Waspada, Sifilis Rentan Menular pada Anak-Anak

Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang cukup mengkhawatirkan, yang bisa menyerang siapa saja, bahkan juga rentan menular pada anak-anak.

Sifilis, yang umumnya dianggap sebagai penyakit dewasa yang ditularkan secara seksual, ternyata dapat mengancam anak-anak melalui berbagai jalur. 

Mengetahui bagaimana anak-anak rentan terinfeksi adalah langkah pertama dalam melindungi mereka.

Definisi Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang penyebabnya adalah bakteri Treponema pallidum. 

Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada tubuh seseorang yang terinfeksi. 

Sifilis memiliki empat tahap perkembangan, yaitu sifilis primer, sekunder, laten, dan tersier.

Pada tahap primer, seseorang mungkin mengalami chancre, yaitu luka terbuka di tempat infeksi awal, sering kali tidak terlihat atau tidak terasa. 

Tahap kedua, sifilis sekunder, penandanya adalah gejala kulit yang melibatkan ruam, lecet, atau kondisi kulit yang tidak lazim. 

Setelah itu, penyakit kelamin ini dapat masuk ke tahap laten di mana gejalanya dapat menghilang, tetapi bakteri tetap berada dalam tubuh. 

Tahap tersier, jika penyakit tidak mendapat pengobatan yang tepat, dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ internal, sistem saraf, atau jantung.

Penting untuk mencari pengobatan segera begitu seseorang mencurigai adanya infeksi sifilis. Pemeriksaan rutin, edukasi, dan kesadaran masyarakat merupakan langkah-langkah penting dalam pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit ini.

Mengapa Sifilis Rentan Menular pada Anak-Anak?

Mengapa Sifilis Rentan Menular Pada Anak Anak
Ilustrasi Sifilis Rentan Menular pada Anak-Anak

Sifilis rentan menular pada anak-anak karena berbagai faktor yang melibatkan keberadaan penyakit ini di lingkungan sekitar mereka. 

Salah satu penyebab utama adalah ketidaknya pemahaman orang tua dan pengasuh mengenai cara penularan penyakit ini pada anak-anak. 

Sifilis dapat menular dari ibu hamil yang terinfeksi kepada bayi selama kehamilan, persalinan, atau melalui ASI. 

Kurangnya informasi dan pemahaman mengenai risiko ini dapat mengakibatkan ketidaksiapan dalam menghadapi penularan sifilis pada anak-anak.

Selain itu, kurangnya edukasi seksual yang tepat pada anak-anak dapat meningkatkan risiko penularan sifilis. 

Anak-anak yang tidak mendapat pemahaman yang memadai tentang kebersihan dan bahaya penyakit menular seksual mungkin tidak mampu melindungi diri mereka sendiri. 

Terutama di usia remaja, kurangnya kesadaran akan pentingnya pencegahan dan perlindungan diri dapat membuka pintu bagi penyebaran penyakit ini di kalangan anak-anak.

Faktor ekonomi juga dapat memainkan peran dalam penularan sifilis pada anak-anak.

Keluarga dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan mungkin mengalami kesulitan dalam mendeteksi dan mengobati sifilis pada anak-anak mereka secara dini. 

Pemeriksaan rutin dan perawatan medis yang terlambat dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini di komunitas yang kurang mampu.

Dengan memahami faktor-faktor mengapa sifilis rentan menular pada anak-anak, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesadaran, edukasi, dan akses terhadap layanan kesehatan. 

Pencegahan penularan sifilis pada anak-anak memerlukan upaya bersama dari keluarga, sekolah, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan anak-anak.

#TanyaDokter #Eps1 Seputar Penyakit Kelamin Sifilis alias Raja Singa (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Tanda & Gejala Sifilis pada Anak-anak

Setelah mengetahui alasan mengapa sifilis rentan menular pada anak-anak, kita harus tahu seperti apa tanda dan gejalanya. 

Tanda dan gejala sifilis atau raja singa pada anak-anak dapat bervariasi, dan penting bagi orang tua atau pengasuh untuk mengenali indikasi-indikasi tersebut guna mendapatkan perawatan yang tepat. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang perlu diperhatikan:

1. Chancre pada Kulit atau Mukosa

Pada tahap awal sifilis, anak-anak dapat mengalami chancre, yaitu luka terbuka pada kulit atau mukosa.

Lesi ini mungkin tidak terasa atau tampak tidak biasa. Pengamatan terhadap perubahan pada kulit atau bagian tubuh lainnya perlu dilakukan secara seksama.

2. Ruam dan Lesi pada Tubuh

Tahap sekunder sifilis dapat ditandai dengan munculnya ruam yang melibatkan berbagai bagian tubuh.

Ruam ini dapat berbentuk kemerahan, lecet, atau bahkan terjadi di dalam mulut. Pengamatan terhadap perubahan pada kulit dan selaput lendir perlu dilakukan secara rutin.

3. Demam dan Gangguan Umum

Anak-anak yang terinfeksi sifilis dapat mengalami demam, kelelahan, dan gangguan umum lainnya. Jika anak mengalami gejala-gejala ini secara persisten, perhatian medis segera diperlukan untuk menilai kemungkinan infeksi.

4. Gangguan pada Hidung dan Tenggorokan

Pada beberapa kasus, sifilis dapat menyebabkan gangguan pada hidung dan tenggorokan. Anak-anak yang mengeluhkan kesulitan bernapas, batuk, atau gejala lainnya pada saluran pernapasan perlu segera diperiksa.

5. Pertumbuhan atau Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa menjadi tanda sifilis pada anak-anak. Jika orang tua atau pengasuh mendeteksi adanya benjolan atau pembengkakan pada leher atau area lainnya, segera konsultasikan dengan profesional medis.

Penting untuk Anda ingat bahwa gejala sifilis pada anak-anak dapat bervariasi, dan hanya profesional medis yang dapat memberikan diagnosis sifilis pada anak yang akurat.

Artikel Lainnya: Peningkatan Bayi Sifilis – Klinik Pandawa

Komplikasi Sifilis pada Anak-anak yang Bisa Muncul

Komplikasi Sifilis 2
Ilustrasi Komplikasi Sifilis pada Anak-anak

Anak-anak yang terkena sifilis, terutama melalui sifilis kongenital, dapat mengalami berbagai komplikasi serius yang mempengaruhi berbagai organ dan sistem dalam tubuh. Beberapa komplikasi umum yang dapat timbul akibat sifilis pada anak-anak termasuk:

1. Kerusakan pada Sistem Saraf Pusat

Sifilis kongenital dapat menyebabkan dampak serius pada sistem saraf pusat. Anak-anak yang terinfeksi dapat mengalami gangguan perkembangan neurologis, gangguan pendengaran, dan masalah perilaku atau kognitif. 

Gejala seperti kejang, gangguan bicara, dan ketidakseimbangan dapat muncul sebagai dampak dari infeksi pada sistem saraf.

2. Kerusakan pada Organ Dalam

Sifilis dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam, termasuk hati, limpa, dan tulang. Pembesaran hati dan limpa serta gangguan fungsi hati dapat terjadi pada anak-anak yang terinfeksi. Komplikasi ini dapat mempengaruhi fungsi organ dan kesehatan secara keseluruhan.

3. Masalah Dermatologis

Ruam yang khas pada sifilis kongenital dapat muncul pada kulit anak-anak yang terinfeksi.

Ini biasanya muncul di telapak tangan dan kaki, serta area lain pada tubuh. Ruam ini dapat berkembang menjadi borok atau luka terbuka yang rentan terhadap infeksi sekunder.

4. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak-anak yang terkena sifilis kongenital juga dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tulang dan gigi.

Tulang yang terpengaruh dapat menyebabkan deformitas dan kelainan struktural, sementara gigi dapat mengalami perubahan yang merugikan.

Cara Mendiagnosis Sifilis pada Anak-anak

Mendiagnosis sifilis pada anak-anak memerlukan pendekatan medis yang cermat dan sensitif. Berikut adalah beberapa langkah yang umumnya ada dalam proses diagnosis sifilis pada anak-anak:

1. Riwayat Medis

Dokter akan melakukan wawancara dengan orang tua atau wali anak untuk mendapatkan riwayat medis yang lengkap.

Informasi tentang gejala yang mungkin muncul, paparan risiko, dan riwayat perawatan sebelumnya akan menjadi dasar untuk diagnosis.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik anak akan dilakukan untuk mencari tanda-tanda fisik sifilis. Lesi atau ruam pada kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan tanda-tanda lainnya akan diobservasi dengan cermat.

3. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah merupakan langkah penting dalam mendiagnosis sifilis pada anak-anak.

Tes darah seperti RPR (Rapid Plasma Reagin) dan TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay) dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab sifilis.

4. Pemeriksaan Cairan dari Luka

Jika ada luka atau lecet pada kulit atau selaput lendir, dokter dapat mengambil sampel cairan dari luka untuk diperiksa di bawah mikroskop. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan sifilis.

5. Pemeriksaan Diagnostik Lanjutan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merujuk anak untuk pemeriksaan diagnostik lanjutan seperti pemeriksaan cairan serebrospinal (pungsi lumbal) jika dicurigai adanya infeksi pada sistem saraf.

6. Pemeriksaan Serologi

Pemeriksaan serologi dapat digunakan untuk mengukur tingkat antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis dalam darah anak.

Tes serologi dapat membantu memahami tingkat infeksi dan respons tubuh terhadap bakteri.

7. Pemantauan dan Tindak Lanjut

Setelah diagnosis, anak mungkin memerlukan pemantauan rutin dan tindak lanjut untuk memastikan efektivitas pengobatan. Tes darah berkala dapat dilakukan untuk mengevaluasi respons terhadap terapi.

Baca Juga: 4 Stadium Sifilis: Sifilis Stadium 1, Stadium 2, Laten dan Tersier

Cara Pengobatan Sifilis pada Anak-anak

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pengobatan sifilis pada anak-anak:

1. Antibiotik

Antibiotik adalah pilihan utama untuk mengobati sifilis pada anak-anak. Biasanya, dokter akan meresepkan penisilin intramuskular atau intravena, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.

Dosis dan durasi pengobatan akan tim medis sesuaikan dengan berat badan dan kondisi kesehatan anak.

Biaya suntik antibiotik sipilis untuk anak-anak tergantung pada beberapa faktor seperti tingkat keparahan, lokasi pengobatan, dan lain-lain.

2. Pengobatan pada Bayi yang Baru Lahir

Bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi sifilis dapat memerlukan perawatan khusus. Pengobatan biasanya langsung segera setelah lahir, dan dokter akan memantau perkembangan bayi secara cermat.

3. Pemantauan Terapi

Setelah dokter memulai terapi antibiotik, dokter akan memantau respons anak terhadap pengobatan. 

Tes darah berkala mungkin pasien perlukan untuk memastikan bahwa pengobatan efektif dan menghilangkan bakteri penyebab sifilis.

4. Pemantauan Efek Samping

Dokter akan memantau kemungkinan efek samping antibiotik pada anak. Penting untuk memberi tahu dokter tentang setiap reaksi yang mungkin terjadi sehingga penyesuaian dosis atau perubahan dalam rencana pengobatan dapat dilakukan jika diperlukan.

5. Isolasi dari Kontak Seksual

Penting untuk mengisolasi anak dari kontak seksual yang mungkin menyebabkan penularan sifilis.

Ini melibatkan pendekatan pencegahan untuk memastikan tidak ada penularan ulang atau penularan ke orang lain.

6. Edukasi Keluarga

Orang tua atau wali perlu mendapatkan edukasi tentang sifilis, pengobatan yang sedang dilakukan, dan pentingnya pemantauan dan tindak lanjut. Keterlibatan keluarga sangat penting dalam mendukung pemulihan anak.

7. Pencegahan

Setelah pengobatan selesai dan tes menunjukkan bahwa infeksi telah sembuh, dokter akan memberikan pedoman pencegahan untuk mencegah kambuhnya sifilis.

Ini mungkin melibatkan tindakan seperti penggunaan kondom dan perubahan perilaku yang mendukung kesehatan seksual.

Silahkan konsultasi dokter kelamin secara online dan gratis terkait sifilis pada anak di sini (Rahasia Terjamin):

Kapan Harus ke Dokter?

Karena sifilis pada anak-anak dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius, penting untuk mendeteksi dan mengobati kondisi ini sesegera mungkin. 

Pemeriksaan rutin selama kehamilan dan perawatan medis yang tepat pada ibu hamil dapat membantu mencegah sifilis kongenital dan mengurangi risiko komplikasi pada anak-anak yang baru lahir.

Untuk melakukan pengobatan dan pemeriksaan sifilis pada anak-anak, Anda bisa mengunjungi klinik sifilis Jakarta terbaik milik Klinik Utama Pandawa.

Klinik Utama Pandawa juga merupakan klinik kulit dan kelamin Jakarta yang terbaik, memiliki tim dokter yang terlatih dan berpengalaman dalam menangani kasus sifilis pada anak-anak.

Dokter-dokter di Klinik Utama Pandawa memiliki pengetahuan mendalam tentang pengobatan sifilis, termasuk sifilis kongenital, dan memastikan penerapan protokol perawatan terkini.

Klinik Utama Pandawa memiliki fasilitas medis modern dan peralatan canggih, menciptakan lingkungan yang optimal untuk diagnosis dan pengobatan sifilis pada anak-anak. 

Dukungan infrastruktur yang baik ini memungkinkan penyedia layanan kesehatan di klinik untuk memberikan perawatan yang akurat dan efektif, meminimalkan risiko komplikasi dan memastikan pemulihan yang optimal bagi pasien muda.

Klinik Utama Pandawa mengedepankan pendekatan holistik terhadap perawatan, termasuk pengobatan sifilis pada anak-anak. 

Tim medis di klinik ini tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga memahami pentingnya dukungan emosional dan psikologis bagi anak-anak dan keluarganya selama proses pengobatan. 

Pendekatan ini menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung, yang berperan penting dalam kesuksesan perawatan sifilis pada anak-anak. 

Dengan kombinasi ini, Klinik Utama Pandawa menjadi pilihan terbaik untuk orangtua yang mencari perawatan sifilis yang komprehensif dan berkualitas tinggi untuk anak-anak mereka.

Referensi:
Share: