Gejala Sifilis Stadium 2, Berbahayakah? – Klinik Pandawa

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang dapat berkembang melalui beberapa stadium, seperti stadium 1, stadium 2, hingga seterusnya. 

Stadium 2 sifilis atau sifilis sekunder, biasanya muncul beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah infeksi awal.

Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak seksual dengan seseorang yang telah terinfeksi.

Definisi Sifilis

Sifilis atau raja singa merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakter. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka pada kulit atau selaput lendir. 

Sifilis dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk pembuluh darah, saraf, dan kelenjar. Gejala sifilis tidak selalu muncul pada tahap awal infeksi. 

Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi, karena penyakit ini dapat berlangsung dalam tahap laten yang tidak menunjukkan gejala apa pun. 

Namun, seiring berjalannya waktu, sifilis dapat berkembang menjadi tahap yang lebih lanjut.

Penyebab Utama Sifilis

Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Treponema pallidum. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung dengan luka terbuka atau selaput lendir pada seseorang yang sudah terinfeksi. 

Penyebab utama sifilis adalah melalui hubungan seksual yang melibatkan kontak dengan alat kelamin, anus, atau mulut seseorang yang terinfeksi.

Tanda & Gejala Sifilis Stadium 2

Gejala Sifilis Stadium 2
Gejala Sifilis Stadium 2

Stadium 2 atau sifilis sekunder, biasanya muncul beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah infeksi awal. Gejala sifilis stadium kedua dapat bervariasi, tetapi berikut adalah beberapa gejala yang mungkin Anda alami:

1. Ruam

Salah satu gejala paling umum dari sifilis stadium 2 adalah munculnya ruam kulit yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh. 

Ruam ini mungkin tidak gatal dan dapat berupa bercak merah kecil hingga luka terbuka berbentuk kutil. Ruam sering muncul di telapak tangan dan kaki.

2. Luka Lainnya

Selain ruam, sifilis sekunder atau stadium 2 juga dapat menyebabkan luka atau borok yang mirip dengan borok kanker di mulut, genital, atau rektum.

3. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Sifilis dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di daerah leher, ketiak, atau pangkal paha.

4. Demam dan Malaise

Beberapa orang dengan sifilis stadium kedua mungkin merasa lelah, tidak enak badan, atau demam.

5. Sakit Kepala

Sakit kepala yang terkadang disertai dengan nyeri mata bisa menjadi gejala sifilis stadium kedua.

6. Pengalaman Sakit Sendi dan Otot

Nyeri sendi dan otot dapat terjadi pada beberapa kasus.

7. Lumpuh

Dalam kasus yang sangat jarang, jika sifilis tidak mendapat pengobatan, dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf dan potensial untuk lumpuh.

Penting untuk diingat bahwa gejala sifilis bisa bervariasi dan mungkin tidak semuanya muncul pada semua orang yang terinfeksi.

TanyaDokter #Eps1 Seputar Penyakit Kelamin Sifilis alias Raja Singa (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Tahapan Perkembangan Stadium Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang berkembang melalui beberapa tahap. Berikut adalah tahapan perkembangan stadium sifilis:

A. Primer (Stadium 1)

Tahap pertama sifilis adalah primer atau stadium 1. Berawal dari ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum melalui hubungan seksual atau kontak langsung dengan luka terbuka.

Gejala awalnya adalah munculnya satu atau beberapa luka terbuka kecil yang disebut chancre, ini biasanya tidak terasa sakit atau gatal.

Chancre biasanya muncul di alat kelamin, anus, atau mulut, dan muncul sekitar 3 minggu setelah terinfeksi.

Ini adalah tanda bahwa seseorang terinfeksi, tetapi seringkali luka ini tidak terlihat atau teraba.

B. Sekunder (Stadium 2)

Tahap kedua sifilis adalah sekunder atau stadium 2, yang biasanya muncul beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah chancre pertama.

Gejala sifilis stadium 2 seperti yang sudah tertera di atas, dan gejala penyertanya adalah munculnya ruam kulit yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki.

Ruam ini biasanya tidak gatal dan bisa berbentuk bercak merah kecil hingga luka terbuka berbentuk seperti kutil.

C. Sifilis Tersier (Stadium 3 atau Stadium Akhir)

Jika sifilis tidak mendapatkan pengobatan, penyakit ini dapat berkembang menjadi tahap tersier, yang bisa muncul bertahun-tahun setelah infeksi awal.

Sifilis tersier adalah tahap lanjutan yang dapat memengaruhi organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, kulit, dan tulang.

Gejala sifilis tersier bisa sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa.

D. Sifilis Laten

Setelah tahap primer, sekunder, atau tersier, sifilis bisa masuk ke dalam tahap laten, di mana tidak ada gejala yang terlihat.

Sifilis laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun tanpa gejala, meskipun bakteri sifilis masih ada dalam tubuh.

Cara Penularan Sifilis

Berikut adalah beberapa cara penularan sifilis yang umum:

1. Hubungan Seksual

Kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi sifilis, terutama ketika terjadi luka atau luka terbuka pada alat kelamin, anus, atau mulut, dapat menyebabkan penularan sifilis.

2. Transfusi Darah

Meskipun sangat jarang terjadi, sifilis dapat ditularkan melalui transfusi darah yang mengandung darah dari donor yang terinfeksi.

3. Pemakaian Jarum Suntik Bersama

Berbagi jarum suntik atau peralatan injeksi dengan seseorang yang terinfeksi sifilis dapat menyebabkan penularan penyakit ini.

4. Penularan Dari Ibu ke Anak

Ibu yang terinfeksi sifilis dapat menularkan infeksi ini kepada bayi selama kehamilan, persalinan, atau melalui ASI.

Penting untuk diingat bahwa sifilis adalah penyakit menular seksual yang dapat dicegah dengan tindakan pencegahan yang tepat. 

Penggunaan kondom selama hubungan seksual dan menghindari berbagi jarum suntik atau peralatan injeksi dapat membantu mengurangi risiko penularan sifilis.

Diagnosis Sifilis Stadium 2

Tes Sifilis Di Klinik Utama Pandawa
Diagnosis Sifilis Stadium 2

Pada tahap diagnosis sifilis, dokter akan memulai dengan mengumpulkan riwayat medis lengkap dari pasien. 

Ini mencakup pertanyaan tentang riwayat seksual dan faktor risiko yang mungkin terkait dengan sifilis. Informasi ini membantu dalam menentukan apakah ada risiko terinfeksi sifilis.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Mereka akan mencari tanda-tanda fisik sifilis, seperti chancre atau ruam pada kulit. 

Jika ada tanda-tanda ini, dokter akan mengevaluasi tingkat keparahan dan tahap infeksi.

Tes darah adalah metode umum yang digunakan untuk mendiagnosis sifilis. Ada beberapa jenis tes darah yang dapat Anda lakukan. 

Tes antibodi Treponema pallidum, tes RPR (Rapid Plasma Reagin), dan VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) adalah beberapa di antaranya. 

Tes ini digunakan untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh sebagai respons terhadap infeksi sifilis.

Selain itu, ada juga tes PCR (Polymerase Chain Reaction) yang dapat mendeteksi materi genetik Treponema pallidum dalam darah atau cairan tubuh lainnya. Tes ini sering digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis.

Selama proses diagnosis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut atau tes tambahan jika diperlukan, terutama jika ada gejala lanjutan atau komplikasi yang dicurigai.

Penting untuk Anda ketahui bahwa hasil positif dari tes darah untuk sifilis tidak selalu berarti seseorang memiliki infeksi aktif. Interpretasi hasil tes oleh profesional medis sangat penting untuk menentukan diagnosis yang tepat.

Cara Pengobatan Sifilis (Penyakit Raja Singa)

Cara pengobatan sifilis tergantung pada tahap infeksi dan sejauh mana penyakit ini telah berkembang. Berikut adalah beberapa cara pengobatan sifilis:

1. Sifilis Stadium 1 dan Stadium 2

Pada tahap awal sifilis (stadium 1 dan stadium 2), pengobatan biasanya adalah hanya dengan suntik antibiotik penisilin. 

Penisilin injeksi adalah pengobatan yang umum digunakan. Dokter akan memberikan dosis antibiotik yang sesuai tergantung pada tingkat keparahan infeksi.

Biaya suntik antibiotik sipilis sendiri bervariasi tergantung beberapa faktor seperti, tingkat keparahan, lokasi klinik, dan lain-lain.

2. Sifilis Tersier

Jika sifilis telah berkembang menjadi tahap tersier atau lanjutan, pengobatan mungkin memerlukan waktu lebih lama dan dosis antibiotik yang lebih tinggi. 

Pada tahap ini, penyakit ini mungkin telah menyebabkan kerusakan pada organ dalam tubuh. Pengobatan harus lebih intensif dan menyesuaikan dengan kondisi pasien.

3. Sifilis Pada Ibu Hamil

Jika seorang ibu hamil terinfeksi sifilis, pengobatan harus segera untuk mencegah penularan infeksi ke janin. 

Penisilin juga merupakan antibiotik yang sering digunakan untuk pengobatan sifilis pada ibu hamil.

4. Sifilis Laten

Jika sifilis telah memasuki tahap laten di mana tidak ada gejala yang terlihat, penderita tetap memerlukan pengobatan. 

Pengobatan bertujuan untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut dan menghilangkan bakteri penyebabnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan atau memiliki risiko tertular sifilis, segera hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan diagnosis yang tepat. 

Penyakit sifilis sudah menjadi masalah serius di masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk memahami gejala-gejala sifilis, termasuk di tahap kedua atau stadium sifilis. 

Dengan mengetahui gejala-gejala ini, kita dapat segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah penularan dan mengobati penyakit sifilis dengan tepat.

Untuk melakukan perawatan dan pengobatan atau hanya sekadar berkonsultasi, Anda harus mengunjungi klinik sifilis Jakarta terbaik dan tepercaya milik Klinik Utama Pandawa.

Klinik Utama Pandawa juga merupakan klinik kulit dan kelamin Jakarta yang terbaik, menyediakan perawatan medis yang terpercaya dengan tim dokter berpengalaman. 

Kami memprioritaskan keamanan dan kenyamanan pasien sambil menjaga privasi yang ketat. 

Dengan fokus pada kebersihan dan pengobatan yang efektif, Klinik Utama Pandawa adalah pilihan terbaik untuk mengatasi sifilis.

Untuk konsultasi online secara gratis, silahkan klik link di bawah ini.

Referensi
Share: