Bagaimana Cara Penularan Penyakit Sifilis?

Gonore | Klinik Kulit | Klinik Kelamin | Info Kesehatan

Sifilis merupakan jenis infeksi menular seksual yang sangat berbahaya. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi, termasuk di antaranya adalah infeksi HIV, problem terkait kardiovaskuler, gangguan sistem saraf, dan bahkan keguguran atau kematian janin. Dengan memperhatikan risikonya tersebut, pengetahuan tentang bagaimana cara penularan penyakit sifilis sangat penting bagi masyarakat awam.

Pengetahuan terkait cara penularan sifilis bisa membantu Anda untuk menjaga diri sendiri dan keluarga. Apalagi, sifilis bisa menyerang siapa saja. Tidak hanya orang dewasa laki-laki dan perempuan, tetapi juga dapat menular ke bayi. Alih-alih mengobati, Anda dapat melakukan pencegahan dini sehingga aman dari infeksi bakteri penyebab infeksi sifilis yang juga dikenal sebagai penyakit raja singa.

Bakteri Penyebab Sifilis

Penyakit raja singa bisa terjadi karena disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Treponema pallidum. Bakteri yang termasuk dalam kategori bakteri gram negatif ini mempunyai bentuk spiral dan bersifat parasit obligat. Sifatnya sebagai parasit obligat membuat bakteri ini hanya bisa hidup di dalam tubuh.

Ukuran bakteri Treponema pallidum sangat kecil. Ukuran panjangnya hanya berkisar antara 6-15 nanometer. Sementara itu, diameternya antara 0,1 hingga 0,2 nanometer. Bandingkan besaran tersebut dengan diameter bakteri yang rata-rata adalah sebesar 1,25 mikrometer (1 mikrometer = 1.000 nanometer).

Bakteri Yang Menyebabkan Penyakit Sifilis Adalah Tak Diobati Bisa Sebabkan Kerusakan Otak

Bagaimana Cara Penularan Penyakit Sifilis?

Sebagai bakteri parasit obligat, cara penularan bakteri Treponema pallidum hanya bisa terjadi lewat kontak langsung dengan area yang terinfeksi. Terkait pertanyaan bagaimana cara penularan penyakit sifilis, ada 3 kondisi yang bisa terjadi, yaitu:

1. Hubungan Seksual Tanpa Pelindung

Cara penularan penyakit sifilis yang paling sering terjadi adalah melalui hubungan seksual. Bakteri Treponema pallidum pada seorang penderita sifilis dapat dengan mudah menginfeksi orang lain saat terjadi hubungan intim. Apalagi, kalau hubungan tersebut Anda lakukan tanpa menggunakan pelindung atau kondom.

Penularan bakteri penyebab sifilis bisa berlangsung dalam berbagai jenis hubungan seksual. Tidak hanya hubungan seksual secara vaginal, tetapi juga bisa terjadi pula pada aktivitas seksual secara anal maupun oral.

Selain itu, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan penyakit sifilis, antara lain adalah:

  • Kebiasaan bergonta-ganti pasangan

  • Melakukan hubungan intim dengan sesama jenis

  • Penderita yang terindikasi positif HIV

2. Pertukaran Cairan Tubuh

Jawaban atas pertanyaan bagaimana cara penularan sifilis selanjutnya adalah melalui proses pertukaran cairan tubuh. Anda bisa terinfeksi bakteri Treponema pallidum ketika mengalami proses pertukaran cairan tubuh dengan seorang penderita sifilis. Pertukaran cairan tubuh itu bisa terjadi pada beberapa kondisi, di antaranya:

  • Kontak langsung. Risiko penularan dapat terjadi ketika terdapat luka kecil pada kulit yang kemudian bersentuhan secara langsung dengan cairan tubuh yang positif terinfeksi bakteri Treponema pallidum.

  • Pengguna narkoba. Anda juga berisiko tertular sifilis ketika memiliki kebiasaan menggunakan narkoba. Apalagi, narkoba yang pemakaiannya menggunakan jarum suntik secara bersama. Pada kondisi tersebut, terdapat proses pertukaran cairan tubuh dengan orang lain yang bisa saja menderita sifilis.

  • Donor darah. Penularan sifilis dapat pula terjadi pada proses transfusi darah. Hanya saja, risikonya sangat kecil. Apalagi, Palang Merah Indonesia (PMI) terlebih dahulu melakukan skrining darah sebelum menyerahkan darah untuk proses transfusi.

3. Persalinan

Terakhir, ada risiko penularan dari penderita sifilis ketika terjadi proses persalinan. Situasi ini dapat berlangsung jika seorang ibu hamil positif terkena bakteri Treponema pallidum. Para ahli kesehatan dunia memperkirakan kalau proses penularan berlangsung ke tubuh janin melalui transplasenta.

Tak hanya berisiko menular ke tubuh bayi, persalinan ibu hamil yang terkena sifilis juga berisiko menimbulkan komplikasi. Sebuah penelitian mengungkapkan kalau komplikasi tersebut mempunyai kaitan erat dengan tingkatan gejala penyakit sifilis pada ibu hamil.

Dikutip dari CDC, ibu hamil penderita sifilis berisiko tinggi lahir mati. Ada pula risiko janin yang meninggal tidak lama setelah proses kehamilan. Total ada sebanyak 40% kasus kematian bayi yang disebabkan karena ibu hamil dengan sifilis yang tak mengalami perawatan.

Kalaupun bayi dari persalinan ibu hamil dengan sifilis hidup, ada risiko besar tertular sifilis. Bahkan, ketika bayi tersebut tidak mengalami gejala apa pun. Biasanya, gejala sifilis pada bayi tidak muncul secara langsung, tetapi terjadi beberapa minggu setelah persalinan. Ketika bayi tersebut tidak menjalani perawatan secara intensif, bisa menimbulkan kejang-kejang dan bahkan kematian.

Nah, itulah jawaban atas pertanyaan bagaimana cara penularan penyakit sifilis yang perlu Anda ketahui. Lewat bekal pengetahuan ini, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan sehingga bisa terhindar dari penyakit sifilis.

Hal yang tak kalah penting, usahakan untuk melakukan deteksi dini ketika menjumpai adanya gejala sifilis. Sebagai tambahan, Anda bisa pula melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan.

Tak harus datang secara langsung ke klinik atau rumah sakit. Saat ini, ada pilihan konsultasi kesehatan secara online melalui perangkat telepon dari Klinik Pandawa. Lewat layanan ini, Anda bisa melakukan konsultasi dari mana saja tanpa mengganggu aktivitas rutin.

sumber artikel:
www.kompas.com/sains/read/2022/05/13/170100523/bakteri-treponema-pallidum-bakteri-penyebab-penyakit-sifilis
www.cdc.gov/std/syphilis/stdfact-syphilis-detailed.htm
www.ciputrahospital.com/bagaimana-cara-penularan-sifilis/

Share: