Pengobatan Klamidia Bisa Sembuh Total di Klinik Pandawa

Klamidia merupakan salah satu infeksi menular seksual yang paling umum. Umumnya, orang-orang bisa tertular klamidia lewat hubungan seksual, seks anal, atau oral. Klamidia harus langsung Anda obati supaya tidak menjadi penyakit yang lebih berbahaya.

Lantas seperti apa pengobatan klamidia? Kapan Anda harus pergi ke dokter? Berikut pembahasan lengkapnya untuk dibahas bersama.

Apa itu Klamidia?

Klamidia merupakan salah satu infeksi menular seksual (IMS) karena bakteri. Infeksi klamidia bisa Anda obati dan sembuhkan. Tapi, gejalanya cenderung sulit untuk disadari. Anda harus menerima pengobatan klamidia sesegera mungkin.

Pasalnya, jika tidak Anda obati, penyakit kelamin ini bisa menghadirkan komplikasi serius dan menjadi penyebab rusaknya organ reproduksi Anda secara permanen.

Penyakit Klamidia (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Penyebab Klamidia

Infeksi klamidia menyebar lewat kontak seksual saat cairan vagina atau air mani yang mengandung bakeri klamidia pindah dari satu orang ke orang lain. Kontak seksual terebut termasuk seks yang tidak melibatkan penetrasi atau ejakulasi.

Beberapa penyebab klamidia yang umumnya terjadi antara lain sebagai berikut ini:

1. Hubungan Seksual

Bakteri berpindah dari penis satu orang ke vagina pasangannya atau sebaliknya.

2. Seks Anal

Bakteri berpindah dari penis satu orang ke anus pasangannya atau sebaliknya.

3. Seks Oral

Bakteri berpindah dari mulut seseorang ke penis, vagina, atau anus pasangannya, atau sebaliknya.

4. Seks yang Melibatkan Mainan Seks

Bakteri berpindah dari mainan ke mulut, penis, vagina, atau anus seseorang.

5. Stimulasi Manual pada Alat Kelamin dan Anus

Lebih jarang, cairan vagina atau air mani yang terinfeksi dapat bersentuhan dengan mata seseorang, menyebabkan infeksi yang disebut konjungtivitis (mata merah).

Misalnya, hal ini dapat terjadi jika Anda menyentuh alat kelamin orang yang terinfeksi lalu mengucek mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Artikel Lainnya: Ciri-ciri Penyakit Klamidia yang Harus Kamu Ketahui

Gejala Klamidia

pengobatan klamidia
Ilustrasi Seorang Wanita Menderita Klamidia

Ada sejumlah gejala klamidia yang bisa terjadi pada wanita dan pria. Ketika Anda merasakan gejala tersebut, dipastikan bahwa Anda memang terkena klamidia.

Gejala pertama dari klamidia tidak banyak disadari, namun keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina atau penis Anda mungkin merupakan tanda bahwa Anda mengalami infeksi klamidia. Nyeri, pendarahan, atau keluarnya cairan dari bokong juga bisa menjadi tanda klamidia.

1. Gejala Klamidia pada Wanita

Bakteri klamidia seringkali menimbulkan gejala yang mirip dengan servisitis atau infeksi saluran kemih (ISK). Namun ada beberapa yang membedakannya antara lain:

  • Keluarnya cairan putih, kuning atau abu-abu dari vagina Anda yang mungkin berbau.
  • Nanah dalam urin Anda (pyuria).
  • Meningkatnya kebutuhan untuk buang air kecil.
  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil (disuria).
  • Pendarahan di antara periode.
  • Periode yang menyakitkan.
  • Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia).
  • Gatal atau terbakar di dalam dan sekitar vagina Anda.
  • Nyeri tumpul di bagian bawah perut Anda.

Itulah beberapa gejala klamidia pada wanita yang bisa dan wajib Anda ketahui.

2. Gejala Klamidia pada Pria

Bakteri Chlamydia paling sering menginfeksi uretra Anda, menyebabkan gejala yang mirip dengan uretritis nongonococcal. Beberapa yang membedakan antara lain:

  • Lendir seperti atau bening, cairan encer dari penis Anda.
  • Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil (disuria).

Itulah beberapa gejala klamidia pada pria yang wajib Anda ketahui.

3. Gejala Lainnya

Selain organ reproduksi, klamidia juga mempengaruhi bagian tubuh Anda yang lain seperti di area dubur, tenggorokan, dan mata. Ketika ini terjadi, Anda wajib menghubungi dokter dan Klinik Kulit dan Kelamin terpercaya nantinya.

Pengobatan Klamidia

Pengobatan Klamidia 4
Seorang Wanita Akan Melakukan Pengobatan Klamidia

Klamidia bisa diobati dengan antibiotik dalam waktu sekitar satu atau dua minggu. Namun ketika gejala membaik, Anda tidak boleh berhenti minum obat. Anda harus memastikan pada dokter mengenai tindak lanjut yang diperlukan untuk memastikan infeksi Anda hilang sepenuhnya.

Selain itu Anda juga harus menghindari aktivitas seksual yang dapat menyebabkan Anda terinfeksi ulang dan memastikan bahwa setiap pasangan seksual yang mungkin terinfeksi juga mendapatkan perawatan.

Beberapa hal yang wajib dan harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:

  • Jangan berhubungan seks sampai infeksi Anda sembuh
  • Hubungi semua pasangan seksual
  • Melakukan Tes Infeksi Menular Seksual seperti HIV/AIDS, sifilis, herpes, gonore

Antibiotik untuk pengobatan klamidia dinilai efektif, tetapi tidak dapat membalikkan kerusakan apa pun yang disebabkan oleh bakteri mengembalikan kerusakan yang disebabkan bakteri ini.

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk melakukan skrining klamidia secara teratur, menemui dokter ketika gejala awal mulai muncul dan melakukan perawatan ketika Anda terinfeksi.

Pencegahan Klamidia

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya klamidia, beberapa cara untuk melakukan pencegahan klamidia antara lain sebagai berikut:

1. Cara Mencegah Terjadinya Infeksi Klamidia

Satu-satunya cara untuk menghindari terkena klamidia adalah dengan tidak melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang memiliki infeksi klamidia.

Selalu memastikan juga bahwa mainan seks yang membawa bakteri tidak bersentuhan dengan alat kelamin Anda.

Beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan antara lain sebagai berikut ini:

  • Gunakan kondom selama hubungan seksual, seks anal dan seks oral.
  • Gunakan bendungan gigi selama seks oral atau kontak vagina-ke-vagina.
  • Jangan berbagi mainan seks, tetapi jika Anda melakukannya, cucilah setelah digunakan dan tutupi mainan yang digunakan untuk penetrasi dengan kondom.
  • Berhubungan seks hanya dengan satu pasangan, yang hanya berhubungan seks dengan Anda.

Itulah sejumlah cara mencegah klamidia yang dinilai efektif. Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati.

2. Tes untuk Mendetejsi Infeksi Klamidia

Tes yang paling umum untuk klamidia disebut tes amplifikasi asam nukleat (NAAT). Tenaga kesehatan bakal mengambil sampel cairan dengan melakukan swab vagina/serviks atau mengumpulkan sampel urin.

Kemudian, mereka mengirimkan sampel ke laboratorium untuk memeriksa bakteri penyebab klamidia.

Karena sebagian besar kasus klamidia tidak menunjukkan gejala, penting untuk melakukan skrining klamidia meskipun Anda tidak melihat tanda-tanda infeksi.

CDC merekomendasikan agar wanita yang aktif secara seksual yang berisiko tinggi terkena klamidia melakukan skrining secara teratur.

Orang dengan vagina, lebih dari orang dengan penis, mengalami komplikasi paling parah dari klamidia. Karena alasan ini, siapa pun yang memiliki vagina juga harus diskrining secara teratur. Anda dianggap memiliki risiko tinggi jika:

  • Berusia di bawah 25 tahun.
  • Sedang hamil.
  • Punya pasangan baru.
  • Memiliki banyak mitra seksual.
  • Pernah mengalami infeksi klamidia sebelumnya.

Terlepas dari usia Anda, anatomi reproduksi, atau faktor risiko lainnya, Anda harus mendiskusikan riwayat seksual dan aktivitas seksual Anda dengan dokter Anda. Pasalnyam dokter Anda adalah sumber daya terbaik Anda untuk berkonsultasi soal klamidia dan infeksi menular seksual lainnya.

Baca Juga: Dampak Berbahaya Kalau Chalmydia atau Klamidia Tak Segera Diobati

Kapan Harus ke Dokter?

Pasalnya, jika tidak segera ditangani, maka penyakit ini akan menjadi masalah serius yang bisa membuat segala aktivitas Anda terganggu.

Mengetahui pengobatan dan kondisi penyakit tersebut sejak awal akan sangat membantu. Anda bisa melakukan konsultasi ke Klinik Kelamin Jakarta di Klinik Utama Pandawa untuk mendapatkan pengobatan klamidia yang tepat.

Klinik Pandawa memiliki layanan mengobati penyakit klamidia. Selain itu, Klinik Pandawa merupakan Klinik Klamidia dan Klinik Kulit dan Kelamin yang terbaik di Indonesia. Silahkan konsultasi dokter via whatsapp gratis di Klinik Pandawa (Rahasia Terjamin).

Referensi:

Share: