagi wanita untuk melakukan tes skrining secara teratur untuk mendeteksi setiap perubahan prakanker pada serviks yang bisa memicu kanker. Pedoman saat ini merekomendasikan agar wanita usia 21 hingga 29 tahun melakukan tes Pap smear setiap tiga tahun.

Menurut Mayo Clinic, Wanita usia 30 hingga 65 tahun disarankan untuk terus menjalani tes Pap setiap tiga tahun, atau setiap lima tahun bila mereka juga menjalani tes DNA HPV pada waktu yang sama. 

Wanita di atas 65 tahun dapat menghentikan tes bila mereka telah menjalani tiga tes Pap normal berturut-turut, atau dua tes DNA dan Pap HPV tanpa hasil abnormal.

Komplikasi Infeksi HPV

  • Beberapa infeksi HPV bisa sebabkan luka di lidah, langit-langit mulut, amandel, atau di dalam tenggorokan. Hal ini akibat melakukan seks oral tidak aman dengan orang yang terinfeksi Kutil kelamin/ HPV. Tak hanya itu, kutil juga bisa tumbuh di area anus.
  • Kanker. Strain HPV tertentu dapat menyebabkan kanker serviks. Strain ini mungkin juga berkontribusi terhadap kanker alat kelamin, anus, mulut, dan saluran pernapasan bagian atas.

Diagnosis HPV

Orang yang terinfeksi virus HPV awalnya tak selalu langsung menunjukkan tumbuhnya kutil. Kemungkinan bisa butuh beberapa waktu lama lagi hingga kutil muncul dan sel kanker aktif. Apabila terdapat gejala menyerupai kanker serviks, maka dokter biasanya akan melakukan diagnosis melalui pemeriksaan berikut ini:

1. Tes IVAA (Tes Inspeksi Visual Asam Asetat)

Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan meneteskan cairan khusus asam asetat pada area kelamin. Nantinya, kulit di area kelamin bisa berubah menjadi warna putih bila seseorang positif HPV.

2. Pap Smear

Pap smear sendiri merupakan metode pemeriksaan yang sering dianjurkan untuk melihat kondisi dalam mulut rahim atau serviks. Nantinya, tenaga medis akan melakukan pap smear dengan bantuan alat dan mengambil sel serviks untuk cek di laboratorium.

3. Tes HPV DNA

Tes DNA HPV bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus HPV (Human Papilloma Virus) yang berisiko menyebabkan penyakit menular seksual (seperti kutil kelamin atau kondiloma) serta kanker serviks.

Cara Mengobati Infeksi HPV

Ada sejumlah metode pengobatan untuk infeksi HPV yang diberikan di Klinik Kelamin Jakarta, diantaranya:

  • Obat oles dan obat minum
  • Penanganan dengan tindakan operasi. 
  • Vaksinasi

Selain menjalani pengobatan HPV, Anda juga baiknya melakukan pencegahan seperti dengan tidak berganti pasangan seks, gunakan pengaman seks, dan mendapatkan  vaksinasi.

Faktor Risiko Anda Terinfeksi Penyakit Kelamin 

Faktor Risiko Anda Terinfeksi Penyakit Kelamin
Seorang Pria Terinfeksi Penyakit Kelamin 

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan Anda berisiko penularan adalah sebagai berikut:

  • Sering berganti-ganti pasangan seks dan tanpa pengaman
  • Menggunakan jarum suntik bersama-sama/ obat terlarang
  • Berhubungan seks dengan seseorang yang tidak dikenal atau diketahui riwayat seksnya
  • Melakukan hubungan seks sesama jenis

Baca Juga: Keluar Nanah Pada Ujung Penis Awas Penyakit Kelamin Ini

Jika Terkena Penyakit Kelamin, Kapan Harus ke Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin?

Apabila Anda menemukan keanehan atau mengalami keluhan sama seperti ciri-ciri jenis penyakit kelamin di atas. Maka, segeralah ke klinik spesialis kulit dan kelamin terdekat terbaik dan terpercaya seperti Klinik Utama Pandawa untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat bersama dokter spesialis.

Pemeriksaan penyakit menular seksual atau reproduksi sangat penting dilakukan, lantaran penyakit ini rentan menular melalui seks secara anal, oral maupun vaginal. Misalnya seperti menyentuh luka, berciuman bibir ataupun berbagi barang pribadi.

Perlu ketahui, seseorang mampu terinfeksi penyakit kelamin lebih dari dua jenis infeksi. Jika Anda merencanakan kehamilan, menikah ataupun sudah berkeluarga pemeriksaan skrining penyakit menular seksual ini patut Anda jalani.

Konsultasikan segera kondisi kesehatan Anda bersama Kami ahlinya dengan cara klik link ini. Kami siap melayani. Rahasia Terjamin

Referensi:

Share: