Radioterapi – Ketahui Manfaat, Jenis, Prosedur, & Risiko

Terapi radiasi atau orang biasa familiar dengan sebutan radioterapi merupakan salah satu pengobatan medis bagi penderita kanker. Meskipun terbilang efektif, ternyata pengobatan medis ini juga menimbulkan efek samping.

Penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter Onkologi radiasi terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan radioterapi. Bahkan, jika sudah mendapat persetujuan pun Anda juga perlu menjalani perencanaan yang telah disusun oleh tim Dokter.

Ingin tahu lebih detail mengenai jenis-jenis terapi radiasi, manfaat hingga efek samping yang muncul setelah menjalani pengobatan medis tersebut? Berikut informasinya.

Manfaat Radioterapi

Radioterapi 2
Ruangan Radioterapi

Banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan memilih pengobatan radioterapi dalam menyembuhkan kanker.

Beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan seperti tidak perlu melakukan tindakan operasi besar, minim kehilangan darah dan mengalami infeksi akibat pembedahan.

Manfaat lainnya seperti tidak menimbulkan rasa sakit, down time dan bisa membunuh sel kanker sekaligus bisa mengurangi jumlah sel kanker dalam tubuh. Selain menawarkan proses perawatan yang cepat, radioterapi juga bisa dilakukan oleh orang pasca tindakan operasi.

Terapi radiasi ini bisa menjadi paliatif bagi pasien yang mengalami nyeri akibat metastase tulang. Namun, tahukah Anda bahwa dibalik manfaatnya tersebut menjalani pengobatan ini juga bisa menyebabkan disfungsi seksual.

Disfungsi seksual umumnya banyak dialami oleh orang yang sudah masuk masa lanjut usia. Kondisi tersebut bisa dialami oleh perempuan maupun laki-laki.

Penyebabnya selain karena faktor usia juga bisa akibat hormone, penggunaan obat tertentu dan hal tersebut bisa beresiko tinggi bagi orang yang pernah melakukan radioterapi.

Artikel Lainnya: Pengobatan Disfungsi Seksual, Ketahui Juga Penyebabnya

Jenis-jenis Terapi Radiasi

Perlu Anda ketahui bahwa terdapat 2 jenis radioterapi yang biasa digunakan yaitu menggunakan sinar eksternal (EBRT) dan memakai sinar radiasi dalam. Untuk penjelasan lengkapnya simak ulasan di bawah ini.

1. Radiasi Sinar Eksternal

Pengobatan medis dengan sinar radiasi luar adalah hal paling umum dan sering dilakukan. Pengobatan tersebut memfokuskan sinar X pada alat untuk menyasar langsung ke sumber tumor.

Dokter sebelum melakukan tindakan tersebut akan membuat perencanaan terlebih dahulu agar tidak mengenai jaringan sehat.

Bentuk-bentuk radioterapi EBRT sendiri banyak macamnya. Ada yang memakai CT scan dan perangkat komputer untuk membuat model tumor menjadi 3D yang biasa disebut dengan terapi radiasi konformal 3D.

Selain itu bentuk lain dari pengobatan EBRT ini ada yang memakai radiasi termodulasi intensitas, berbasis busur hingga ada pula yang menggunakan panduan gambar IGRT. Radiasi dengan sinar eksternal juga ada yang memakai terapi partikel.

Terapi tersebut memanfaatkan proton bukan sinar X. Fungsi proton tersebut adalah untuk menyalurkan dosis radiasi pada tumor, sehingga dosis radiasi menuju jaringan sehat dapat berkurang. Jenis terapi radiasi eksternal memang banyak macamnya.

Selain beberapa penjelasan di atas, terdapat juga terapi yang memakai radiosurgery stereotactic, SBRT, dan intraoperative (IORT).

2. Radiasi Sinar Dalam

Seperti definisinya, terapi dengan sinar dalam artinya tempat radiasi berada di dalam tubuh yang lokasinya dekat dengan sumber sel penyakit. Umumnya, jenis terapi ini banyak diaplikasikan pada tumor dengan ukuran lebih kecil.

Letaknya bisa berada di bagian kepala, Rahim, leher, prostat, payudara dan lain-lain. Bentuk sumber radiasi yang bisa Anda peroleh apabila menjalani terapi ini dapat berupa cair maupun padat, berbeda dengan terapi radiasi eksternal yang banyak jenisnya.

Terapi menggunakan sinar radiasi dalam ini hanya berupa brachytherapy dan sistemik. Metode terapi radiasi sinar dalam ini bekerja dengan cara menempatkan radioaktif padat di samping maupun di dalam tumor.

Proses pelepasannya pun bisa menggunakan dosis rendah, dan hal tersebut memakan waktu cukup lama. Sedangkan dengan terapi sistemik bekerja melalui pengiriman radioaktif cair melalui darah.

Kemudian, ini akan menghancurkan sel kanker yang ada. Biasanya pengiriman radioaktif cair tersebut melalui suntikan di pembuluh darah.

Hal yang Perlu Disiapkan Jika Menjalani Radioterapi

Radioterapi 3
Pemeriksaan Hasil Radioterapi

Sebelum menjalani tindakan pengobatan medis terapi radiasi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter ahli onkologi.

Selama proses diskusi berlangsung dokter akan membuat perencanaan jika Anda benar-benar yakin ingin menjalani pengobatan tersebut.

Anda perlu menyiapkan waktu luang untuk mengikuti serangkaian perencanaan yang telah dokter susun. Umumnya, pada tahap awal Anda akan menjalani simulasi radiasi yang bertujuan untuk mengetahui posisi ternyaman ketika nantinya proses pengobatan.

Hal yang Anda lakukan ketika menjalani simulasi tersebut cukup berbaring dan mengikuti arahan tim petugas. Tim akan memberi tanda pada tubuh Anda jika sudah menemukan bagian yang nyaman. Berikutnya, Anda akan menjalani proses pemindaian perencanaan.

Tahapan tersebut berguna untuk mengetahui pemerataan radiasi khusus untuk Anda. Pada tahap itu tim juga akan mengetahui ukuran dosis dan jenis radiasi apa yang cocok.

Prosedur Radioterapi Seperti Apa?

Seperti penjelasan di atas, setelah melalui tahapan persiapan maka tim dokter akan melakukan terapi sesuai yang telah dijadwalkan. Selanjutnya, Anda tinggal masuk dalam ruangan khusus, lalu berbaring maka pada saat itu mesin akselerator akan bergerak.

Mesin tersebut akan mengeluarkan radiasi dari banyak sudut. Namun, tenang saja tim yang bertugas telah mengatur dosis yang tepat ke bagian tubuh Anda. Sinar yang mengenai tubuh Anda tidak menimbulkan rasa, kira-kira seperti mendapat pancaran sinar-X.

Prosedur pengobatan radioterapi ini termasuk dalam rawat jalan, sehingga tidak mengharuskan Anda tinggal di rumah sakit. Anda perlu mendatangi klinik maupun rumah sakit sesuai jadwa terapi saja. biasanya pengobatan berlangsung selama 1 hingga 2 minggu lamanya.

Prosesnya pun juga terbilang cepat, setiap sesi terapinya hanya memakan waktu 10 sampai 30 menit saja.

Risiko Menjalani Radioterapi

Meskipun terbilang pengobatan yang cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit, memilih terapi radiasi Anda juga perlu mengetahui resikonya.

Efek sampingnya memang tidak begitu banyak. Umumnya dampak pengobatan ini akan terjadi pada bagian tubuh yang terkena sinar radiasi.

Beberapa efek samping yang umum terjadi seperti kerontokan rambut, mulut terasa kering, kesulitan menelan, terjadi kerusakan pada gigi hingga mengalami perubahan ketika mengkonsumsi makanan.

Selain itu, pada bagian dada yang terkena sinar radiasi efeknya bisa mengalami sesak napas, batuk hingga kesulitan menelan. Sedangkan pada bagian tubuh seperti perut dan panggul yang terkena sinar dampaknya bisa mengalami muntah, mual, diare, iritasi hingga disfungsi seksual.

Baca Juga: 4 Jenis Disfungsi Seksual pada Pria & Wanita

Kapan Harus ke Dokter?

Penting bagi Anda yang telah melewati proses pengobatan radioterapi untuk tetap melakukan konsultasi dengan dokter secara rutin untuk meminimalisir dampaknya. Apalagi jika Anda mengalami tanda-tanda disfungsi seksual yang bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga.

Jika tanda-tanda yang tidak beres terkait kesehatan seksual akibat radioterapi terjadi, Anda harus segera mengunjungi dokter di klinik disfungsi seksual.

Anda bisa merujuk ke Klinik Pandawa, salah satu klinik terbaik di Jakarta Pusat yang memiliki layanan klinik spesialis andrologi dan klinik kulit dan kelamin terpercaya di Indonesia.

Bagi Anda yang ingin membuktikan pelayanannya langsung dapat mencoba konsultasi dokter online gratis. Jadi, tunggu apalagi tidak ada alasan untuk menundanya bukan. Tenang saja soal kerahasiaan Anda juga sudah pasti terjaga.

Referensi:

Share: