Pemeriksaan Gonore di Klinik: Tahapan dan Tes Pendeteksian

Seseorang dinyatakan sebagai penderita gonore apabila dari positif di hasil tes yang telah dilakukan. Hal tersebut dikarenakan mengidentifikasi melalui gejala-gejalanya saja tidak akurat. Pemeriksaan gonore sendiri melibatkan beberapa pengukuran. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut.

Tahapan Tes Gonore

Gonore adalah penyakit menular seksual yang dalam pemeriksaannya melibatkan 2 tahapan. Tujuan dilakukannya tes gonore yaitu mendeteksi apakah seseorang positif atau tidak. Tahapan dalam tes gonore meliputi skrining dan diagnosa.

Pada tahap skrining ini dilakukan pada orang yang menunjukan gejala positif gonore. Umumnya saat dokter melakukan skrining gonore, maka juga dilakukan pemeriksaan penyakit menular seksual lainnya. Sedangkan yang kedua adalah tahapan diagnosis.

Biasanya pemeriksaan tersebut ditujukan bagi orang yang dianggap berpotensi terjangkit gonore. Hal tersebut karena tidak semua pengidap gonore menunjukan gejala-gejala. Seperti yang Anda ketahui terkadang gejala gonore juga mirip dengan penyakit lainnya seperti klamidia.

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Tes Pendeteksian Penyakit Gonore

Gonore adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Dimana untuk mengetahui keberadaan bakteri tersebut perlu diuji terlebih dahulu. Berikut beberapa tes gonore yang biasa dilakukan.

1. Tes Pewarnaan Gram

Pertama identifikasi gonore bisa dilakukan dengan melakukan uji pewarnaan gram. Bakteri terbagi menjadi 2 yaitu gram positif dan negatif. Hasil tes pewarnaan gram tersebut nantinya akan diketahui dengan bantuan mikroskop untuk melihatnya.

Prosedur pemeriksaan gonore dengan tes ini caranya dengan mengambil sampel di bagian uretra. Biasanya tes ini ditujukan pada pria yang memiliki gejala rasa nyeri saat kencing.

Artikel Lainnya: Gonore pada Bayi: Penularan, Pencegahan & Pengobatan

2. Tes Amplifikasi Asam Nukleat Gonore (NAAT)

Selain tes pewarnaan gram, mengetahui ada tidaknya bakteri penyebab gonore juga bisa melalui amplifikasi asam nukleat. Tes ini bekerja dengan cara mengidentifikasi bagian genetik (DNA). Cara pengujian tes tersebut bisa menggunakan sampel urin maupun swab di area yang berpotensi terinfeksi.

3. Kultur Gonokokal

Berikutnya, tes untuk mengetahui status pasien gonore bisa dengan kultur gonokokal. Cara ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri yang diambil dari area terinfeksi. Dengan tes tersebut dapat diketahui kerentanan infeksi yang terjadi dengan pemberian antibiotik.

Biasanya hal tersebut dilakukan apabila dokter mencurigai bahwa bakteri gonore dalam tubuh pasien kebal terhadap antibiotik. Hal tersebut memang jarang, tetapi pada sebagian orang itu terjadi karena efek samping pengobatan gonore.

4. Tes Cepat Gonore

Cepatnya perkembangan teknologi dan dunia kedokteran juga mendorong hadirnya tes cepat, termasuk pada pengujian gonore. Tes ini masih belum cukup familiar, sebab dari informasi yang ada proses pengujian gonore cepat masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut.

Tes atau pemeriksaan gonore dapat dilakukan di Klinik Gonore Jakarta atau Klinik Kelamin. Selain itu, Klinik Gonore di Klinik Utama Pandawa dapat memberikan biaya pengobatan gonore yang terjangkau.

Orang yang Dianjurkan Melakukan Pemeriksaan Gonore

Pemeriksaan Gonore 2
Seorang Wanita akan Melakukan Pemeriksaan Gonore

Pemeriksaan gonore untuk diagnosis penyakit lebih awal. Berikut ini beberapa orang yang dianjurkan untuk pemeriksaan gonore, yaitu:

1. Wanita Muda dan Dewasa

Orang yang rentan terkena penyakit kelamin ini adalah wanita, baik berusia muda maupun dewasa. Bagi wanita berusia di bawah 25 tahun maupun di atasnya yang aktif melakukan hubungan seksual, maka setidaknya melakukan screening setiap tahunnya untuk mengurangi risikonya.

2. Ibu Hamil

Berikutnya bagi ibu hamil juga harus segera melakukan screening agar tidak menyebabkan infeksi pada bayi ketika melahirkan. Lebih baik lagi jika screening dilakukan saat menjalani program hamil.

Baca Juga:

3. Orang Pengidap HIV

Bagi orang yang didiagnosa terkena HIV juga sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan gonore. Minimal setahun sekali, sebab termasuk dalam kategori orang beresiko tinggi terjangkit gonore.

Terakhir, kapan harus ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk melakukan screening? Melihat dari kasus yang sudah ada, gonore bisa saja terjadi tanpa menunjukan gejala-gejala.

Jadi, sebaiknya untuk menjaga diri, Anda bisa melakukan screening untuk deteksi dini. Bagi Anda warga Jakarta dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh, sebab saat ini sudah hadir Klinik Kulit dan Kelamin terbaik, yaitu Klinik Utama Pandawa yang menawarkan fasilitas lengkap.

Referensi:

Share: