Daftar Isi Artikel
Gonore | Klinik Kelamin | Klinik Kulit | Info Kesehatan
Istilah dermatitis memang kurang begitu familier di telinga masyarakat umum. Padahal, penyakit ini sangat sering terjadi dan bisa menimpa siapa saja. Penderitanya akan mengalami permasalahan berupa peradangan pada permukaan kulit yang kemudian disertai dengan rasa gatal. Alhasil, Anda akan merasa sangat tidak nyaman ketika mengalaminya.
Dilansir dari Mayo Clinic, dermatitis merupakan jenis gangguan kulit yang sangat sering terjadi. Mereka yang mengalaminya tidak hanya anak-anak, tetapi juga bayi, orang dewasa, lansia, pria, maupun wanita. Penyakit ini memang tidak menular, tetapi menimbulkan ketidaknyamanan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Gejala Terjadinya Dermatitis
Gejala peradangan kulit yang disebabkan oleh gangguan penyakit ini bisa variatif, mulai dari yang ringan sampai berat. Selain itu, gejala tersebut juga dapat berbeda-beda sesuai dengan jenis dermatitis yang menyerang. Namun, secara umum ada beberapa gejala yang bisa Anda kenali dari penyakit ini, yaitu:
-
Muncul ruam
-
Kulit melepuh
-
Kulit yang kering dan pecah-pecah
-
Rasa gatal pada bagian kulit tertentu
-
Kulit terasa panas dan sakit
-
Bengkak
Jenis-Jenis Dermatitis
Terdapat beberapa jenis gangguan terkait peradangan kulit yang perlu Anda ketahui, yaitu:
1. Dermatitis Atopik
Jenis yang pertama adalah dermatitis atopik yang kerap disebut sebagai eczema atau eksim. Gangguan penyakit dapat terjadi karena faktor keturunan. Gejalanya pun bisa muncul sejak bayi atau ketika menginjak dewasa.
Tidak ada cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi masalah eczema pada kulit. Gejala dari eksim bisa muncul ketika terdapat pemicu, termasuk di antaranya adalah stres, suhu rendah, pemakaian sabun atau deterjen tertentu, dan lain sebagainya.
Gangguan eczema biasa disebabkan karena kombinasi beberapa faktor, seperti kondisi lingkungan, kulit yang kering, ataupun bakteri di permukaan kulit. Selain itu, ada pula faktor pemicu lainnya seperti konsumsi gula, susu, maupun daging merah.
2. Dermatitis Kontak
Berikutnya adalah dermatitis kontak, yang sesuai namanya bisa terjadi akibat adanya kontak langsung dengan pemicu tertentu. Saat terjadi kontak dengan senyawa tertentu, Anda akan menjumpai adanya ruam dan gatal-gatal pada kulit. Senyawa pemicu gangguan kulit ini cukup beragam, seperti gigitan serangga, tanaman, kosmetik, parfum, dan lain-lain.
3. Dermatitis Seboroik
Ada pula permasalahan kulit yang biasa terjadi pada bayi, disebut dermatitis seboroik atau craddle crap atau kerak kepala. Problem kulit ini dapat muncul pada area sekitar muka, dada, serta di sekitar telinga. Ketika mengalami craddle crap, Anda akan menjumpai gejala berapa perubahan warna kulit, ketombe, kulit kepala yang bersisik.
Dermatitis seboroik tidak bisa disembuhkan. Sebagai gantinya, Anda bisa melakukan perawatan untuk meringankan gejalanya. Selain itu, perhatikan pula pola tidur serta stres yang berisiko memperparah gejala yang muncul akibat dermatitis seboroik.
Pemicu utama dari terjadinya gangguan penyakit ini masih belum diketahui. Namun, Anda perlu tahu kalau beberapa gangguan kesehatan lain dapat memperparah risiko terjadinya craddle crap, seperti:
-
HIV
-
Epilepsi
-
Rosacea
-
Psoriasis
-
Penyakit Parkinson
4. Dermatitis Dishidrosis
Selanjutnya adalah dermatitis dishidrosis. Gangguan ini bisa timbul karena kulit tidak mempunyai perlindungan untuk dirinya. Alhasil, kulit akan mengalami gagal, kering, dan kerap disertai dengan kulit melepuh. Permasalahan ini kerap terjadi pada kaki, tangan, serta bagian tubuh yang sering berkeringat.
5. Jenis Dermatitis Lainnya
Selain jenis-jenis yang sudah disebutkan, Anda dapat pula mengetahui tipe dermatitis lainnya seperti:
-
Neurodermatitis. Kondisi ini terjadi ketika kulit mengalami rasa gatal. Pemicu dari gangguan ini biasanya adalah rasa tres serta ketika terjadi iritasi kulit.
-
Nummular dermatitis. Gangguan kulit ini biasa disertai dengan adanya luka berbentuk oval pada permukaan kulit. Biasanya, luka tersebut muncul setelah seseorang mengalami cedera pada kulit.
-
Dermatitis stasis. Penyebab terjadinya dermatitis stasis adalah karena peredaran darah di dalam tubuh yang buruk. Akibatnya, terjadi perubahan warna pada kulit, terutama pada bagian bawah tubuh. Tidak menutup kemungkinan, Anda akan mendapati kulit yang mengalami penebalan.
-
Dermatitis neglecta. Terakhir adalah dermatitis neglecta yang kemudian menimbulkan terjadinya penumpukan keringat, sebum, serta bakteri pada area kulit tertentu. Penumpukan kotoran tersebut kemudian dapat menyebabkan terjadinya peradangan kulit.
Upaya Pencegahan dan Diagnosis Dermatitis
Cara terbaik untuk menghindari dari gangguan peradangan kulit akibat dermatitis adalah dengan melakukan pencegahan. Beberapa upaya preventif yang bisa Anda lakukan antara lain:
Menghindari kebiasaan menggaruk permukaan kulit yang gatal.
Cegah kulit kering dengan terbiasa mandi secara singkat, menggunakan sabun yang lembut, mandi dengan air hangat, serta menggunakan moisturizer.
Biasakan memakai moisturizer. Khusus untuk mereka yang mempunyai kulit sangat kering, bisa memilih untuk memakai oil based moisturizer.
Untuk memperoleh perawatan yang tepat dalam mengatasi gangguan dermatitis, Anda bisa melakukan pemeriksaan ke dokter kulit terdekat. Dalam proses diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan secara fisik serta melihat catatan medis terdahulu.
Pada kasus tertentu, dokter akan melakukan pengambilan sampel kulit, biopsi, serta beberapa jenis pengujian lain.
Sumber artikel:
https://www.healthline.com/health/dermatitis
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dermatitis-eczema/symptoms-causes/syc-20352380
- Hasil Rhinoplasty Bertahan Berapa Lama? Cek Faktanya! - 3 Oktober 2023
- Operasi Kantung Mata Terbaik di Jakarta – Klinik Pandawa - 3 Oktober 2023
- Hati-Hati! Ini Penyebab Herpes Genital – Klinik Pandawa - 3 Oktober 2023