Daftar Isi Artikel
Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual yang memiliki beberapa stadium. Dimulai dari sifilis stadium 1, penderita akan mengalami gejala yang lebih parah apabila tidak segera dilakukan penanganan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai setiap stadium memang harus dimiliki.
Pengertian Sifilis atau Raja Singa
Sifilis termasuk salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yakni Treponema Pallidum. Penyakit ini dapat menular ke orang lain dengan cara kontak fisik terutama ketika melakukan hubungan seksual.
Meskipun masih bisa disembuhkan, namun penyakit ini patut diwaspadai. Pasalnya, gejala-gejala yang muncul kerap sekali tidak dirasakan oleh penderitanya seperti luka atau ruam di bagian tubuh tertentu. Apabila tidak segera ditangani, gejala ini akan berlanjut ke tahap yang lebih berbahaya.
Bahkan, ada kasus tertentu ketika seorang penderita sifilis tidak merasakan gejala apapun selama bertahun-tahun. Artinya, bisa saja orang tersebut berhubungan dengan orang lain dan menularkannya. Dari sinilah maka kemudian penyebarannya bisa terjadi tanpa diketahui.
Oleh karena itu, gejala ini harus benar-benar diperhatikan terutama setelah melakukan aktivitas yang memungkinkan memicu terserang sifilis. Beberapa contoh aktivitas tersebut adalah sering berganti pasangan, melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, dan lain-lain.
Artikel Lainnya: Bakteri yang Dapat Menyebabkan Penyakit Sifilis Adalah
Stadium Sifilis
Sifilis memiliki beberapa tahap mulai dari stadium primer dengan gejala yang ringan hingga tersier yang merupakan kondisi paling parah.
Setiap stadium memiliki gejala dan penanganan yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas terkait stadium tersebut, silakan simak bagian berikut ini.
1. Sifilis Stadium 1 atau Stadium Primer
Tahap yang pertama disebut dengan sifilis stadium 1 atau primer. Pada umumnya, gejala tahap ini akan mulai muncul sekitar 3 atau 4 minggu setelah terinfeksi bakteri Treponema Pallidum. Gejala yang paling sering muncul adalah adanya luka kecil di sekitar alat kelamin atau tempat lainnya.
Luka tersebut tidak menimbulkan rasa sakit kepada penderitanya. Alasan itulah yang menyebabkan banyak penderita tidak menyadarinya. Padahal, di tahap ini sifilis sudah bisa menular ke orang lain. Artinya, ketika melakukan hubungan seksual, pasangan bisa tertular.
2. Sifilis Stadium 2 atau Stadium Sekunder
Berikutnya adalah sifilis sekunder. Gejala yang muncul ketika sedang berada di tahap ini adalah munculnya ruam berwarna merah kecoklatan di kaki, tangan, alat kelamin, mulut dan berlanjut ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.
Ruam ini biasanya terlihat sekitar 3 hingga 10 minggu setelah penderita terinfeksi. Selain muncul ruam, ada beberapa gejala lain yang mungkin akan dirasakan seperti mudah lelah, kepala sakit, rambut rontok, berat badan menurun, hingga hilangnya nafsu makan.
3. Sifilis Laten
Sesuai namanya, di tahap ini gejala akan menghilang dan seakan-akan sudah sembuh. Padahal, potensi untuk muncul kembali masih ada. Bahkan, jika dibiarkan terlalu lama, kondisi ini bisa memicu sifilis meningkat ke tahap berikutnya yang lebih berbahaya.
4. Sifilis Tersier
Bisa dikatakan tahap ini adalah puncak atau gejala yang paling parah untuk dialami penderitanya. Tidak seperti sifilis stadium 1 yang ringan dan hilang dengan sendirinya, tahap tersier memiliki dampak sangat berbahaya.
Bagaimana tidak, ketika penderita sudah masuk ke tahap ini, maka beberapa organ tubuh akan mengalami kerusakan parah seperti di bagian otak, pembuluh darah, jantung, dan sebagainya. Bahkan, risiko yang paling parah adalah dapat menyebabkan kematian.
Sifilis Kongenital
Berbeda dengan tahap sebelumnya, sifilis kongenital merupakan penyakit yang ditularkan oleh ibu hamil kepada janin. Kasus ini sangat berisiko menyebabkan kematian pada janin. Kalaupun berhasil dilahirkan, biasanya bayi akan meninggal beberapa saat setelah proses persalinan.
Baca Juga: Alasan Sifilis Disebut Penyakit Raja Singa ?
Gejala Sifilis (Raja Singa)
Tonton video dibawah ini untuk mengetahui gejala sifilis:
Bagaimana Cara Penularan Sifilis?
Di bagian awal telah disebutkan bahwa sifilis termasuk penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri. Jadi, pada umumnya penularan terjadi melalui hubungan seksual. Namun, sebenarnya masih ada beberapa cara lainnya, yakni sebagai berikut.
- Lewat Hubungan Seksual
Hubungan seksual adalah cara penularan yang paling sering terjadi. Biasanya hal ini terjadi karena pada saat berhubungan, seseorang tidak menggunakan kondom, memiliki riwayat sifilis, ataupun sering berganti-ganti pasangan.
Salah satu gejala awal pada sifilis stadium 1 adalah munculnya luka yang tidak terasa sakit. Biasanya ketika hal itu terjadi, orang belum menyadari dan akhirnya melakukan hubungan seksual. Hasilnya, penyakit ini akan menular ke pasangannya.
- Lewat Transplasenta
Sesuai dengan namanya, penularan melalui transplasenta terjadi pada ibu hamil kepada anak atau janin. Sampai saat ini, kasus penularan ini masih sering terjadi karena ketika melakukan hubungan seksual, baik wanita atau pria sudah terinfeksi bakteri penyebab sifilis.
Untuk ibu hamil yang masih berada di tahap awal dan menjalani pengobatan, kemungkinan penyakit tersebut akan menular ke anak adalah sekitar 20%. Akan tetapi, jika tidak mendapatkan pengobatan, risiko ini bisa meningkat hingga menyentuh angka 55%.
- Lewat Transfusi Darah
Terakhir, sifilis juga bisa ditularkan melalui kegiatan transfusi darah. Kabar baiknya, saat ini hal tersebut mungkin sudah jarang terjadi karena adanya proses screening darah terlebih dahulu sebelum didonorkan. Apabila hasil menunjukkan pendonor terinfeksi, maka proses transfusi akan dibatalkan.
Siapa yang Paling Rentan Terkena Sifilis?
Pada dasarnya, setiap orang memiliki kemungkinan untuk terserang penyakit ini dan masuk ke tahap sifilis stadium 1. Hanya saja, ada beberapa kelompok dengan persentase lebih tinggi. Menurut beberapa data, sifilis atau raja singa paling rawan terjadi di daerah perkotaan.
Kemudian, beberapa kelompok dengan kemungkinan paling rentan terkena sifilis adalah pria penyuka sesama jenis, pelaku seks bebas, dan orang yang sering berganti pasangan. Selain itu, pasangan yang berhubungan tanpa pengaman juga memiliki risiko lebih besar.
Baca Juga: Bagaimana Cara Penularan Penyakit Sifilis?
Langkah Pencegahan Sifilis
Meskipun bisa diobati, namun tentu saja mencegah adalah langkah yang paling baik untuk dilakukan. Dengan melakukan pencegahan, maka risiko untuk terserang penyakit ini akan lebih kecil. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan.
1. Menggunakan Kondom atau Pengaman Saat Berhubungan Seks
Awal mula penyebaran sifilis paling umum terjadi saat melakukan hubungan seksual. Dengan ukuran dan cara pemakaian yang tepat, kondom bisa membantu mengurangi risiko terserang penyakit tersebut. Akan lebih baik jika kondom tersebut terbuat dari bahan lateks yang tidak mudah sobek.
2. Saling Terbuka dengan Pasangan
Banyak orang yang merasa malu untuk mengakui riwayat hubungan seksual kepada pasangan. Padahal, sebenarnya komunikasi ini sangat penting guna menghindari hal-hal tidak diinginkan. Dengan saling terbuka, maka keduanya bisa mencari solusi terbaik atas masalah tersebut.
3. Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bekas
Sifilis bisa menular melalui jarum suntik yang digunakan. Itulah sebabnya sebaiknya hindari penggunaan jarum suntik bekas. Bisa jadi jarum tersebut sudah terkontaminasi dengan darah penderita sifilis dan nantinya akan menularkan ke orang lain.
Baca Juga: Penyebab Penyakit Sipilis dan Cara Mengobatinya ?
Kapan Harus Konsultasi Ke Dokter?
Banyak orang masih bingung apakah sudah masuk ke sifilis stadium 1 atau masih aman. Untuk mengatasi kebingungan tersebut sangat disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin, salah satunya adalah Klinik Pandawa Jakarta. Silahkan konsultasi dokter kelamin GRATIS disini ya:
Referensi:
- Healtline, https://www.healthline.com/health/std/syphilis#pregnancy
- Planned Parenthood, https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/syphilis
- Minnesota Department of Health, https://www.health.state.mn.us/diseases/syphilis/about.html
- Hasil Blepharoplasty Before and After – Klinik Pandawa - 4 Oktober 2023
- Apakah Rhinoplasty Permanen? – Klinik Utama Pandawa - 4 Oktober 2023
- 5 Pantangan Makanan untuk Penderita Gonore - 4 Oktober 2023