Konjungtivitis Gonore – Gejala, Penyebab, & Pengobatan

Konjungtivitis gonore adalah infeksi pada mata yang disebabkan oleh terjadinya kontak dengan sekresi genital milik seseorang yang terinfeksi gonore.

Penyakit ini juga dikenal sebagai oftalmia gonokokus neonatorum apabila diderita oleh bayi yang baru lahir.

Pengertian Konjungtivitis Gonore

Konjungtivitis gonore biasanya dianggap sebagai penyakit pada neonatus. Neonatus adalah sebutan untuk bayi baru lahir yang usianya masih 0 sampai 28 hari. Bayi yang berusia di bawah satu bulan sangat rentan pada infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri gonore yang ditularkan oleh sang ibu.

Tidak hanya terjadi pada bayi, infeksi ini juga dapat menyerang orang dewasa. Apabila terjadi pada orang dewasa, hal ini dikaitkan dengan adanya infeksi menular seksual. Penularan terjadi saat mata melakukan kontak dengan cairan kelamin seseorang yang memiliki penyakit gonore.

Angka infeksi penyakit tersebut di seluruh dunia yang menyerang bayi baru lahir adalah kurang dari 1%. Angka kejadian ini lebih rendah pada negara-negara yang sudah maju karena ketersediaan skrining dan pengobatannya lebih baik.

Artikel Lainnya: Perbedaan Gonore pada Wanita dan Pria

Penyebab Konjungtivitis Gonore

Penyebab konjungtivitis gonore adalah infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae pada mata. Bakteri ini adalah diplokokus gram negatif yang bisa ditemukan pada cairan alat vital dari seseorang yang terkena gonore.

Pada bayi baru lahir, penularan infeksi ini disebabkan oleh terjadinya kontak antara bayi dan cairan vagina yang bersifat infeksius. Hal ini terjadi karena bakteri penyebab gonore dapat hidup di mukosa leher rahim dan uretra ibu.

Sedangkan penyebab infeksi ini pada orang dewasa adalah terjadinya kontak langsung dengan cairan infeksius yang berasal dari penderita gonore. Namun, kasus ini jarang ditemukan karena bakteri gonore tidak bisa bertahan hidup apabila berada di luar tubuh.

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Faktor Risiko Penularan Konjungtivitis Gonore

Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya penularan konjungtivitis gonore. Selain proses persalinan, berikut faktor-faktor lain yang menjadi penyebab penyebaran bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Yang pertama adalah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman atau kondom. Kondom adalah salah kontrasepsi yang digunakan pada alat kelamin pria. Fungsinya adalah untuk mencegah kehamilan, mencegah penularan HIV dan penularan penyakit menular seksual lainnya.

Selanjutnya yaitu memasang lensa kontak tanpa membersihkan tangan. Apabila tangan terpapar bakteri penyebab gonore, maka memungkinkan terjadinya penularan terutama pada daerah mata yang mengalami kontak secara langsung.

Memiliki imunitas tubuh yang rendah juga meningkatkan risiko penularan. Apabila tubuh kekurangan nutrisi, maka berakibat dalam menurunnya kinerja sel imun. Asupan nutrisi yang tercukupi terbukti dapat mencegah terjadinya infeksi pada tubuh.

Apabila memiliki riwayat infeksi penyakit menular seksual di masa lampau, tidak menutup kemungkinan untuk tertular kembali. Meskipun sudah pernah menderita gonore dan menjalani pengobatan sampai sembuh total, infeksi bisa kembali lagi apabila tidak menjaga diri dengan baik.

Resiko tinggi selanjutnya yaitu terdapat riwayat penyakit mata. Adanya penyakit mata yang dialami di masa lalu dapat meningkatkan risiko terjadinya konjungtivitis gonore. Selain itu, penyalahgunaan narkoba dan alkohol juga dapat menjadi salah satu penunjang kemungkinan penularan bakteri.

Gejala Konjungtivitis Gonore

Waktu inkubasi bakteri sebelum munculnya gejala yaitu sekitar 3-19 hari. Konjungtivitis yang terjadi pada bayi baru lahir biasanya menyebabkan radang pada kelopak mata dan mengeluarkan nanah. Setidaknya ada beberapa gejala yang akan muncul.

Di antaranya yakni mata merah karena pelebaran pembuluh darah konjungtiva, pembengkakan kelopak mata, dan rasa nyeri saat bola mata menerima penekanan. Gejala lainnya adalah mata mengeluarkan cairan nanah, dan pembengkakan kelenjar getah bening di area depan telinga.

Saat terinfeksi gonore, konjungtiva akan berubah menjadi warna merah muda karena pembuluh darahnya melebar dan disertai dengan keluarnya cairan. Konjungtiva adalah salah satu bagian mata yang bentuknya berupa lapisan tipis. Fungsinya adalah sebagai pelindung bola mata.

Keluarnya cairan sering kali membuat mata tertutup dan cukup sulit untuk dibuka karena cairannya sudah mengering. Cairan ini juga bisa menyebabkan pandangan menjadi kabur namun bisa membaik saat dikedipkan.

Apabila infeksi sudah menyerang kornea, penglihatan yang kabur tidak dapat membaik dengan kedipan. Terkadang ini juga membuat mata terasa iritasi dan memandang pada cahaya yang terang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.

Baca Juga: Pemeriksaan Gonore di Klinik: Tahapan dan Tes Pendeteksian

Diagnosis Konjungtivitis Gonore

Apabila merasakan adanya gejala, dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Hal-hal yang dilakukan dalam proses diagnosis konjungtivitis gonore adalah melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan melakukan pemeriksaan penunjang apabila diperlukan.

Pada saat wawancara medis, dokter akan bertanya mengenai gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien. Mengutarakan segala gejala yang dirasakan sangat penting untuk dilakukan karena dapat mengarahkan pada suatu penyakit tertentu.

Menjelaskan gejala secara rinci dan menyeluruh dapat mempermudah proses diagnosis. Mulai dari lokasi munculnya gejala, hingga waktu awal kemunculannya. Apabila penjabaran gejala yang dialami mengarah ke penyakit terkait, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik dilakukan sesuai dengan gejala yang diutarakan oleh pasien. Untuk kasus konjungtivitis gonore, dokter akan memeriksa daerah mata. Dokter akan menjumpai cairan nanah pada kedua mata yang disertai mata yang memerah.

Pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis untuk pasien. Pemeriksaan lain yang dilakukan yaitu pengecekan resistensi obat pada sampel cairan nanah yang berasal dari mata.

Tambahan pemeriksaan berikutnya seperti pengecekan gram dengan sampel cairan uretra dan urine milik pasien. Hal ini berfungsi sebagai penunjang untuk melihat apakah ada penularan dari alat kelamin secara kontak langsung maupun tidak langsung.

Pengobatan Konjungtivitis Gonore

Apabila hasil tes sudah keluar dan menyatakan positif mengalami konjungtivitis gonore, maka Langkah selanjutnya yaitu menjalani pengobatan. Untuk bayi yang baru lahir, memerlukan rawat inap dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata.

Obat yang diberikan untuk pengobatan pada bayi adalah salep mata eritromisin (0.5%) atau salep mata Tetrasiklin (1%). Cara kerja salep mata ini yaitu menghambat sintesis protein bakteri.

Sedangkan untuk kondisi neonatus bergejala atau berisiko tinggi diobati dengan ceftriaxone yang dilakukan secara intravena atau intramuskular dalam dosis tunggal. Bisa juga melakukan bilas garam yang dilakukan setiap jam. Bisa juga ditambahkan Azitromisin apabila ada koinfeksi dengan klamidia.

Untuk non-neonatus dengan gejala dapat dilakukan dengan rawat jalan. Obat yang bisa diberikan yaitu ceftriaxone 1 gram yang dalam dosis tunggal secara intramuscular.

Kemudian dapat ditambah dengan azitromisin 1 gram oral dalam dosis tunggal. Bilas garam juga bisa dilakukan tetapi bukan keharusan. 

Baca Juga: Biaya Pengobatan Gonore di Klinik Pandawa Jakarta

Komplikasi Konjungtivitis Gonore

Konjungtivitis gonore dapat menimbulkan komplikasi seperti artritis, meningitis, septisemia, infeksi anorektal, kelainan pada bola mata, dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Berikut komplikasi yang biasanya terjadi pada bola mata.

Penyakit ini dapat menyebabkan pembengkakan pada kornea, pembentukan panus, penebalan konjungtiva palpebra, perforasi kornea, endoftalmitis, hingga gangguan penglihatan yang bisa menyebabkan kebutaan.

Komplikasi di atas bisa diminimalisir dengan diagnosis dini sehingga dapat segera menjalani pengobatan dan perawatan. Melakukan terapi antibiotik secara rutin  dan dalam dosis yang tepat sangat dianjurkan untuk menghindari terjadinya komplikasi.

Baca Juga: Tanda-Tanda Gonore Sembuh – Klinik Kulit dan Kelamin

Pencegahan Konjungtivitis Gonore

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan infeksi yang satu ini. Agar tidak terjadi penularan pada bayi baru lahir, harus melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum merencanakan kehamilan.

Apabila sedang menderita gonore, disarankan untuk menunda kehamilan terlebih dahulu. Fokus untuk menyembuhkan diri dengan menjalani pengobatan antibiotik. Perencanaan kehamilan dapat dilakukan setelah pengobatan telah tuntas dan sudah divonis terbebas dari gonore.

Selain itu, perlu memastikan tidak adanya penularan secara kontak langsung maupun tidak langsung. Jaga kebersihan dan hindari menggunakan barang pribadi secara bersamaan. Meskipun kasus konjungtiva gonore sangat jarang yang berasal dari kontak tidak langsung, tetap harus berhati-hati.

Untuk kasus dewasa, hindari melakukan hubungan seksual tanpa pengaman. Memiliki pasangan seks lebih dari satu akan meningkatkan risiko penularan gonore. Pasangan seksual juga harus diberi edukasi mengenai infeksi menular seksual agar lebih menjaga diri.

Baca Juga: Gonore Sembuh Dengan Air Putih, Apakah Bisa?

Apa yang Akan Terjadi Jika Penyakit Ini Tidak Segera Diobati?

Konjungtivitis gonore adalah penyakit serius yang wajib ditangani oleh tenaga medis profesional. Penyakit yang tidak segera diobati akan mengakibatkan komplikasi parah seperti kehilangan penglihatan apabila bakteri menyerang lebih jauh dan menyebabkan ulserasi kornea.

Konsultasi yang tepat waktu sangat diperlukan karena risiko terjadinya kerusakan pada penglihatan. Komplikasi lain seperti artritis septik, meningitis, dan septikemia juga wajib diwaspadai apabila sedang menderita penyakit tersebut.

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin?

Apabila Anda atau buah hati menunjukkan kemunculan gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Diagnosis dini dapat meminimalisir penyebaran bakteri yang menyebabkan terjadinya komplikasi.

Anda bisa datang ke Klinik Kelamin Jakarta terbaik seperti Klinik Utama Pandawa untuk menemui dokter spesialis kulit dan kelamin. Klinik Pandawa merupakan Klinik Kulit dan Kelamin terbaik dan terpercaya di Indonesia. Pemeriksaan gonore bisa dilakukan kapan pun tanpa menunggu munculnya gejala.

Pemeriksaan gonore yang dilakukan secara rutin dapat mencegah terjadinya penularan penyakit. Sebelum pemeriksaan dan pengobatan gonore, silahkan konsultasi dokter gratis di Klinik Gonore Jakarta.

Demikianlah pembahasan lengkap mengenai konjungtivitis gonore. Diperlukan pemeriksaan medis dan pengobatan yang tepat agar bisa sembuh total. Tindakan pencegahan juga sangat penting untuk dilakukan untuk menghindari penularan infeksi ini.

Referensi:

Share: