Gonore pada Bayi: Penularan, Pencegahan & Pengobatan

Penyakit Gonore atau Kencing Nanah bisa menjangkit semua usia termasuk pada bayi. Namun, risiko tinggi penyakit gonore menyerang orang berusia 15 hingga 24 tahun. Lalu, bagaimana gonore pada bayi dapat terjadi? Simak penjelasan berikut sekaligus langkah penanganannya.

Gonore pada Bayi

Gonore merupakan penyakit infeksi menular seksual. Menurut data yang ada memang resiko tertinggi orang terkena penyakit menular seksual pada rentan usia 15 hingga 24 tahun. Namun, jika seorang ibu hamil terjangkit gonore maka bisa menyebabkan infeksi pada janin dalam kandungannya.

Tentunya terdapat masalah yang disebabkan oleh infeksi gonore pada janin seperti terjadinya air ketuban pecah, kelahiran secara premature, keguguran dan infeksi mata.

Melansir data pusat pengendalian dan pencegahan penyakit menyebutkan bahwa setiap tahun di AS penderita gonore mencapai angka 800 ribu.

Jika yang Anda ketahui selama ini bahwa gonore adalah penyakit menular seksual, saat ini juga penting tahu bahwa bayi baru lahir juga bisa terinfeksi. Jadi, sebagai ibu Anda harus aware dan melakukan pemeriksaan sejak awal untuk menghindari resiko penularan pada bayi.

Artikel Lainnya: 6 Obat Gonore agar Cepat Sembuh & Perawatan

Bagaimana Gonore Bisa Menular pada Bayi?

Setelah membaca penjelasan singkat di atas ternyata penularan penyakit dari ibu yang mengidap gonore bisa saat janin dalam kandungan dan setelah melahirkan. Bayi yang tertular gonore dari ibunya disebabkan oleh adanya sentuhan.

Gonore pada bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi mata. Efek keberlanjutan dari infeksi mata apabila dibiarkan begitu saja bisa memicu kebutaan dan terjadinya infeksi sendi. Bahkan dampak terburuknya bisa menginfeksi darah jika tidak mendapat penanganan cepat.

Gonokokal merupakan infeksi yang penyebabnya bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bayi pun bisa mengalami Gonokokal ketika proses persalinan berlangsung. Seperti yang Anda ketahui saat proses persalinan bayi akan melewati serviks yang membuat kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibunya.

Pada awalnya mungkin hanya menyentuh bagian luar mata saja. Namun, dalam hitungan hari infeksi bisa menyebar ke bagian kornea. Tentu jika sudah sampai di bagian kornea hal tersebut akan menyebabkan terganggunya penglihatan.

Bakteri ini memiliki waktu perkembang biakan relative cepat.  Upaya untuk menekan penyebarannya harus segera diberikan penanganan agar tidak sampai menjadi penyebab kebutaan.

Seperti yang telah terjadi di negara maju, gangguan penglihatan Gonokokal tersebut bisa menyebabkan kerusakan secara permanen. Meskipun melihat dari kasus yang sudah terjadi tingkat kejadiannya minim, tetapi di Amerika Serikat hal tersebut merupakan penyebab utama terjadinya kebutaan.

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Pencegahan Penularan Gonore Pada Bayi

Terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penularan gonore pada bayi. Tentu ini sangat penting diperhatikan, khususnya bagi ibu hamil yang sudah terinfeksi.

Bagi yang tidak terindikasi terinfeksi pun juga perlu memperhatikan hal ini lebih lanjut. Tujuannya tentu untuk meminimalisir potensi infeksi pada janin dan bayi setelah lahir sekaligus sarana antisipasi. Untuk informasi lebih lengkap terkaitnya, silahkan cek ulasan berikut.

  • Melakukan Pemeriksaan Rutin Selama Masa Kehamilan

Salah satu upaya pencegahan penularan gonore yang bisa ibu hamil lakukan adalah melakukan pemeriksaan rutin. Akan lebih baik jika Anda sejak awal melakukan pemeriksaan gonore dan infeksi menular seksual lainnya.

Screening pada awal masa kehamilan bisa memudahkan pengambilan keputusan pengobatan dan meminimalisir dampaknya terhadap bayi yang Anda kandung. Jadi, jika Anda diminta untuk menjalani serangkain tes pemeriksaan gonore, sifilis, klamidia dan HIV jangan ditolak.

Serangkaian pemeriksaan tersebut tidak memakan waktu lama, apalagi jika hanya pengujian gonore saja.

Mendeteksi seseorang terjangkit gonore tahapannya meliputi pengambilan sambel urin (genital), dan pengusapan bagian tenggorakan untuk memastikan bagian mulut terinfeksi atau tidak.

  • Menyampaikan Informasi Apabila Terinfeksi Gonore

Jika sebelumnya Anda mengetahui terinfeksi gonore maka segera pergi ke dokter dan lakukan tindakan. Menyampaikan informasi jika Anda terkena gonore memudahkan dokter dalam pemeriksaan lanjutan.

Semakin dini penanganannya maka dampak-dampak yang ditimbulkan potensinya bisa diminimalkan.

Saat Anda sudah mengetahui bahwa terinfeksi gonore, maka umumnya akan mendapatkan antibiotik. Dengan tindakan tersebut maka minim kemungkinannya bayi terinfeksi saat dilahirkan. Dalam tindakan pencegahan ini, diperlukan kesadaran diri.

Tanpa memiliki rasa kesadaran terhadap kondisi kesehatan bayi saat dilahirkan, hal tersebut cukup sulit. Banyak orang yang merasa ragu untuk melakukan laporan tentang infeksi yang dideritanya. Alasannya pun beragam, tetapi seharusnya tidak demikian demi kesehatan bayi dan ibunya.

Baca Juga: Berapa Biaya Suntik Gonore?

Apakah Pemberian Antibiotik Memiliki Efek Samping pada Bayi?

Sejauh ini tindakan yang dapat mengurangi efek infeksi mata akibat gonore yaitu dengan pemberian antibiotik. Tentunya hal tersebut bisa berhasil jika diimbangi dengan kegiatan screening rutin pada ibu hamil.

Penggunaan antibiotik yang biasa dipakai pada negara-negara maju untuk kasus gonore tersebut adalah salep mata eritromisin. USPSTF merekomendasikan penanganan tersebut bisa diaplikasikan pada semua bayi baru lahir.

Berdasarkan laporan yang ada hal tersebut terbilang efektif dalam mengurangi efek infeksi mata gonokokal dan dampak buruk lainnya. Sejauh ini tindakan tersebut aman dilakukan dan tidak memberikan efek buruk.

Namun, pastikan juga langsung berkonsultasi dengan dokter ahli untuk memastikan prosedurnya dilakukan secara tepat dan tidak membahayakan untuk bayi.

Selain pada bayi, penanganan yang tepat dan maksimal juga perlu dilakukan pada ibu. Tujuannya untuk meminimalisir penularan ulang, saat bayi sudah sembuh. Kunjungi Klinik Kelamin Jakarta atau Klinik Gonore Jakarta untuk konsultasi dokter spesialis gratis atau pengobatan gonore pada bayi.

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin?

Setelah membaca ulasan di atas tentunya sekarang Anda menyadari bahwa resiko infeksi gonore pada bayi ini bisa berakibat fatal jika telat diobati. Waktu yang pas untuk mengunjungi dokter spesialis kulit dan kelamin adalah saat Anda berencana melakukan program hamil.

Sedini mungkin Anda menjalani pemeriksaan dan konsultasi, lebih besar potensi bayi terbebas dari gonore. Anda bisa melakukan pemeriksaan bersama suami untuk memastikan bahwa sama-sama dalam kondisi aman. Apalagi jika sejak awal sudah merasakan beberapa gejala yang mengindikasikannya.

Memang pengobatan gonore ini bisa diatasi dengan rutin minum antibiotik sesuai anjuran dokter. Namun, jika hanya salah satu yang melakukan pemeriksaan, maka pasangan Anda juga memiliki kemungkinan menularkan kembali.

Tidak perlu kebingungan mencari dokter spesialis kulit dan kelamin, sebab di Klinik Kulit dan Kelamin Pandawa Anda bisa menemukannya. Klinik Pandawa menawarkan biaya pengobatan terjangkau. Anda pun bisa melakukan pemeriksaan secara aman dan nyaman di sini.

Referensi:

Share: