10 Penyebab Keputihan Berwarna Kuning dan Cara Mencegahnya

Keputihan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita. Akan tetapi, apabila terjadi keputihan berwarna kuning disertai bau tidak sedap, maka hal tersebut harus diwaspadai karena bisa menjadi pertanda infeksi atau masalah kesehatan lainnya.

Penyebab Keputihan Berwarna Kuning

Keputihan Berwarna Kuning 2
Ilustrasi Penyebab Keputihan Warna Kuning

Ada beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya keputihan dengan warna kuning, mulai dari tanda menstruasi hingga masalah kesehatan. Untuk lebih jelasnya, silakan simak pembahasan di bawah ini.

1. Adanya Infeksi Jamur

Infeksi jamur rawan terjadi pada wanita, terutama di area kewanitaan. Biasanya kasus ini dikarenakan seseorang tidak menjaga kebersihan dengan baik.

Saat terkena infeksi jamur, ada kemungkinan wanita mengalami keputihan dengan cairan berwarna putih kekuning-kuningan.

Salah satu gejala yang akan dialami ketika infeksi jamur terjadi adalah muncul rasa gatal serta iritasi pada bagian vagina. Selain itu, vagina juga akan terlihat kemerahan dan membengkak disertai rasa nyeri yang menyebabkan ketidaknyamanan.

Penderita juga akan merasakan nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Gejala yang terakhir adalah vagina terasa panas ketika buang air kecil.

Ketika gejala tersebut mulai terasa, akan lebih baik untuk segera mendatangi dokter guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Untuk mencegah terjadinya infeksi jamur, sangat disarankan bagi wanita untuk selalu menjaga kesehatan. Salah satu contoh langkah tersebut adalah selalu mengeringkan area kewanitaan yang basah menggunakan handuk kering.

2. Tanda Akan Menstruasi

Pada kasus tertentu, sebenarnya keputihan berwarna kuning tidak perlu terlalu dikhawatirkan, terutama ketika cairan tidak menimbulkan bau menyengat.

Hal tersebut dikarenakan bisa saja keputihan yang terjadi adalah sebagai tanda seorang wanita akan menstruasi.

Biasanya keputihan ini memiliki konsistensi cenderung encer dan tidak disertai bau menyengat. Ada kemungkinan keputihan yang terjadi juga disertai sedikit darah. Akan tetapi, hal tersebut bisa dibilang masih wajar terjadi.

Selain munculnya cairan berwarna kuning, beberapa gejala lain juga kerap muncul seperti rasa nyeri di payudara, kram perut, hingga muncul jerawat.

Saat ini terjadi, wanita disarankan untuk memperbanyak istirahat dan tidak menjalankan aktivitas berat.

3. Tanda Kehamilan

Selain menjadi tanda menstruasi, keputihan kekuningan juga kerap menandakan kehamilan.

Hanya saja, perbedaan yang cukup bisa dilihat jelas adalah konsistensinya cenderung lebih kental dibandingkan cairan saat hendak menstruasi.

Ketika keputihan ini terjadi setelah terlambat datang bulan dan berhubungan seksual, lebih baik segera periksa menggunakan test pack untuk memastikan. Kasus ini biasanya akan diikuti dengan gejala lain seperti konstipasi, kram perut, mood swings, dan mual.

Karena di masa kehamilan mood wanita dapat cepat berubah, maka ketika keputihan ini terjadi sebaiknya memperbanyak istirahat. Selain itu, sebisa mungkin hindari aktivitas yang mampu memicu perubahan emosi.

4. Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual oleh serangan parasit bernama Trichomonas vaginalis. Munculnya keputihan berwarna kuning adalah gejala yang kerap terjadi dan biasanya disertai bau tidak sedap.

Sementara itu, gejala lain yang akan dirasakan antara lain rasa terbakar di sekitar vagina, nyeri ketika buang air, dan sakit saat berhubungan seksual.

Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan hubungan seksual yang sehat dan tidak berganti-ganti pasangan.

Apabila merasakan gejala di atas, sebaiknya segera datang ke dokter. Untuk mengobati penyakit tersebut, dokter akan memberikan obat metronidazole yang dapat diminum dalam dosis kecil maupun besar.

Selama pengobatan berlangsung, pasien dilarang untuk berhubungan seksual terlebih dahulu.

5. Klamidia dan Gonore

Klamidia merupakan penyakit seksual akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Sebenarnya penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.

Hanya saja, saat menyerang wanita biasanya akan disertai gejala munculnya keputihan dengan warna kuning.

Selain menyerang organ reproduksi, bakteri ini juga dapat menginfeksi organ lainnya seperti serviks, tenggorokan, saluran kencing, hingga mata. Meski begitu, klamidia dapat disembuhkan asalkan mendapatkan perawatan secepat mungkin.

Sementara itu, gonore adalah penyakit seksual yang disebabkan infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit yang juga terkenal dengan istilah kencing nanah ini terjadi karena seseorang tidak bisa menjaga kesehatan seksual mereka.

Ada beberapa gejala yang akan dialami oleh penderita, terutama wanita. Gejala tersebut antara lain gatal di area dubur, nyeri pada vagina, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan muncul cairan keputihan kekuning-kuningan.

Cara Mengatasi Keputihan (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

6. Pelvic Inflammatory Disease

Pelvic Inflammatory Disease atau kerap disingkat PID dapat terjadi ketika beberapa penyakit seksual seperti klamidia dan gonore tidak segera diatasi. Infeksi bakteri penyebab penyakit tersebut akan terus menyebar hingga bagian rahim.

Apabila tidak segera ditangani, penderita bisa mengalami kerusakan organ reproduksi secara permanen.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan infeksi akan menyebar melalui darah menuju seluruh tubuh. Saat ini terjadi, akan muncul gejala berupa keputihan berwarna kuning kehijauan.

Selain itu, ada pula gejala tambahan seperti menstruasi yang tidak teratur, mual, demam, rasa nyeri saat berhubungan seksual, dan sakit ketika buang air kecil.

Karena statusnya sudah dikatakan berbahaya, maka sangat disarankan untuk segera datang ke dokter ketika kondisi tersebut terjadi.

7. Vaginosis Bakteri

Vaginosis bakterialis dapat terjadi ketika jumlah bakteri alami di dalam vagina tidak seimbang. Meskipun kondisi tersebut tidak terlalu berbahaya, namun beberapa gejala yang ditimbulkan mungkin akan cukup mengganggu penderitanya.

Salah satu gejala yang kerap terjadi adalah munculnya keputihan dengan cairan berwarna kuning disertai bau amis. Cairan tersebut keluar karena jumlah bakteri meningkat secara signifikan yang disebabkan perubahan kelembaban.

Selain itu, ada penyebab lainnya yang berpotensi memicu kondisi ini seperti salah cara dalam membasuh vagina, kebiasaan merokok, dan sering berganti pasangan seksual. Pada beberapa kasus, vaginosis bakteri dapat sembuh dengan sendirinya.

Akan tetapi, apabila gejala terus muncul dan mengganggu aktivitas sehari-hari, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan ke dokter. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik untuk membunuh bakteri yang tumbuh berlebih.

8. Servisitis

Keputihan berwarna kuning juga dapat disebabkan karena servisitis. Servisitis merupakan kasus peradangan yang terjadi pada serviks. Kondisi ini kerap terjadi ketika seorang wanita tertular saat berhubungan seksual dengan pasangan.

Beberapa faktor risiko yang berpotensi memunculkan servisitis antara lain berhubungan seksual dengan banyak pasangan, berhubungan seks tanpa pengaman, melakukan hubungan seksual di usia dini.

Selain itu, orang dengan memiliki riwayat infeksi menular seksual juga rentan mengalaminya.

Penderita servisitis akan merasakan beberapa gejala seperti nyeri ketika berhubungan seksual, pendarahan di luar siklus haid, serta munculnya keputihan dengan cairan berwarna kuning. Apabila tidak segera diobati, maka kondisi akan semakin memburuk dan menimbulkan komplikasi.

Untuk mengobati servisitis, dokter akan menghilangkan infeksi yang terjadi serta mencegahnya menyebar ke bagian tubuh lain seperti saluran telur.

Selama menjalani pengobatan, penderita tidak diperbolehkan melakukan hubungan seksual sampai benar-benar dinyatakan sembuh.

9. Perubahan Pola Makan

Perubahan pola makan yang dilakukan seseorang memang dapat memunculkan berbagai kondisi, salah satnya adalah keputihan berwarna kekuningan.

Meski begitu, kasus keputihan berwarna kuning akibat pola makan bisa dibilang jarang terjadi.

10. Vaginitis

Penyebab yang terakhir adalah vaginitis atau kasus peradangan yang terjadi di organ vagina.

Penderita akan mengalami berbagai gejala seperti rasa nyeri, gatal, dan muncul cairan berwarna kekuningan. Mengenai penyebab vaginitis, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi.

Vaginitis dapat terjadi karena adanya infeksi jamur yang berlebih di sekitar vagina. Selanjutnya, penyakit ini juga bisa muncul karena infeksi menular seksual seperti trikomoniasis yang disebabkan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis.

Pada dasarnya vaginitis bukan termasuk penyakit menular seksual. Meski begitu, penderita tetap harus berhati-hati dan tidak menggunakan pewangi pada semprotan vagina, sabun wangi, atau douche guna menghindari terjadinya iritasi pada vagina.

Beberapa faktor risiko yang mampu meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami vaginitis adalah sering berganti pasangan seksual dan melakukan vaginal douching.

Selain itu, terlalu sering memakai celana ketat dan lembap juga berpotensi memunculkan kondisi ini.

Gejala yang paling sering muncul adalah keputihan berwarna kuning. Keputihan tersebut kerap diikuti dengan gejala lain seperti volume keputihan meningkat, bau cairan menyengat, iritasi pada vagina, rasa sakit saat berhubungan seksual, hingga pendarahan ringan.

Langkah pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah memberikan antibiotik atau anti jamur, tergantung dari penyebabnya.

Sementara itu, jika vaginitis terjadi karena penurunan hormon, dokter akan melakukan terapi hormon.

Cara Mencegah Keputihan Kekuning-Kuningan

Keputihan Berwarna Kuning 3
Keputihan Berwarna Kuning

Untuk mencegah keputihan dengan warna kuning, sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan, terutama dengan menjaga kebersihan.

Namun, agar lebih jelas terkait hal tersebut, silakan perhatikan poin-poin penting berikut ini.

1. Menggunakan Pelindung Ketika Berhubungan Seksual

Di bagian sebelumnya bisa dilihat bahwa sebagian besar penyebab keputihan berwarna kuning adalah karena infeksi menular seksual.

Oleh karena itu, langkah terbaik untuk mencegah kondisi ini adalah dengan menggunakan pengaman ketika melakukan hubungan seksual.

Pengaman atau kondom dapat membantu mengurangi risiko seseorang terkena penyakit menular seksual. Hanya saja, pemakaian kondom juga harus tepat agar bisa berfungsi secara maksimal.

Selain itu, pengaman ini juga tidak dapat memberikan jaminan terlindung dari sifilis, HPV, atau herpes.

2. Tidak Berganti-Ganti Pasangan Seksual

Kunci utama untuk terhindar dari berbagai penyakit menular seksual adalah dengan tidak berganti-ganti pasangan.

Hal ini dikarenakan seseorang mungkin memiliki riwayat penyakit seksual atau bahkan sedang mengalami namun tidak menyadarinya.

Tentu saja kondisi tersebut dapat memicu tertularnya penyakit ke orang lain. Jadi, akan lebih baik untuk setia hanya dengan satu pasangan saja. Cara ini akan menekan risiko terjadinya berbagai macam penyakit menular seksual.

3. Berkomunikasi dengan Pasangan Seksual

Komunikasi dengan pasangan sangat penting, terutama sebelum melakukan hubungan seksual. Masing-masing harus saling terbuka terkait kondisi riwayat seksual. Sebelum berhubungan, tanyakan kapan terakhir kali pasangan melakukan pemeriksaan IMS.

Jika memungkinkan, lakukan pengujian ke dokter bersama-sama agar kondisi bisa diketahui dengan jelas.

Pasalnya, memang ada beberapa penyakit seksual yang tidak menimbulkan gejala. Padahal, jika dibiarkan hal tersebut dapat memicu kondisi yang semakin parah.

Kapan Harus ke Dokter?

Ketika mengalami gejala yang tidak wajar seperti keputihan berwarna kuning mengeluarkan bau menyengat dan muncul rasa nyeri di sekitar vagina, sebaiknya segera periksa ke klinik ginekologi terdekat. Salah satu rekomendasi tempat untuk memeriksakan adalah Klinik Pandawa.

Klinik Pandawa telah mempunyai layanan Klinik Ginekologi Jakarta serta Klinik Kulit dan Kelamin dengan kualitas terbaik di Indonesia. Bahkan, pasien bisa melakukan konsultasi dokter online secara gratis (rahasia terjamin).

Referensi:

Share: