Gangguan Fimosis: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

gangguan fimosis

 

Gangguan Fimosis – Halo Sahabat Pandawa, apa kabar? Semoga Sahabat Pandawa sehat selalu yaa! Kebanyakan laki-laki di Indonesia menjalani prosedur sirkumsisi atau yang dikenal juga dengan istilah sunat. Selain anjuran agama yang mayoritas adalah muslim, sunat juga memiliki manfaat untuk mencegah berbagai penyakit. Hal tersebut telah terbukti dari sisi medis.

Salah satu manfaat dari sunat ialah menghindari kulup penis yang tidak bisa ditarik. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah fimosis. Tentunya hal tersebut adalah masalah yang tidak bisa dianggap remeh. Ada berbagai risiko yang bisa terjadi akibat fimosis seperti balanitis (peradangan kepala penis).

Seperti biasanya, Klinik Pandawa akan selalu meng-update informasi-informasi seputar kesehatan reproduksi dan masalah kesehatan lainnya. Pada kesempatan kali ini, Klinik Pandawa bakal membahas tentang gangguan fimosis mulai dari pengertiannya, gejala, penyebab, bahaya, dan cara mengatasinya. Oleh karena itu, baca baik-baik artikel ini sampai habis ya Sahabat Pandawa. Yuk disimak!

Pengertian fimosis

Fimosis atau yang dikenal juga dengan nama phimosis merupakan kelainan pada Mr. P yang belum disunat. Gangguan ini berupa kulit kepala penis atau kulup penis yang menempel erat dengan kepala penis. Keadaan ini merupakan sebuah hal yang normal pada balita dan anak-anak.

Fimosis ialah keadaan normal pada balita dan anak-anak yang diakibatkan kulit kepala atau kulup penis masih menempel pada kepala penis. Kulup tersebut belum terlepas secara sempurna dari kepala penis. Kulup bakal terlepas dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia anak.

Sekadar mengingatkan, jangan mencoba untuk melepaskan kulup dari kepala penis secara paksa. Hal tersebut justru akan berisiko menimbulkan gangguan yang disebut parafimosis. Kebalikan dari fimosisi, kondisi parafimosis ialah kulup tidak dapat kembali ke posisi semula setelah ditarik sebelumnya.

Kondisi parafimosis merupakan kondisi medis darurat yang cukup harus segera ditangani karana dapat menyumbat aliran darah ke kepala penis.

Gejala fimosis

Gangguan fimosis pada anak-anak yang belum disunat adalah keadaan normal karena menempelnya kulup ke kepala penis. Kulup penis anak nantinya merenggang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Umumnya pada usia 17 tahun kulup bakal terlepas sendirinya dengan sempurna.

Meski biasanya fimosis pada anak merupakan kondisi normal, ada juga kondisi yang harus diwaspadai pada penis anak. Kondisi tersebut yaitu saat kulup yang telah lepas kembali menempel atau kepala penis yang mengalami peradangan (balanitis).

Gangguan yang menimpa orang dewasa juga merupakan kondisi yang abnormal. Orang dewasa yang mengalami fimosis bisa menderita rasa sakit, perih, serta menurunnya hasrat seksual.

Penyebab fimosis

Pada dasarnya masalah ini adalah sebuah kondisi normal terjadi pada anak-anak yang belum disunat, khususnya anak usia di bawah tiga tahun. Sesudah itu, kulup penis bakal melonggar dengan sendirinya sehingga bisa digerakkan ataupun ditarik ke pangkal kepala penis.

Selain pada anak-anak, fimosis pun bisa menimpa orang dewasa yang belum disunat. Tak sama dengan anak-anak, kejadian pada orang dewasa adalah kondisi yang tidak normal. Masalah tersebut bisa disebabkan oleh beberapa alasan di bawah ini:

  • Balanitis atau adang kepala penis
  • Infeksi pada kepala penis
  • Lichen sclerosus
  • Eksim
  • Psoriasis
  • Diabetes

Gangguan pada orang dewasa lebih rentan terjadi pada seseorang yang cukup sering menggunakan kateter urine.

Diagnosis dokter

Kendala ini akan terlihat dari gejala yang muncul, yaitu kulit kepala penis yang menempel dengan kepala penis. Kondisi tersebut sebenarnya normal pada anak-anak, terutama pada usia 3 tahun ke bawah. Namun, jika muncul gejala yang perlu diwaspadai maka segeralah konsultasikan dengan dokter.

Ketika berkonsultasi, dokter bakal menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pada penis. Dokter pun akan menentukan langkah pengobatan yang nanti dijalani tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya.

Pencegahan fimosis

Tindakan pencegahan yang diperlukan dari masalah ini adalah mencegah adanya infeksi penis pada anak. Maka dari itu, orang tua harus mengajarkan anaknya agar selalu menjaga kebersihan serta mengeringkan penis secara rutin setiap hari.

Untuk orang dewasa, dilakukannya pembersihan penis untuk mencegah terjadinya atau terulangnya fimosis. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membersihkan penis adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan penis setiap hari dengan air ketika mandi.
  • Menggunakan sabun yang tidak mengandung parfum
  • Menghindari penggunaan deodoran untuk penis agar mengurangi risiko iritasi.

Atasi fimosis dengan sunat di Klinik Pandawa Jakarta

Salah satu cara untuk menghindari masalah ini adalah dengan melakukan sirkumsisi atau sunat. Sunat bisa menjadi solusi apabila fimosis terjadi. Sunat juga akan memberikan banyak manfaat kesehatan untuk laki-laki seperti terhindar dari kuman-kuman yang menempel di kepala penis.

KLINIK PANDAWA melayani Sahabat Pandawa yang ingin melakukan sunat laser. Sunat laser cukup digemari karena metode ini tidak menyebabkan rasa sakit. Waktu pemulihannya juga cukup cepat, hanya butuh waktu 2 – 3 hari.

Jika Sahabat Pandawa perlu informasi lebih lanjut maka dapat melakukan konsultasi online secara gratis dengan dokter kami lewat link berikut ini KONSULTASI ONLINE GRATIS.Sahabat Pandawa juga dapat menghubungi kami lewat nomor 0821-1141-0672/ 021-62313337 Whatsapp / SMS/ telp. Kami dengan senang hati melayani Anda. Segala rahasia medis terjamin.

Share:

Komentar ditutup.