Deteksi Gejala Awal Sifilis, Penting Lho!

Klinik kelamin |Klinik Kulit | Klinik Gigi | Sifilis

Penyakit sifilis atau raja singa dapat menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi tubuh. Kalau Anda membiarkan penyakit ini tanpa penanganan, dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Termasuk stroke, meningitis, demensia, serta penyakit jantung. Oleh karena itu, Anda perlu mendeteksi gejala awal sifilis biar penangannya dapat segera dilakukan.

Pada tingkatan awal, gejala sifilis relatif cukup ringan. Selain itu, infeksi bakteri penyebab sifilis yang bernama Treponema pallidum tidak terlalu menyebar di beberapa bagian tubuh. Dengan begitu, proses penyembuhan dapat berlangsung relatif lebih cepat dibandingkan pada tingkatan lebih lanjut.

Penyakit Sifilis
Penyakit Sifilis

4 Stadium Penyakit Sifilis

Terkait sifilis, Anda harus tahu kalau penyakit ini memiliki 4 tingkatan atau stadium dengan gejala yang berbeda-beda. Empat stadium sifilis tersebut adalah:

1. Gejala Awal Sifilis atau Sifilis Primer

Tingkatan yang pertama adalah sifilis primer. Gejala awal sifilis primer adalah adanya luka yang bisa muncul pada beberapa anggota tubuh. Luka ini merupakan lokasi tempat masuknya bakteri penyeba sifilis ke dalam tubuh. Gejala tersebut biasanya muncul di beberapa area sebagai berikut:

  • Penis

  • Vagina

  • Anus

  • Rektum

  • Bibir atau mulut

Luka tersebut biasanya mempunyai bentuk bulat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, penderitanya kerap tidak mengetahui kalau dirinya telah mempunyai gejala awal sifilis. Gejala awal berupa luka tersebut biasanya bertahan sekitar 3 sampai 6 minggu dan bisa sembuh sendiri.

Namun, hilangnya luka bukan berarti infeksi bakteri penyebab sifilis hilang sepenuhnya dari tubuh. Tidak menutup kemungkinan, penyakit ini akan meningkat pada stadium lebih tinggi kalau Anda tidak melakukan perawatan medis.

2. Gejala Sifilis Sekunder

Setelah melewati gejala awal sifilis, penderita penyakit raja singa bisa memasuki stadium kedua yang disebut sebagai sifilis sekunder. Stadium sekunder bisa terjadi setelah luka-luka akibat sifilis primer hilang atau beberapa minggu setelahnya.

Gejala yang bisa Anda kenali dari stadium sifilis sekunder adalah kemunculan ruam di berbagai bagian tubuh. Umumnya, ruam tersebut bakal Anda jumpai pada telapak tangan serta kaki. Tidak hanya itu, Anda juga akan menemukan keberadaan kutil yang muncul di mulut serta area kelamin.

Ruam yang merupakan gejala sifilis sekunder biasanya memiliki warna merah atau merah kecokelatan. Teksturnya kasar. Hanya saja, ruam tersebut kerap terlihat samar, menyulitkan penderita untuk mengetahui keberadaannya. Selain itu, kutil yang muncul juga tidak akan terasa gatal.

Selain adanya ruam serta kutil, ada beberapa gejala lain yang dapat muncul pada penderita sifilis sekunder, yaitu:

  • Demam

  • Kelenjar getah bening membengkak

  • Sakit tenggorokan

  • Pusing

  • Berat badan menurun

  • Nyeri otot

  • Badan terasa lemah

  • Rambut rontok

Seperti halnya gejala awal sifilis primer, tanda yang muncul pada penderita sifilis sekunder bisa pula hilang dengan sendirinya. Bahkan, tanpa perlu menjalani pengobatan sekalipun. Meski begitu, gejala tersebut bisa kembali muncul dalam beberapa waktu ke depan. Selain itu, Anda juga akan berhadapan pada risiko gejala sifilis yang semakin parah dan meningkat ke stadium selanjutnya.

3. Gejala Sifilis Laten

Setelah melewati stadium sifilis sekunder, penderita dapat berada pada tingkatan yang disebut sebagai sifilis laten. Pada situasi ini, Anda mungkin akan merasa kalau tubuh telah benar-benar sembuh dari penyakit sifilis. Apalagi, penderita sifilis laten tidak akan menjumpai gejala apa pun pada tubuhnya.

Tidak adanya gejala pada tingkatan sifilis laten merupakan hal yang lumrah. Namun, kondisi tersebut bukanlah indikator kalau badan Anda sudah benar-benar terbebas dari sifilis. Bahkan, Anda dapat pula berisiko melakukan penularan penyakit sifilis kepada orang lain.

Pada tingkatan sifilis laten, bakteri Treponema pallidum bisa bertahan dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa memperlihatkan gejala. Namun, kalau Anda membiarkannya tanpa ada perawatan, kondisi tubuh bisa semakin parah dan mencapai pada tingkatan sifilis tersier yang sangat berbahaya.

4. Gejala Sifilis Tersier

Terakhir adalah stadium sifilis tersier. Kondisi ini memang relatif jarang terjadi. Meski begitu, dampaknya bisa sangat berbahaya. Apalagi, karena ada banyak organ tubuh yang terdampak, termasuk di antaranya adalah jantung, sistem peredaran tubuh, otak, serta sistem saraf.

Sifilis tersier dapat terjadi beberapa tahun setelah Anda pertama kali terinfeksi bakteri Treponema pallidum. Biasanya, kurun waktu munculnya stadium ini adalah sekitar 10-30 tahun. Tanpa ada penanganan medis yang tepat, sifilis tersier dapat menimbulkan kematian.

Sifilis Kongenital

Selain tingkatan gejala awal sifilis primer hingga tersier, ada pula penyakit sifilis kongenital. Kondisi ini dapat terjadi ketika seorang ibu hamil terindikasi sifilis. Penyakit tersebut dapat menular ke tubuh bayi. Proses penularan dapat berlangsung saat janin berada dalam kandungan atau ketika persalinan.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat sifilis kongenital tidak kalah berbahayanya dibanding sifilis tersier. Penderitanya bisa mengalami keguguran, janin mati, atau bayi yang meninggal dunia setelah persalinan.

Kalaupun bayi bisa lahir dengan aman, ada risiko tertular penyakit sifilis. Gejalanya memang tidak muncul secara tiba-tiba. Namun, kalau sifilis kongenital pada bayi tak menjalani perawatan, bisa menimbulkan komplikasi seperti:

  • kelainan bentuk tulang

  • Kelainan bentuk gigi

  • Anemia berat

  • Gangguan saraf

  • Meningitis

Nah, sampai di sini Anda jadi tahu betapa pentingnya pencegahan lewat deteksi dini gejala awal sifilis, kan? Lewat upaya tersebut, Anda bisa menghindarkan diri dari berbagai komplikasi berbahaya.

Untuk membantu Anda dalam melakukan upaya pencegahan terhadap sifilis, Klinik Pandawa menyediakan layanan konsultasi dokter secara online. Anda bisa melakukan konsultasi kapan saja dan dari mana saja di nomor telepon 082 111 410 672.

Semoga bermanfaat, ya.

Sumber artikel:

https://www.cdc.gov/std/syphilis/stdfact-syphilis.htm

https://www.alodokter.com/sifilis/gejala

https://www.ecdc.europa.eu/en/syphilis/facts

Share: