Search
Close this search box.

Dermatitis Atopik – Pengertian, Gejala, dan Pengobatannya

Ada banyak sekali jenis penyakit kulit yang ada di dunia ini dan salah satu yang cukup umum ditemui saat ini adalah penyakit Dermatitis Atopik. Tidak hanya ditemukan pada orang dewasa, Dermatitis Atopik juga kerap terjadi pada anak-anak.

Ketika seseorang terkena penyakit Dermatitis Atopik, mereka harus menjalani berbagai treatment untuk bisa mengembalikan kondisi kulit seperti semula. Lantas yang menjadi pertanyaan adalah apakah Dermatitis Atopik bisa disembuhkan?

Apa Itu Dermatitis Atopik?

penyakit dermatitis atopik

Ilustrasi Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik atau yang seringkali disebut sebagai Eksim Atopik adalah bentuk eksim yang paling umum. Ini merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kulit menjadi gatal, kering, dan pecah-pecah. Eksim atopik lebih sering terjadi pada anak-anak.

Biasanya Eksim Atopik akan berkembang sebelum sang anak menginjak usia pertama. Meski begitu, ada juga kasus Eksim Atopik yang ditemukan pada orang dewasa. Dikutip dari NHS.UK, Eksim Atopik umumnya adalah eksim yang akan terjadi dalam jangka panjang.

Baca Juga: 6 Dampak Sifilis pada Ibu Hamil dan Cara Diagnosis Sifilis

Namun di satu sisi Eksim Atopik dapat membaik secara signifikan atau bahkan hilang sama sekali pada beberapa anak seiring bertambahnya usia.

Selain itu, beberapa orang yang mengalami Eksim Atopik hanya memiliki bercak kecil pada kulit kering, namun yang lain mungkin akan mengalami peradangan kulit yang meluas di seluruh tubuh. Meskipun eksim atopik dapat menyerang bagian tubuh mana pun, namun paling sering menyerang tangan, bagian dalam siku, bagian belakang lutut, dan wajah serta kulit kepala pada anak-anak.

Eksim Atopik juga punya dua fase di mana fase pertama adalah fase ketika eksim tidak terlihat sedangkan fase kedua adalah fase ketika gejala menjadi lebih parah serta terlihat.

Gejala Dermatitis Atopik

Meski terkesan familiar, ternyata gejala dermatitis antara orang dewasa dan bayi memiliki sedikit perbedaan. Beberapa perbedaannya antara lain sebagai berikut:

  1. Gejala Dermatitis Atopik pada Anak

Gejala dermatitis atopik (eksim) dapat muncul di bagian tubuh mana saja dan sangat bervariasi dari orang ke orang. Beberapa gejala antara lain termasuk

  • Kulit kering dan pecah-pecah
  • Gatal (pruritus)
  • Ruam pada kulit bengkak yang warnanya bervariasi tergantung warna kulit Anda
  • Benjolan kecil dan menonjol, pada kulit berwarna coklat atau hitam
  • Kulit terasa keras
  • Kulit menebal
  • Penggelapan kulit di sekitar mata
  • Kulit terluka akibat digaruk

Dermatitis atopik biasanya terjadi sebelum mengunjak usia 5 tahun dan masih bisa berlanjut sampai dewasa.

2. Gejala Dermatitis Atopik pada Bayi

Umumnya setiap bayi yang mengalami dermatitis atopik punya gejala yang berbeda-beda. Namun ada beberapa ciri-ciri atau gejala dermatitis atopik pada bayi seperti di bawah ini:

  • Kulit kering
    • Mengalami iritasi
    • Ruam
    • Kasar dan gatal

3. Gejala Dermatitis Atopik pada Orang Dewasa

Tidak hanya pada bayi dan remaja, dermatitis atopik juga bisa menjangkiti orang dewasa. Di orang dewasa, gejala yang paling umum adalah ruan bersisik merah sampai coklat tua. Ini memungkinkan darah bergerak ketika digaruk. Infeksi kulit juga menjadi gejala dermatitis atopik bagi orang dewasa.

Biasanya ruam bersisik merah ini muncul di bagian leher, tangan, sikut, lutut, kulit di sekitar mata, dan pergelangan kaki. Bahkan dermatitis atopik juga bisa menimbulkan gejala asma, kurang tidur, kulit, kering, dan menebal.

Perlu diketahui juga bahwa gejala yang muncul di orang dewasa biasanya sedikit lebih parah dibandingkan anak-anak. Bahkan orang dewasa yang mengalami dermatitis atopik saat anak-anak tapi tidak lagi mengalami kondisi ini masih memiliki bekas kulit kering dan mudah iritasi.

Pada orang dewasa, menggosok atau menggaruk bisa membuat iritasi kulit semakin meningkat, kemudian meningkatkan peradangan, dan memperparah rasa gatal.

Faktor Risiko Dermatitis Atopik

Bicara soal dermatitis atopik, salah satu yang wajib diketahui adalah soal beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang bisa terkena dermatitis atopik. Ada sejumlah faktor risiko antara lain riwayat keluarga yang memiliki eksim, alergi, asma, atau hay fever. Kemudian faktor risiko lainnya adalah pekerja medis yang mengalami dermatitis kontak.

Untuk anak-anak ada beberapa faktor risiko dan cenderung berbeda dari orang dewasa. Faktor risiko dermatitis atopik pada anak antara lain tinggal di area perkotaan, sering dititipkan di tempat penitipan anak, dan memiliki gangguan hiperaktif (ADHD).

Artikel Lainnya: 5 Jenis Ruam pada Kulit yang Wajib Diwaspadai

Diagnosis Dermatitis Atopik

Penampilan lesi kulit individu pada dermatitis atopik tidak berbeda dengan eksim lain seperti eksim kontak. Dalam bentuk akutnya, eksim ditandai dengan infiltrasi merah hidup dengan edema, vesikel, dan oozing.

Oleh karena itu, pendekatan diagnostik didasarkan pada karakteristik lain seperti distribusi eksim serta fitur pasien yang terkait. Pasien tipikal dengan dermatitis atopik adalah orang dengan riwayat sebagai berikut:

  • Gatal
  • Eksim dengan morfologi tipikal dan pola spesifik usia
  • Usia dini
  • Ada riwayat keluarga
  • Kulit kering
  • Keratosis pilaris, palmar hyperlinearity, ichthyosis
  • Perubahan okular dan periorbital

Komplikasi Dermatitis Atopik

Bicara soal dermatitis atopik, kurang lengkap jika tidak membahas soal komplikasi dari penyakit tersebut. Sejauh ini ada beberapa komplikasi dermatitis atopik yang harus diketahui meliputi:

  • Asma dan Demam

Banyak orang dengan dermatitis atopik mengembangkan asma dan demam. Ini dapat terjadi sebelum atau sesudah mengembangkan dermatitis atopik.

  • Gatal Kronis, Kulit Bersisik

Suatu kondisi kulit yang disebut neurodermatitis (lichen simplex chronicus) dimulai dengan bercak kulit yang gatal. Ketika digaruk, rasa lega akan hadir namun sifatnya sementara. Menggaruk justru membuat kulit semakin gatal karena mengaktifkan serabut saraf di kulit Anda.

Seiring waktu, Anda mungkin menggaruk karena kebiasaan. Kondisi tersebut akan membuat kulit berubah warna, memiliki tekstur kasar, dan terasa tebal.

  • Dermatitis Kontak Alergi

Kondisi ini umum terjadi pada penderita dermatitis atopik. Dermatitis kontak alergi adalah ruam gatal yang disebabkan oleh sentuhan zat yang membuat Anda alergi. Warna ruam bervariasi tergantung pada warna kulit Anda.

  • Masalah Tidur

Rasa gatal pada dermatitis atopik dapat mengganggu tidur tidak peduli apakah itu orang dewasa, anak-anak, atau bayi.

  • Infeksi Kulit

Menggaruk berulang kali yang merusak kulit dapat menyebabkan luka terbuka dan pecah-pecah. Risiko infeksi dari bakteri dan virus bisa meningkat karena hal tersebut. Infeksi kulit ini dapat menyebar dan mengancam jiwa.

  • Bercak Kulit yang Lebih Gelap atau Terang di Area Sekitar

Komplikasi ini setelah ruam sembuh disebut hiperpigmentasi pasca inflamasi atau hipopigmentasi. Ini lebih sering terjadi pada orang dengan kulit coklat atau hitam. Mungkin butuh beberapa bulan agar perubahan warna memudar.

  • Alergi Makanan

Orang dengan dermatitis atopik sering mengalami alergi makanan. Salah satu gejala utama dari kondisi ini adalah gatal-gatal (urtikaria).

Penyebab Dermatitis Atopik Apa Saja?

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Untuk penyebab pasti dari Dermatitis Atopik sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian percaya bahwa pemicu dari Eksim Atopik adalah sabun, detergen, stress, atau cuaca. Di sisi lain, alergi makanan juga bisa memicu munculnya Eksim Atopik pada anak kecil.

Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah tes alergi diperlukan? Biasanya tes alergi tidak diperlukan meskipun terkadang membantu dalam mengidentifikasi apakah alergi makanan dapat memicu gelaja eksim atau tidak.

Faktor pemicu lainnya dari dermatitis atopik antara lain sebagai berikut:

  • Kain wol kasar
  • Panas dan keringat
  • Produk pembersih
  • Tungau debu dan bulu hewan peliharaan
  • Asap dari tembakau
  • Udara dingin dan kering
  • Wewangian
  • Bahan kimia

Bayi dan anak-anak mungkin mengalami flare yang dipicu oleh makan makanan tertentu, seperti telur dan susu sapi. Bicarakan dengan Klinik Kulit dan Kelamin anda untuk mengidentifikasi potensi alergi makanan.

Ketika anda tahu apa yang menyebabkan eksim tersebut, bicarakan dengan Klinik Kulit dan Kelamin yang sudah terpercaya mengenai cara mengelola gejala dan mencegah penyakit ini kambuh kembali.

Baca Juga: Tips Rawat Kulit Anak dari Dermatitis Atopik

Pengobatan yang Bisa Ditempuh Apa Saja?

penyakit dermatitis atopik

Seseorang yang terkena Eksim Atopik bisa melakukan perawatan untuk membantu meredakan gejala. Sayangnya untuk pengobatan spesifik masih belum ada obatnya. Namun banyak perawatan yang berbeda dapat digunakan untuk mengontrol gejala dan mengelola eksim, termasuk:

  • Teknik Perawatan Diri: Mengurangi garukan dan menghindari pemicu
  • Emolien (Perawatan Pelembab): Digunakan setiap hari jika kulit kering
  • Kortikosteroid Topikal: Digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan gatal saat kambuh

Pencegahan Dermatitis Atopik

Ada beberapa langkah untuk mencegah terjadinya dermatitis atopic. Beberapa trik pencegahannya antara lain sebagai berikut:

  • Melembabkan Kulit Setidaknya 2 Kali Sehari

Krim, salep, shea butter, dan losion menyegel kelembapan. Pilih produ yang cocok untuk Anda. Idealnya, yang terbaik untuk Anda adalah yang aman, efektif, terjangkau, dan tanpa pewangi. Menggunakan petroleum jelly pada kulit bayi Anda dapat membantu mencegah perkembangan dermatitis atopik.

  • Biasakan Mandi

Gunakan air hangat, bukan panas, dan batasi mandi atau shower Anda sekitar 10 menit.

  • Gunakan Pembersih lembut dan Tidak Mengandung Sabut

Pilih pembersih yang bebas pewarna, alkohol, dan pewangi. Untuk anak kecil, biasanya Anda hanya membutuhkan air hangat untuk membersihkannya, tidak perlu sabun atau mandi busa. Sabun bisa sangat mengiritasi kulit anak kecil.

Untuk orang dewasa, sabun deodoran dan sabun antibakteri dapat menghilangkan terlalu banyak minyak alami kulit dan mengeringkan kulit. Jangan menggosok kulit dengan waslap.

  • Keringkat Tubuh dengan Maksimal Setelah Mandi

Setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut. Oleskan pelembap saat kulit Anda masih lembap (dalam waktu tiga menit).

Pemicu dermatitis atopik sangat bervariasi dari orang ke orang. Cobalah untuk mengidentifikasi dan menghindari iritasi yang memicu eksim Anda. Secara umum, hindari segala sesuatu yang menimbulkan rasa gatal karena garukan sering memicu timbulnya rasa gatal.

Baca Juga: Dermatitis Bikin Tak Nyaman, Ketahui Jenis & Penyebabnya ?

Kapan Penderita ke Dokter?

penyakit dermatitis atopik

Ketika menemui gejala-gejala Eksim Atopik di atas, maka seseorang bisa menemui dokter.

Biasanya nanti dokter akan mengajukan pertanyaan untuk mendiagnosis apakah penyakit tersebut adalah Eksim Atopik atau bukan. Biasanya pertanyaan yang diajukan meliputi:

  • Apakah ruam itu gatal dan di mana munculnya
  • Kapan gejala pertama mulai muncul
  • Apakah itu datang dan pergi seiring waktu
  • Apakah ada riwayat Eksim Atopik di keluarga
  • Apakah ada kondisi lain yang mengikuti seperti alergi atau asma
  • Apakah ada diet atau gaya hidup yang sedang dilakukan

Biasanya untuk mendiagnosis apakah seseorang terkena Dermatitis Atopik, orang tersebut harus mengalami kondisi kulit gatal dalam 12 bulan terakhir dengan beberapa gejala yang mengikutinya seperti di bawah ini:

  • kulit merah yang tampak teriritasi di lipatan kulit seperti bagian dalam siku atau di belakang lutut (atau di pipi, bagian luar siku, atau bagian depan lutut pada anak berusia 18 bulan ke bawah) pada saat pemeriksaan dilakukan oleh dokter.
  • Riwayat iritasi kulit yang terjadi di area yang sama yang disebutkan di atas
  • Mengalami kulit kering dalam 12 bulan terakhir
  • Riwayat asma atau demam dan bagi anak di bawah 4 tahun harus memiliki kerabat dekat, seperti orang tua, saudara laki-laki atau perempuan, yang memiliki 1 dari kondisi ini.
  • Kondisi dimulai sebelum usia 2 tahun (ini tidak berlaku untuk anak di bawah usia 4 tahun).

Jika kamu kurang yakin, kamu bisa melakukan konsultasi ke Klinik Kulit dan Kelamin untuk mengetahui lebih pasti soal penyebabnya.

Setelah melakukan konsultasi, kamu nantinya bisa langsung memilih Klinik Kulit dan Kelamin yang tepat. Memilih Klinik Kulit dan Kelamin yang memiliki pelayanan baik dan tenaga medis yang profesional adalah hal yang wajib dilakukan agar penyakit Dermatitis Atopik bisa diobati dengan tepat.

Pasalnya, jika tidak diobati secara benar, Dermatitis Atopik akan cukup mengganggu baik secara fisik dan psikis yang akan membuat seseorang tidak nyaman nantinya.

Referensi:

Share: