Nikmat Sesaat, Bahaya Nyata! Ini 10 Risiko Seks Oral di Mulut!
- November 11, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Penyakit menular seksual di mulut sering kali tidak disadari banyak orang karena gejalanya bisa tampak sepele mulai dari sariawan ringan, nyeri tenggorokan, hingga luka kecil yang dianggap biasa. Padahal, aktivitas seperti seks oral tanpa perlindungan dapat menjadi jalan masuk bagi berbagai infeksi berbahaya seperti herpes, sifilis, gonore, hingga HPV.
Banyak orang mungkin mengira bahwa risiko penyakit menular seksual hanya terjadi pada area genital, namun faktanya, mulut dan tenggorokan pun bisa menjadi sasaran empuk bakteri dan virus penyebabnya.
Tak sedikit orang yang melakukan seks oral tanpa memahami risikonya. Meski terlihat aman dan bebas kehamilan, aktivitas ini tetap berpotensi menularkan penyakit serius bila tidak dilakukan dengan cara yang benar.
Baca Juga: Waspadai! Anal Seks Berisiko Terkena Penyakit Menular Seksual
10 Risiko dan Bahaya Seks Oral di Mulut
Berikut ini adalah sepuluh bahaya nyata yang bisa terjadi akibat seks oral yang tidak aman:
1. Herpes Oral (HSV-1 dan HSV-2)
Herpes adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum menyebar melalui seks oral. Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) biasanya menyebabkan luka di bibir atau sekitar mulut, sedangkan HSV-2 lebih sering menyerang area genital.
Namun, kedua jenis virus ini bisa saling bertukar tempat. Jika seseorang melakukan seks oral pada pasangan yang terinfeksi HSV-2, virus tersebut bisa berpindah ke mulut.
Gejalanya berupa luka melepuh, nyeri, atau rasa terbakar di sekitar bibir dan lidah. Herpes bersifat menetap seumur hidup, meski gejalanya bisa kambuh secara berkala.
2. Human Papillomavirus (HPV)
HPV adalah virus yang sangat mudah menular melalui kontak kulit ke kulit, termasuk lewat seks oral. Jenis HPV tertentu dapat menyebabkan kutil kelamin, sementara tipe lainnya bisa meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, dan amandel.
Yang membuat Human Papillomavirus berbahaya adalah karena sering kali tidak menimbulkan gejala sama sekali. Banyak orang baru menyadari infeksi ini setelah muncul keluhan serius seperti luka yang sulit sembuh atau benjolan di mulut.
3. Gonore (Kencing Nanah)
Seks oral dengan pasangan yang terinfeksi gonore bisa menularkan bakteri Neisseria gonorrhoeae ke tenggorokan. Kondisi ini disebut faringitis gonore. Gejalanya mirip sakit tenggorokan biasa: nyeri, sulit menelan, dan terkadang disertai pembengkakan kelenjar.
Yang mengejutkan, infeksi gonore di tenggorokan bisa terjadi tanpa gejala. Artinya, seseorang bisa menularkan penyakit ini ke orang lain tanpa sadar.
4. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan bisa menular melalui kontak langsung dengan luka sifilis di mulut, bibir, atau alat kelamin. Infeksi ini sangat berbahaya karena dapat merusak organ tubuh jika tidak diobati.
Tahap awal sifilis biasanya hanya ditandai dengan luka kecil tanpa nyeri, yang kemudian sembuh sendiri. Namun di balik itu, bakteri tetap aktif di dalam tubuh dan bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan otak, jantung, dan sistem saraf.
5. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Risiko penularan HIV melalui seks oral memang lebih rendah dibanding hubungan seks vaginal atau anal, tetapi tetap ada terutama jika terdapat luka di mulut atau gusi berdarah. Virus dapat masuk melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti air mani atau darah.
Pencegahan paling efektif tetap dengan menggunakan kondom atau dental dam serta menghindari seks oral jika terdapat luka di mulut.
6. Klamidia
Bakteri Chlamydia trachomatis bisa menginfeksi tenggorokan lewat seks oral dengan pasangan yang terinfeksi. Sama seperti gonore, klamidia di tenggorokan sering kali tidak bergejala. Namun, infeksi ini bisa menyebabkan peradangan, nyeri saat menelan, atau rasa gatal di tenggorokan.
Jika tidak diobati, bakteri dapat berpindah ke area lain, termasuk mata, melalui kontak tangan yang terkontaminasi.
7. Hepatitis B dan C
Virus hepatitis bisa menular melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh. Jika terdapat luka kecil di mulut, risiko penularan meningkat. Hepatitis B dan C dapat menyebabkan peradangan hati serius dan berkembang menjadi sirosis atau kanker hati jika tidak ditangani.
Vaksin hepatitis B dapat membantu memberikan perlindungan, tetapi hingga kini belum ada vaksin untuk hepatitis C.
8. Infeksi Mulut dan Tenggorokan
Selain penyakit menular seksual, seks oral juga bisa menyebabkan infeksi bakteri atau jamur di mulut. Ketidakseimbangan flora normal akibat paparan cairan tubuh dapat memicu pertumbuhan jamur Candida albicans, yang menyebabkan sariawan atau infeksi jamur mulut (oral thrush). Gejalanya berupa bercak putih di lidah, bau mulut, dan rasa tidak nyaman saat menelan.
9. Radang Amandel (Tonsilitis Akibat Bakteri Seksual)
Beberapa kasus radang amandel ternyata dipicu oleh bakteri penyebab penyakit menular seksual seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Kondisi ini membuat tenggorokan terasa nyeri hebat, demam, dan muncul bercak putih pada amandel. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitar dan menimbulkan komplikasi seperti abses.
10. Kanker Mulut dan Tenggorokan
Salah satu efek jangka panjang dari infeksi HPV akibat seks oral adalah meningkatnya risiko kanker mulut dan tenggorokan. Penelitian menunjukkan bahwa infeksi HPV tipe 16 dan 18 berperan besar dalam memicu sel kanker di area orofaring (belakang tenggorokan).
Kanker ini bisa berkembang tanpa gejala pada tahap awal, dan baru terdeteksi setelah muncul keluhan seperti sulit menelan, suara serak, atau benjolan di leher.
Baca Juga: Ureaplasma: Penyakit Menular Seksual yang Sering Tak Disadari
Gejala yang Harus Diwaspadai
Gejala PMS di mulut bisa bervariasi tergantung jenis infeksi, namun berikut beberapa tanda yang patut dicurigai:
- Luka atau sariawan yang tidak sembuh-sembuh
- Rasa nyeri atau perih di mulut dan tenggorokan
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
- Bau mulut tidak biasa
- Bercak putih, merah, atau bercak bernanah di mulut
- Kesulitan menelan
Banyak dari PMS oral tidak menunjukkan gejala sehingga seseorang bisa menjadi pembawa infeksi tanpa mengetahuinya.
Baca Juga: Ingin Mencoba Threesome? Ini Risiko yang Harus Anda Ketahui
Siapa Saja yang Berisiko?
Siapa pun yang melakukan aktivitas seksual, terutama seks oral tanpa kondom atau pelindung, berisiko terkena PMS di mulut. Risiko meningkat pada:
- Orang dengan banyak pasangan seksual
- Pengguna narkoba suntik
- Mereka yang tidak melakukan tes PMS secara rutin
- Individu dengan sistem imun yang lemah
- Orang yang memiliki luka atau sariawan di mulut saat berhubungan seksual
Baca Juga: Waspadai! Ini Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan yang Sering Diabaikan
Bagaimana Pencegahannya?
Pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam melindungi diri dari PMS di mulut. Beberapa langkah penting antara lain:
- Gunakan pelindung saat seks oral: Seperti kondom atau dental dam.
- Hindari seks saat ada luka di mulut atau alat kelamin
- Vaksinasi: Terutama untuk HPV dan hepatitis B.
- Lakukan tes PMS secara rutin, terutama jika memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
- Jaga kebersihan mulut: Mulut yang sehat lebih kecil risikonya menjadi pintu masuk infeksi.
Baca Juga: Perbedaan Trikomoniasis dan Gonore yang Wajib Anda Ketahui
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terinfeksi?
Jika mengalami gejala mencurigakan atau merasa berisiko terpapar PMS:
- Segera konsultasi ke dokter atau klinik kesehatan seksual.
- Lakukan tes laboratorium untuk diagnosis pasti.
- Ikuti pengobatan yang dianjurkan. Banyak PMS seperti gonore, sifilis, dan klamidia bisa sembuh dengan antibiotik. Infeksi virus seperti herpes dan HIV tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dengan pengobatan rutin.
- Beritahu pasangan seksual agar mereka juga bisa diperiksa dan diobati jika perlu.
Baca Juga: Obati Endometritis Secara Medis dan Aman di Klinik Terpercaya!
Tips Aman Melakukan Seks Oral
Meski ada risiko, bukan berarti seks oral tidak boleh dilakukan sama sekali. Yang penting adalah melakukannya dengan aman dan bertanggung jawab. Berikut tips agar terhindar dari penularan penyakit:
- Gunakan kondom atau dental dam: Ini cara paling efektif untuk mencegah kontak langsung antara mulut dan organ kelamin.
- Hindari seks oral saat ada luka di mulut.: Luka kecil sekalipun bisa menjadi pintu masuk virus dan bakteri.
- Jaga kebersihan mulut: Sikat gigi dan berkumur sebelum dan sesudah aktivitas seksual untuk mengurangi risiko infeksi.
- Jangan berganti-ganti pasangan seksual: Semakin banyak pasangan, semakin besar peluang penularan penyakit.
- Gunakan pelumas berbasis air: Ini membantu mencegah iritasi pada mulut dan organ kelamin.
- Lakukan vaksinasi HPV dan Hepatitis B: Dua vaksin ini dapat memberikan perlindungan terhadap virus berbahaya yang sering menular lewat seks oral.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin: Tes PMS secara berkala penting dilakukan, terutama jika kamu aktif secara seksual.
Baca Juga: Gonore Kambuh Lagi? Ini Tanda Awal yang Harus Anda Waspadai
Periksa dan Tangani PMS di Mulut dengan Layanan Profesional di Klinik Utama Pandawa
Penyakit menular seksual (PMS) di mulut sering kali tidak disadari karena gejalanya mirip dengan infeksi ringan seperti sariawan atau radang tenggorokan.
Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan, infeksi ini dapat menyebar dan menyebabkan komplikasi serius.
Jangan abaikan keluhan di area mulut yang muncul setelah aktivitas seksual segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi Anda.
Di Klinik Utama Pandawa, kami menyediakan layanan pemeriksaan dan pengobatan PMS secara menyeluruh, termasuk infeksi yang muncul di mulut dan tenggorokan.
Dengan tenaga medis berpengalaman dan penanganan yang menjaga kenyamanan serta privasi Anda, kami siap membantu Anda pulih dengan aman dan cepat. Segera konsultasikan keluhan Anda dan temukan solusinya hanya di Klinik Utama Pandawa.

Referensi
- Mayo Clinic Diakses pada 2025 Gonorrhea. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gonorrhea/symptoms-causes/syc-20351774
- Nall, R. Healthline Diakses pada 2025 Chlamydia in Throat: What You Need to Know. https://www.healthline.com/health/sexually-transmitted-diseases/chlamydia-in-throat
Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- November 14, 2025
Kram Perut Setelah Berhubungan? Penyebabnya Bikin.
Kram perut setelah berhubungan intim mungkin terdengar sepele, tapi buat banyak orang, rasa nyeri yang muncul tiba-tiba ini bisa bikin.
Read More
- April 29, 2025
Sifilis Kongenital: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
Sifilis kongenital adalah infeksi menular seksual (IMS) yang sangat serius, yang ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat.
Read More