Cek Kesehatan Organ Kewanitaan Tanpa ke Klinik, Bisa Kah?

Menjaga kesehatan organ kewanitaan sangat penting. Apalagi, ada banyak risiko penyakit berbahaya yang bisa menyerang. Hanya saja, banyak wanita enggan melakukan cek kesehatan organ kewanitaan ke klinik kelamin Jakarta. Alasannya sederhana, karena malu dan stigma negatif masyarakat terhadap para penderita penyakit kelamin. 

Namun, apakah pemeriksaan terhadap penyakit kelamin pada wanita dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke klinik kelamin? Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, ada baiknya Anda memahami terlebih dulu jenis penyakit kelamin serta gejalanya terlebih dulu. 

Penyakit Kelamin Berbahaya Pada Wanita

Tingkat risiko infeksi penyakit kelamin pada wanita jauh lebih besar dibanding pria. Alasannya, karena anatomi organ kewanitaan yang terbuka dan lembab, sehingga memudahkan proses terjadinya infeksi. Lain halnya dengan pria yang mempunyai anatomi organ kelamin tertutup. 

Lalu, jenis penyakit kelamin apa saja yang bisa menyerang organ kewanitaan? Ada banyak penyakit berbahaya yang dapat terjadi, di antaranya adalah: 

1. HIV

HIV
Penyakit HIV

Risiko penyakit kelamin pada wanita yang pertama adalah infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Penyakit ini mengakibatkan tubuh penderita mengalami gangguan sistem kekebalan. Cara kerjanya adalah dengan menghancurkan sel CD4 yang mempunyai peran penting dalam sistem imun tubuh. 

Karena sistem kekebalan tubuh yang melemah, penderita HIV jadi mudah terserang berbagai penyakit. Sampai sekarang belum ada penemuan yang secara efektif mampu menyembuhkan HIV. Meski begitu, penderita HIV tetap bisa memperoleh penanganan medis biar penyakitnya tidak bertambah parah dan berkembang menjadi AIDS. 

Gejala yang bisa Anda kenali dari penyakit HIV cukup banyak, di antaranya adalah: 

  • Sering mengalami diare
  • Nyeri pada area persendian
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Badan yang gampang kelelahan meski tidak melakukan banyak aktivitas
  • Kerap muncul sariawan
  • Nyeri otot
  • Ruam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Nafsu makan hilang
  • Sakit pada bagian tenggorokan
  • Berkeringat pada malam hari
  • Tidak enak badan
  • Muncul luka bernanah atau borok pada organ kelamin
  • Mual

Baca Juga: Apakah Gonore Bisa Menyebabkan HIV? – Klinik Kulit Kelamin

2. Gonore

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Selanjutnya, Anda perlu pula mewaspadai penyakit gonore atau kencing nanah. Penyakit ini umumnya menular lewat aktivitas seksual. Namun, ada pula risiko penularan yang berlangsung dari ibu hamil ke bayi saat persalinan normal. Penyebabnya adalah bakteri bernama Neisseria gonorrhoeae.

Kenyataan di lapangan memperlihatkan kalau penderita gonore kerap pula diiringi dengan penyakit kelamin lainnya, terutama klamidia. Pada wanita, gejala penyakit ini bisa saja tidak muncul atau tidak ada gejala apapun. Kalaupun muncul, Anda akan menjumpai adanya gejala seperti: 

  • Keluar cairan seperti nanah dari vagina
  • Muncul rasa nyeri pada area panggul
  • Pendarahan pada vagina yang berlangsung di luar periode menstruasi
  • Dysuria atau nyeri ketika buang air kecil
  • Rasa sakit atau nyeri saat melakukan hubungan seksual (dyspareunia)

Baca Juga: Cara Pemeriksaan Laboratorium Gonore

3. Klamidia

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Berikutnya, ada pula risiko penyakit kelamin klamidia. Penyakit ini bisa menular ketika Anda melakukan hubungan seksual dengan seorang penderita klamidia. Proses penularan dapat berlangsung pada hubungan seks vaginal, oral, ataupun anal. Selain itu, bayi dapat pula tertular dari ibu hamil penderita klamidia. 

Penyakit ini muncul akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Pada wanita, bakteri akan menginfeksi organ leher rahim. Tidak ada data secara pasti berapa banyak penderita klamidia di Indonesia. Namun, pada tingkat dunia WHO mencatat ada sekitar 129 juta kasus klamidia pada 2020. 

Lalu, bagaimana Anda bisa mengenali klamidia? Secara umum, gejala klamidia mempunyai kemiripan dengan gonore, di antaranya adalah: 

  • Keluar cairan dengan warna putih, abu-abu, atau kuning dan berbau amis dari vagina
  • Pendarahan yang terjadi di luar masa haid
  • Sering merasa ingin buang air kecil
  • Dysuria atau muncul rasa nyeri saat buang air kecil
  • Nyeri ketika berhubungan seks
  • Rasa nyeri yang bersumber dari bawah panggul

Baca Juga: Ciri-ciri Penyakit Klamidia yang Harus Kamu Ketahui

4. Sifilis

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Selanjutnya, Anda perlu memahami gejala berkaitan dengan penyakit sifilis. Penyakit sifilis yang muncul akibat infeksi bakteri Treponema pallidum mempunyai gejala yang bisa Anda kenali ketika pada 2 stadium awal infeksi. Secara total, ada 4 stadium penyakit sifilis yang dibagi berdasarkan gejalanya, yaitu sifilis primer, sekunder, laten, dan tersier. 

Pada tingkatan sifilis primer, Anda akan menjumpai gejala berupa luka yang dapat muncul pada area yang terinfeksi bakteri penyebab sifilis. Anda bisa menjumpai luka tersebut pada area sekitar organ kewanitaan, bibir, anus, ataupun mulut. 

Luka tersebut bisa hilang dengan sendirinya tanpa Anda obati ke klinik kelamin Jakarta. Namun, hilangnya luka tersebut merupakan indikasi bahwa penderita telah memasuki stadium selanjutnya, yaitu sifilis sekunder. 

Pada pasien sifilis sekunder, gejala yang muncul bisa lebih banyak, termasuk di antaranya adalah: 

  • Sakit kepala
  • Ruam yang ada di berbagai bagian tubuh
  • Nyeri pada persendian
  • Demam
  • Flu
  • Kelenjar getah bening bengkak
  • Berat badan menurun
  • Rambut rontok
  • Tubuh cepat lelah

Baca Juga: Sifilis Stadium 1, Stadium 2, Laten dan Tersier

Kapan Harus ke Dokter?

Selain penyakit-penyakit tersebut, masih ada banyak gangguan kesehatan lain pada organ kewanitaan yang berbahaya. Contohnya adalah trikomoniasis, infeksi HPV, herpes genital, serta hepatitis B. 

Pada penderita penyakit kelamin, gejala yang muncul bisa saja saling berkaitan. Oleh karena itu, penderita kerap salah dalam mengenali penyakit yang diderita. Alih-alih melakukan cek kesehatan organ kewanitaan sendiri, Anda perlu memperoleh diagnosis dari dokter di klinik kelamin Jakarta.

Lewat proses diagnosis di klinik kulit dan kelamin, Anda bisa mendapatkan kepastian terkait penyakit yang ada. Selanjutnya, Anda pun akan memperoleh penanganan medis dengan segera biar cepat sembuh.

Kalau Anda ingin bertanya lebih lanjut tentang penyakit kelamin pada wanita, manfaatkan layanan konsultasi dokter online secara gratis dari Klinik Utama Pandawa. Anda bisa memperoleh informasi kesehatan secara langsung dari ahlinya. Ada layanan reservasi online juga, lho!

Demikian informasi tentang cek kesehatan organ kewanitaan, semoga bermanfaat ya.

Referensi:

Share: