Cara Ampuh Mengatasi Keputihan Disertai Darah dan Pencegahannya
- August 11, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Ginekologi

Keputihan disertai darah sering kali membuat wanita merasa cemas, terutama jika muncul di luar siklus menstruasi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari perubahan hormon, infeksi, iritasi, hingga masalah kesehatan yang lebih serius seperti polip atau kanker serviks.
Meskipun tidak selalu berbahaya, keputihan bercampur darah tetap perlu mendapatkan perhatian khusus, karena bisa menjadi tanda adanya gangguan pada organ reproduksi yang membutuhkan penanganan medis.
Memahami penyebab dan cara mengatasi keputihan yang disertai darah sangat penting agar masalah ini tidak semakin parah. Dengan penanganan yang tepat, gejala bisa dikendalikan dan kesehatan organ reproduksi tetap terjaga.
Apa Itu Keputihan Disertai Darah
Keputihan disertai darah adalah keluarnya cairan dari vagina yang bercampur dengan darah, baik sedikit maupun banyak. Cairan ini bisa berwarna merah muda, coklat, atau merah tua tergantung dari jumlah dan waktu keluarnya darah.
Biasanya, darah yang keluar bersama keputihan berasal dari dinding rahim atau leher rahim. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, tidak hanya saat menstruasi, dan dapat disertai dengan gejala lain seperti bau tak sedap, gatal, atau nyeri panggul.
Penyebab Keputihan Disertai Darah
Penyebabnya cukup beragam, mulai dari yang ringan hingga serius. Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. Perubahan Hormon
- Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron bisa memengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan keluarnya darah di luar jadwal haid.
- Umum terjadi pada remaja yang baru haid atau wanita menjelang menopause.
2. Ovulasi
- Sekitar pertengahan siklus haid, pelepasan sel telur dapat memicu sedikit perdarahan.
- Biasanya hanya berlangsung 1–2 hari dan tidak berbahaya.
3. Infeksi Vagina atau Serviks
- Infeksi bakteri, jamur, atau parasit seperti Trichomonas vaginalis bisa menyebabkan peradangan yang memicu keluarnya darah.
- Gejalanya meliputi gatal, nyeri, bau tak sedap, dan keputihan berwarna kekuningan atau kehijauan.
4. Polip Serviks atau Rahim
- Pertumbuhan jinak pada leher rahim atau rahim bisa mudah berdarah, terutama setelah berhubungan intim.
5. Cedera atau Iritasi
- Aktivitas seksual, penggunaan tampon, atau pemeriksaan medis bisa menyebabkan iritasi dan perdarahan ringan.
6. Penggunaan Alat Kontrasepsi
- Pil KB, suntik KB, atau IUD (spiral) dapat memicu perubahan hormon dan iritasi yang menyebabkan bercak darah.
7. Penyakit Menular Seksual (PMS)
- Gonore, klamidia, atau herpes genital bisa mengiritasi jaringan vagina dan serviks hingga memicu perdarahan.
8. Endometriosis atau Adenomiosis
- Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim dapat menyebabkan keputihan bercampur darah, nyeri hebat, dan menstruasi tidak teratur.
9. Kanker Serviks atau Rahim
- Meski jarang, keputihan bercampur darah bisa menjadi tanda awal kanker.
- Biasanya disertai dengan perdarahan setelah berhubungan intim, nyeri panggul, dan penurunan berat badan.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Selain darah yang bercampur keputihan, perhatikan gejala berikut:
- Bau tidak sedap pada keputihan
- Gatal atau rasa terbakar di area intim
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Perdarahan di luar siklus haid secara terus-menerus
- Nyeri panggul atau perut bagian bawah
- Perubahan warna keputihan menjadi kehijauan, kuning pekat, atau abu-abu
Jika gejala ini muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri jika:
- Keputihan berdarah terjadi berulang atau tanpa sebab jelas
- Disertai nyeri panggul yang parah
- Disertai demam atau menggigil
- Keputihan berbau busuk
- Perdarahan setelah berhubungan intim
Pemeriksaan yang Dilakukan Dokter
Untuk mengetahui penyebabnya, dokter mungkin akan melakukan:
- Wawancara Medis – menanyakan riwayat kesehatan dan gejala.
- Pemeriksaan Fisik dan Panggul – memeriksa kondisi vagina dan serviks.
- Tes Laboratorium – seperti tes infeksi, Pap smear, atau kultur cairan vagina.
- USG Transvaginal – memeriksa kondisi rahim dan indung telur.
- Biopsi – jika dicurigai adanya kelainan serius seperti kanker.
Cara Mengatasi Keputihan Disertai Darah
Penanganan akan disesuaikan dengan penyebabnya:
1. Pengobatan Medis
- Antibiotik atau Antijamur: Untuk mengatasi infeksi bakteri atau jamur.
- Terapi Hormon: Untuk mengatur ketidakseimbangan hormon.
- Operasi Minor: Mengangkat polip atau kista.
- Kemoterapi/Radioterapi: Jika disebabkan oleh kanker.
2. Perawatan Alami Pendukung
- Menjaga Kebersihan Area Intim
Cuci area kewanitaan dengan air bersih, hindari penggunaan sabun berpewangi. - Konsumsi Makanan Bergizi
Perbanyak sayuran, buah, dan minum air putih. - Hindari Hubungan Seks Berisiko
Gunakan kondom untuk mencegah infeksi menular seksual. - Kompres Hangat
Untuk meredakan nyeri panggul.
Pencegahan Keputihan Disertai Darah
- Ganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari
- Pilih celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat
- Lakukan Pap smear rutin minimal setahun sekali
- Jaga kebersihan area intim setelah buang air kecil dan besar
- Hindari penggunaan pembersih vagina berpewangi berlebihan
- Gunakan alat kontrasepsi sesuai petunjuk dokter
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Jika tidak diobati, keputihan bercampur darah akibat infeksi atau penyakit serius dapat memicu:
- Penyebaran infeksi ke organ reproduksi lain (pelvic inflammatory disease)
- Kemandulan
- Perdarahan hebat
- Kanker stadium lanjut
Apakah Keputihan disertai Darah Selalu Berbahaya?
Tidak selalu. Keputihan bercampur darah bisa disebabkan oleh hal ringan seperti ovulasi atau perubahan hormon. Namun, jika terjadi berulang, disertai nyeri, bau tak sedap, atau perdarahan di luar siklus haid, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Bagaimana Cara Membedakan Keputihan Berdarah Karena Infeksi atau Hormon?
Keputihan berdarah akibat infeksi biasanya disertai bau menyengat, gatal, atau nyeri panggul. Sedangkan karena hormon biasanya tidak disertai gejala lain dan muncul di waktu tertentu, misalnya saat ovulasi.
Jangan Abaikan Keputihan Disertai Darah, Periksakan Sekarang Di Klinik Utama Pandawa
Keputihan disertai darah bisa menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan bagi banyak wanita, terutama jika terjadi di luar jadwal menstruasi. Meski terkadang penyebabnya ringan seperti perubahan hormon atau proses ovulasi, kondisi ini juga bisa menandakan adanya infeksi, polip, atau bahkan penyakit yang lebih serius.
Mengabaikannya bukanlah pilihan yang bijak, karena penanganan yang cepat dapat mencegah masalah semakin parah dan menjaga kesehatan organ reproduksi tetap optimal.
Mengatasi keputihan bercampur darah tidak hanya bergantung pada obat atau perawatan medis saja, tetapi juga membutuhkan perubahan gaya hidup dan kebiasaan menjaga kebersihan area kewanitaan. Dengan langkah yang tepat, mulai dari mengenali penyebab, melakukan pemeriksaan, hingga menerapkan perawatan yang sesuai, keluhan ini dapat diatasi secara efektif.

Referensi
- Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Vaginal Discharge. https://www.mayoclinic.org/symptoms/vaginal-discharge/basics/definition/sym-20050825
- Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Vaginal Discharge. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/4719-vaginal-discharge

Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- June 25, 2025
Pemeriksaan IVA: Deteksi Dini Kanker Serviks.
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan metode sederhana namun efektif untuk mendeteksi dini kanker serviks, salah satu penyakit.
Read More
- July 19, 2025
Keputihan Berlebihan? Kenali Penyebab dan Cara.
Keputihan berlebihan sering kali membuat banyak wanita merasa khawatir dan tidak nyaman. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa lembap yang mengganggu,.
Read More