Komplikasi Raja Singa Pada Ibu Hamil, Bisa Menular ke Bayi

Klinik Kelamin | Klinik Kulit | Info Kesehatan | Sifilis

Raja singa atau sifilis dapat menyerang siapa saja, tanpa mengenal jenis kelamin maupun usia. Situasinya pun kian berbahaya ketika seorang ibu hamil terindikasi positif penyakit sifilis. Komplikasi yang dapat terjadi tidak hanya bisa menimpa diri sendiri, tetapi juga janin dalam kandungan.

Penyakit sifilis pada seorang ibu hamil dapat menular ke tubuh janin. Bahkan, penularan tersebut dapat berlangsung ketika selama masa kehamilan. Jenis penyakit raja singa yang terjadi akibat penularan dari ibu hamil ke tubuh bayi dikenal sebagai sifilis kongenital.

Penyakit raja singa pada bayi merupakan jenis infeksi yang sangat serius. Pada tahun 2020, ada lebih dari 2000 kasus sifilis kongenital di Amerika Serikat. Tak menutup kemungkinan, jumlah tersebut dapat mengalami peningkatan seiring waktu.

Sifilis

Komplikasi Raja Singa Pada Bayi atau Sifilis Kongenital

Kasus sifilis kongenital pada bayi yang tertular dari ibu, dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius. Komplikasi tersebut di antaranya adalah:

  • Janin mengalami keguguran
  • Bayi lahir dalam kondisi mati
  • Bayi lahir sebelum HPL atau prematur
  • Bayi lahir dengan kondisi berat badan sangat rendah
  • Bayi meninggal dunia tak lama setelah persalinan

Gejala Sifilis Kongenital Pada Bayi

Gejala sifilis kongenital pada bayi terkadang tidak menunjukkan gejala secara langsung. Namun, gejala tersebut dapat muncul di beberapa waktu mendatang. Beberapa gejala yang kerap terjadi pada bayi penderita raja singa antara lain adalah:

  • Bayi tidak mengalami peningkatan berat badan yang signifikan sejak kelahiran

  • Terdapat gangguan tulang

  • Liver yang mengalami pembesaran

  • Bayi sering rewel

  • Anemia parah

  • Meningitis

  • Kulit di sekitar mulut, anus, atau organ reproduksi terlihat pecah-pecah

  • Muncul ruam di permukaan kulit

  • Jaundice

Gejala awal dari sifilis kongenital yang dapat terjadi pada bayi dengan usia kurang dari 2 tahun di antaranya adalah:

  • Hidung yang sering mengeluarkan cairan

  • Ruam kulit

  • Gangguan tulang

  • Gangguan kesehatan pada mata, liver, serta ginjal

Sementara itu, gejala sifilis kongenital pada bayi usia lebih dari 2 tahun dapat meliputi:

  • Gangguan pertumbuhan gigi

  • Gangguan mata

  • Gangguan pendengaran

Cara Penanganan Sifilis Kongenital

Kasus sifilis kongenital sangat serius dan butuh penanganan ekstra hati-hati. Apalagi, kasus ini melibatkan ibu hamil yang sangat rentan mengalami berbagai jenis gangguan. Oleh karena itu, upaya pengobatan sifilis pada ibu hamil harus Anda lakukan dengan cermat.

Dalam praktiknya, proses pengobatan untuk ibu hamil penderita sifilis hanya dapat berjalan efektif ketika masih berada dalam tahap. Namun, situasinya bakal berbeda ketika penyakit tersebut berada pada tingkatan lanjut. Alasannya, karena berisiko menimbulkan reaksi berupa aborsi spontan.

Lalu, bagaimana kalau bayi lahir dalam kondisi sudah tertular sifilis kongenital? Pada kondisi tersebut, bayi harus segera memperoleh perawatan. Kalau tidak, bayi tersebut akan mengalami gangguan kesehatan dan bahkan meninggal dunia. Selain itu, pemberian antibiotik juga dapat disertai obat penunjang untuk mengatasi dampak infeksi pada organ lain.

Cara Pencegahan Sifilis Kongenital

Mengingat betapa berbahayanya dampak raja singa pada bayi, upaya terbaik yang perlu Anda lakukan adalah dengan melakukan pencegahan. Ada 2 langkah pencegahan yang dapat Anda laksanakan, yaitu:

1. Tes Sifilis saat Awal Pemeriksaan Kehamilan

Deteksi dini sifilis pada ibu hamil sangat penting. Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi serius yang dapat berdampak pada ibu dan bayi. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk melakukan tes sifilis saat melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan untuk pertama kali.

Dalam tes tersebut, Anda perlu berkata jujur kepada dokter. Informasikan setiap kondisi kesehatan yang dialami secara terbuka. Termasuk, ketika Anda pernah tertular oleh sifilis maupun infeksi menular seksual lainnya di masa lalu.

Ketika dalam deteksi dini tersebut Anda terindikasi positif sifilis, segera lakukan upaya pengobatan. Pengobatan juga perlu Anda lakukan bersama dengan pasangan. Tujuannya adalah untuk menghindari penularan kembali akibat hubungan seksual tanpa kondom dengan psangan.

2. Hindari Risiko Tertular Sifilis Sebelum dan Selama Kehamilan

Cara selanjutnya adalah dengan menghindari kebiasaan yang dapat berdampak pada peningkatan risiko penularan sifilis. Upaya yang dapat Anda lakukan di antaranya adalah:

  • Menjaga hubungan dengan baik dengan pasangan. Hindari kebiasaan selingkuh. Selain itu, pertimbangkan untuk memastikan kalau Anda dan pasangan tidak dalam kondisi tertular penyakit raja singa.
  • Biasakan memakai kondom. Pemakaian kondom dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan infeksi menular seksual, termasuk sifilis. Lewat kondom, hubungan seksual dengan pasangan dapat berlangsung tanpa ada kontak langsung.

Sampai di sini, Anda sudah memahami betapa berbahayanya raja singa yang dapat menyerang ibu hamil dan bayi, kan? Untuk membantu Anda dalam menjaga diri dari penyakit ini, manfaatkan layanan konsultasi kesehatan secara online dari Klinik Pandawa.

Lewat layanan konsultasi ini, Anda bisa memperoleh informasi kesehatan secara langsung dari dokter. Caranya gampang, hubungi saja nomor telepon 0821-1141-0672.

Semoga bermanfaat, ya.

Sumber artikel:

https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/syphilis

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/sifilis-kongenital-pada-bayi/

https://www.cdc.gov/std/syphilis/stdfact-congenital-syphilis.htm

Share: