Bakteri Neisseria Gonorrhoeae – Ciri-ciri, Struktur, dan Resistensi

Salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada organ seksual adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae. Secara umum, bakteri tersebut adalah penyebab utama seseorang mengalami gonore. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hal tersebut, silakan simak pembahasan di bawah ini.

Penyakit Apa yang Disebabkan oleh Bakteri Neisseria Gonorrhoeae?

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri neisseria gonorrhoeae ini adalah gonore atau kencing nanah. Gonore merupakan penyakit menular seksual dengan gejala keluarnya cairan kental berwarna kuning dari organ kelamin. Itulah sebabnya penyakit tersebut juga sering dikenal dengan istilah kencing nanah.

Selain melalui hubungan seksual, gonore juga bisa ditularkan dari ibu hamil ke anaknya. Gejala yang paling umum terjadi adalah rasa nyeri dan panas seperti terbakar ketika buang air kecil. Akan tetapi, pada beberapa kasus penderita mungkin tidak akan mengalami gejala tersebut.

Artikel Lainnya: Perbedaan Gonore pada Wanita dan Pria – Klinik Kulit Kelamin

Struktur Bakteri Neisseria Gonorrhoeae

Neisseria gonorrhoeae kerap disebut dengan nama gonococcus, sedangkan untuk penyebutan jamak disebut gonococci. Bakteri ini pertama kali diidentifikasi oleh Neisser sekitar tahun 1879. Biasanya, bakteri tersebut hidup di selaput lendir manusia atau hewan.

Apabila dilihat menggunakan mikroskop, akan terlihat bahwa bakteri ini seperti coccus gram negatif yang berpasangan atau disebut diplococci. Sementara itu, untuk diameter Neisseria gonorrhoeae adalah sekitar 0,6 hingga 1 μm.

Pada umumnya, diplococci ini berbentuk seperti biji kopi dan termasuk bakteri pembentuk non-spora. Di bagian permukaan, akan terlihat seperti pili yang dapat mengikat kokus ke permukaan mukosa. Sel darah merah pada manusia juga kemungkinan bisa di aglutinasi oleh bakteri ini.

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Ciri-Ciri Bakteri Neisseria Gonorrhoeae

Ada beberapa ciri-ciri bakteri Neisseria gonorrhoeae yang perlu diketahui. Ciri tersebut berhasil dideskripsikan setelah beberapa kali dilakukan penelitian. Pada dasarnya, bakteri ini termasuk organisme yang rapuh dan tidak bisa hidup di lingkungan sembarangan serta membutuhkan nutrisi.

Suhu yang paling baik untuk pertumbuhannya adalah sekitar 35 hingga 36 derajat celcius dan pH antara 7 hingga 7,4. Karena termasuk bakteri aerob, Neisseria gonorrhoeae memerlukan oksigen untuk bisa tumbuh optimal meskipun pada kasus tertentu juga bisa menjadi anaerob.

Resistensi Nisseria Gonorrhoeae

Bakteri Neisseria Gonorrhoeae 2
Bakteri Neisseria Gonorrhoeae

Seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya, bakteri ini sebenarnya termasuk lemah, sensitif, dan mudah dihancurkan. Beberapa contoh yang dapat menghancurkannya adalah air sabun atau bahan antiseptik lainnya dengan catatan diencerkan dengan tepat.

Selain itu, bakteri ini juga masih bisa bertahan hidup pada kain linen atau jenis lainnya yang sudah terkontaminasi nanah selama satu hari. Inilah sebabnya orang yang menderita penyakit gonore harus segera membersihkan segala benda yang terkena kontak.

Menurut hasil penelitian, coccus bakteri ini akan mati setelah 3 atau 4 hari berada di dalam suhu kamar. Cara yang paling efektif untuk menyimpannya secara jangka panjang adalah dengan melakukan pengeringan beku atau menyimpan di suhu 70 derajat celcius.

Baca Juga: Pemeriksaan Gonore di Klinik: Tahapan dan Tes Pendeteksian

Infeksi Gonokokal

Infeksi gonokokal merupakan istilah yang digunakan ketika bakteri Neisseria gonorrhoeae menyerang dan menyebabkan penyakit gonore. Gejala yang muncul dari infeksi ini berbeda-beda antara pria, wanita, atau kondisi lainnya.

Ketika bakteri menginfeksi pria, maka gejala yang akan muncul antara lain menyebabkan uretritis, nyeri di bagian rektum, konstipasi, hingga rasa nyeri di bagian kelamin. Namun, setidaknya hanya sekitar 50% saja pria yang akan merasakan gejala tersebut.

Meski begitu, bukan berarti bakteri ini sudah menghilang dan penderita dinyatakan sembuh. Jika dibiarkan, bakteri yang menginfeksi justru akan tumbuh dan berkembang biak. Akibatnya, kondisinya pun bisa menjadi jauh lebih parah sehingga perlu segera diobati.

Sementara itu, infeksi gonokokal yang terjadi pada wanita akan menyebabkan keluarnya cairan mukoprupulen pada endoserviks. Tidak menutup kemungkinan dari tempat tersebut nantinya akan menyebar ke bagian lain seperti vagina dan uretra.

Kasus lain yang kerap terjadi adalah infeksi kepada anak-anak. Pada kasus ini, pada umumnya penderita akan mengalami gangguan pada mata terutama pada bayi yang tertular dari ibunya. Beberapa hari setelah kelahiran akan muncul cairan dari mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

Epidemologi Neisseria Gonorrhoeae

Penyakit gonore yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae sampai saat ini hanya ditemukan pada manusia saja. Dari beberapa pengalaman yang sudah ada, penyakit kelamin ini paling rentan menyerang di wilayah dengan akses layanan kesehatan terbatas.

Untuk mencegah infeksi bakteri ini, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diagnosis sedini mungkin, menghindari hubungan seks bebas, dan sosialisasi kesehatan seksual. Dengan begitu, risiko-risiko tersebut dapat diminimalkan.

Baca Juga:

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin?

Waktu paling tepat untuk datang ke dokter adalah ketika mengalami gejala infeksi dari bakteri ini seperti rasa nyeri saat buang air kecil atau keluar cairan kental dari alat kelamin. Semakin ringan gejala yang dialami, maka pengobatan juga akan semakin cepat.

Kapan sebaiknya Anda menemui dokter kulit dan kelamin untuk melakukan pemeriksaan gonore? Tentu saat mencurigai bahwa Anda merasakan gejalanya. Di Jakarta, pemeriksaan gonore dan pengobatan gonore bisa dilakukan di Klinik Gonore Jakarta atau Klinik Kelamin Jakarta.

Klinik Gonore terbaik dan terpercaya yaitu Klinik Utama Pandawa. Klinik Pandawa merupakan Klinik Kulit dan Kelamin terbaik no.1 di Indonesia dalam pengobatan gonore hingga sembuh. Silahkan konsultasi dokter sekarang ya.

Referensi:

Share: