Apakah Ciuman Dapat Menularkan Sifilis?

Ciuman bibir memang menjadi bahasa cinta bagi tiap pasangan. Hanya saja, ternyata banyak yang tidak diketahui bila ciuman menjadi salah satu media penularan infeksi menular seksual atau sexually transmitted disease.

Sebut saja salah satu infeksi kelamin yang berpotensi yakni penyakit sifilis menular lewat ciuman bibir. Tapi, bagaimana mungkin sifilis menular lewat ciuman? Mari kita temukan jawaban medis di bawah ini.

Bagaimana Penular Sifilis?

Sebagai penyakit kelamin, sifilis atau lebih dikenal dengan raja singa ini, disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.

Infeksi ini lebih umum menular melalui hubungan intim baik secara vaginal, anal, maupun oral. Hanya saja sifilis ini memiliki gejala umumnya yaitu luka seperti sariawan yang tidak sakit, baik di kelamin, kulit luar maupun mulut.

Ketika di mulut, luka tersebut menjadi pintu masuk dan keluar bakteri untuk berpindah dan menginfeksi orang lain. Pada saat melakukan ciuman bibir secara tidak diketahui bakteri sifilis menular lewat air liur dan masuk dalam luka sariawan tersebut.

Begitu juga penularan sifilis terjadi saat hubungan seks oral mulut – alat vital. Ketika di mulut diketahui ada luka atau sebaliknya ada luka di kelamin, sangat mudah untuk bakteri atau virus masuk.

Gejala dan Tanda Sifilis

Sifilis atau raja singa dikenal dengan penyakit kelamin yang kompleks. Pasalnya, penyakit kelamin ini memiliki tahapan stadium dengan gejala yang berbeda-beda.

Tahap primer. Ketika sifilis menular lewat ciuman ataupun hubungan seksual, tanda awal yakni ditandai dengan kemunculan luka seperti sariawan/ jerawat yang tidak sakit disekitar area mulut, lidah, alat kelamin, anus dan lainnya.

Selain munculnya luka tersebut, sifilis juga bisa ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di bagian tubuh. Bila pada tahap awal ini luka akibat sifilis dibiarkan maka bisa berlanjut pada tahap sekunder.

Tahap sekunder. Pada tahap kedua atau sekunder, beberapa bulan kemudian bisa mengalami munculnya ruam-ruam di kulit kelamin. termasuk pada telapak tangan, kaki, punggung, maupun bokong.

Selain itu juga, terkadang dijumpai benjolan seperti kutil di kelamin, anus, maupun mulut dengan tidak adanya rasa gatal atau nyeri.

Bila tahap ini tidak ada upaya penanganan maka dapat berlanjut tahap laten atau tahap terakhir yaitu tersier.

Tahap laten. Sifilis yang dapat menular melalui ciuman dengan tanda ruam-ruam di kulit atau luka kemungkinan berkurang dan hilang. Dalam kondisi ini juga, pasien akan mengalami rambut berkurang di tubuh, berat badan menurun, dll.

Meski disangka sembuh, bakteri tetap bertahan dalam tubuh dan mulai menggerogoti organ tubuh secara perlahan sehingga memasuki tahap berbahaya atau stadium akhir dari sifilis. Tak jarang juga, bakteri ini dapat kembali lagi dan keluhan kembali terjadi.

Stadium terakhir – ketika penyakit ini tidak dituntaskan atau tidak diobati, bakteri yang ada dalam tubuh semakin berkembang dan berhasil menggerogoti organ vital. Bakteri penyakit kelamin inilah dikenal sebagai perusak organ secara diam-diam.

Pada tahap sifilis menular lewat ciuman inilah ternyata sudah menginfeksi otak, pembuluh darah, penglihatan, persendian hingga organ jantung.

Konsultasi Dokter Online

Faktor Risiko Penyakit Sifilis

Sifilis dapat menyerang siapapun, namun berikut adalah beberapa orang yang mungkin memiliki risiko tinggi terjangkit sifilis, diantaranya:

  • Hubungan seksual sesama jenis
  • Bergonta-ganti pasangan seksual
  • Hamil atau dalam usia subur (berkisar 15-49 tahun)
  • Merawat pengidap sifilis
  • Memiliki penyakit menular seksual lainnya (HIV, gonore, klamidia)

Bakteri treponema sangat menyukai kelembapan dan menggunakan media cairan sehingga mudah bakteri sifilis menular lewat air liur, ciuman bibir, ataupun seks oral.

Spesialis Kulit dan Kelamin

Apakah Sifilis Bisa Sembuh?

Infeksi menular sifilis dapat disembuhkan dengan pengobatan antibiotik yang harus dilakukan sejak awal gejala atau diagnosis. Infeksi menular ini dapat ditangani tergantung dari tingkat keparahan gejalanya.

Ketika diketahui sudah terlalu parah, maka kemungkinan pengobatan dan penyembuhan membutuhkan waktu lebih lama.

Maka itu, ketika Anda mempunyai perilaku seks berisiko seperti sering berganti pasangan, tanpa pengaman, penggunaan obat dan jarum suntik sembarangan atau seks bebas, perlu waspada dengan penyakit infeksi menular seksual.

Tidak semua penyakit kelamin bergejala dan tiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda. Jika Anda ada rencana menikah, kehamilan atau sudah berkeluarga, rutinlah untuk cek kesehatan organ reproduksi dan tes penyakit kelamin.

Selama menjalani pengobatan penyakit sifilis, Anda akan dianjurkan untuk tidak berhubungan intim hingga benar pulih. Selain itu, ajak pula pasangan Anda untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan guna mengurangi penularan kembali.

Konsultasi Dokter Online
Share: