TPHA untuk Tes Skrining Sifilis, Seperti Apa Prosedurnya?

TPHA adalah tes laboratorium yang berguna untuk memeriksa sifilis. Ini mendeteksi antibodi yang hadir sebagai respons terhadap bakteri Treponema pallidum, yang menyebabkan sifilis. Tes tersebut melibatkan pencampuran darah pasien dengan sel darah merah yang dilapisi dengan antigen T. pallidum.

Jika ada antibodi, mereka akan menyebabkan sel darah merah menggumpal, menunjukkan hasil positif untuk sifilis. Tes TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay) sangat sensitif dan spesifik tetapi biasanya bisa tenaga medis gabungkan dengan tes lain untuk konfirmasi. TPHA terlaksana dengan mengukur kadar antibodi pada sampel serum pasien yang sedang di tes. Pemeriksaan ini khusus untuk penyakit sifilis, sehingga penyakit lain pada tubuh pasien tidak akan berpengaruh pada hasil tes.

TPHA sangat penting untuk memeriksa sifilis. Deteksi dini memungkinkan perawatan tepat waktu, mencegah sifilis semakin parah, komplikasi, dan membantu mencegah penularan infeksi ke orang lain. Pengujian rutin, terutama untuk individu berisiko tinggi dan selama kehamilan, tenaga medis bisa menyarankan untuk menjaga kesehatan seksual.

Artikel Lainnya: Pentingnya Deteksi Dini PMS di Klinik Kelamin Jakarta

Apa Perbedaan dari Pemeriksaan TPHA dan VDRL?

Pemeriksaan TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay) dan VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) berguna untuk mendeteksi sifilis, namun memiliki perbedaan dalam cara kerjanya. TPHA adalah tes spesifik yang mendeteksi antibodi yang secara langsung menyerang bakteri penyebab sifilis, Treponema pallidum.

Tes ini tim medis gunakan untuk konfirmasi diagnosis karena hasilnya tetap positif seumur hidup setelah infeksi, meskipun pengobatan telah pasien laksananakan. Sementara itu, VDRL adalah tes non-spesifik yang mendeteksi antibodi reagin yang terbentuk sebagai respons terhadap kerusakan sel yang penyebabnya dari infeksi sifilis. VDRL sering tim medis gunakan sebagai tes skrining awal dan dapat kembali negatif setelah pengobatan berhasil, sehingga berguna untuk memantau keberhasilan terapi.

Baca Juga: Apakah Sifilis Stadium 1 Berbahaya? Ini Pengobatannya

Prosedur Pelaksanaan Tes TPHA

Tes TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay) bisa Anda gunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis. Ini membantu dalam pemeriksaan sifilis dengan mengamati aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah yang dilapisi dengan antigen sifilis bila dicampur dengan serum pasien.

Tes mengonfirmasi paparan sifilis tetapi tidak membedakan antara infeksi saat ini atau masa lalu. Ini sering tim medis gunakan dalam kombinasi dengan tes lain untuk mendiagnosis sifilis secara akurat. Tes TPHA biasanya melibatkan proses berikut:

  • Pengumpulan sampel darah
  • Persiapan laboratorium
  • Melapisi sel darah merah dengan antigen
  • Mencampur dengan serum pasien
  • Reaksi hemaglutinasi
  • Interpretasi hasil

Penting untuk Anda perhatikan bahwa uji TPHA umumnya bisa Anda lakukan di lingkungan laboratorium oleh pegawai laboratorium yang terlatih.

Prosedur dan teknik khusus yang Anda gunakan mungkin sedikit berbeda antar laboratorium, tetapi keseluruhan proses melibatkan pelapisan sel darah merah dengan antigen T. pallidum, pencampuran dengan serum pasien, dan mengamati reaksi aglutinasi untuk mendeteksi keberadaan antibodi sifilis.

Interpretasi hasil tes TPHA melibatkan penilaian tingkat aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah (RBC) yang tenaga medis lapisi dengan antigen Treponema pallidum. Berikut adalah interpretasi umum:

1. Hasil Positif

Jika ada aglutinasi yang signifikan dari sampel pasien tetapi tidak pada sampel kontrol, ini menunjukkan adanya antibodi spesifik terhadap T. pallidum dalam serum pasien. Hasil TPHA positif menunjukkan paparan sifilis, baik sebagai infeksi saat ini atau sebelumnya.

2. Hasil Negatif

Jika tidak ada atau minimal aglutinasi yang dokter amati pada sampel pasien dan sampel kontrol, ini menunjukkan tidak adanya antibodi spesifik terhadap T. pallidum dalam serum pasien.

Penting untuk Anda catat bahwa tes TPHA umumnya tim medis gunakan bersamaan dengan tes lain, seperti tes Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) atau Rapid Plasma Reagin (RPR), untuk evaluasi komprehensif dan konfirmasi pemeriksaan sifilis.\

TanyaDokter #Eps1 Seputar Penyakit Kelamin Sifilis alias Raja Singa (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Prosedur Perawatan Pasca Tes TPHA

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah menjalani tes TPHA adalah memakai perban dan memberikan tekanan menggunakan kapas pada area bekas suntikan. Hal ini tidak perlu dilakukan apabila area bekas suntikan mengalami iritasi kulit.

Selanjutnya yaitu mengurangi aktivitas dan olahraga berat yang dapat meningkatkan aliran darah sehingga dapat terjadi pendarahan. Disarankan juga mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk meningkatkan produksi sel darah merah.

Jika Anda merasakan kebas dan timbul memar pada area bekas tusukan, segera kompres dengan es yang dibungkus handuk. Apabila muncul gejala lain yang mengkhawatirkan, hubungi dokter untuk konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Kulit dan Kelamin.

Baca Juga: 7 Gejala Sifilis pada Pria dan Pengobatannya

Kapan Harus ke Dokter?

Spesialis Kulit dan Kelamin

Jika Anda telah menjalani tes Treponema pallidum hemagglutination assay (TPHA) dan menerima hasilnya, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, seperti dokter, untuk evaluasi dan interpretasi lebih lanjut dari hasil tes.

Waktu kunjungan dokter Anda tergantung pada berbagai faktor, termasuk:

  • Hasil tes
  • Gejala atau faktor risiko
  • Janji temu lanjutan
  • Kehamilan

Klinik Pandawa memiliki layanan menyembuhkan sifilis karena Klinik Pandawa merupakan Klinik Sifilis Jakarta dan Klinik Kulit dan Kelamin yang terbaik di Indonesia. Silahkan konsultasi dokter kelamin secara gratis di Klinik Pandawa (Rahasia Terjamin).

Konsultasi Dokter Online
Referensi
Share: