Keputihan Coklat Bikin Cemas? Ini Penjelasannya!
- July 2, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Ginekologi

Keputihan berwarna coklat sering kali menimbulkan rasa khawatir, terutama jika muncul di luar jadwal menstruasi atau disertai bau tidak sedap. Warna kecoklatan pada keputihan biasanya menandakan adanya sisa darah lama yang ikut keluar bersama lendir vagina.
Meskipun dalam banyak kasus ini masih tergolong normal misalnya menjelang atau setelah haid tetapi jika keputihan coklat muncul terus-menerus, disertai nyeri, atau gatal, bisa jadi merupakan tanda adanya gangguan kesehatan pada organ reproduksi.
Tidak sedikit wanita yang mengabaikan perubahan warna keputihan karena dianggap sepele. Padahal, keputihan adalah salah satu indikator penting kondisi kesehatan area kewanitaan.
Penyebab Keputihan Berwarna Coklat
Berikut adalah penyebab keputihan berwarna coklat berdasarkan tingkat keumuman dan keparahannya:
1. Sisa Darah Menstruasi
Ini adalah penyebab paling umum dan tidak berbahaya. Setelah menstruasi selesai, sisa darah yang tertinggal di rahim bisa keluar perlahan dan bercampur dengan lendir vagina, sehingga berwarna coklat.
2. Ovulasi
Beberapa wanita mengalami keputihan bercampur darah ringan saat masa ovulasi (sekitar pertengahan siklus haid). Warna cairannya bisa coklat muda, merah muda, atau bening dengan sedikit bercak darah.
3. Implantasi (Awal Kehamilan)
Keputihan coklat bisa menjadi tanda awal kehamilan, ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim. Proses ini bisa menyebabkan perdarahan ringan atau bercak coklat yang muncul 6–12 hari setelah ovulasi.
4. Perubahan Hormon
Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron bisa memengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan keputihan berwarna coklat di luar jadwal haid.
5. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Penggunaan pil KB atau IUD (spiral) bisa menyebabkan perubahan hormon yang memicu keputihan coklat, terutama di awal pemakaian.
6. Stres dan Kelelahan
Stres berat dan kelelahan dapat memengaruhi siklus hormon, yang berdampak pada keputihan dan siklus haid.
7. Infeksi Vagina
Keputihan coklat yang disertai bau tak sedap, rasa gatal, atau nyeri bisa menjadi tanda infeksi seperti:
- Vaginosis bakterialis
- Infeksi jamur (kandidiasis)
- Penyakit menular seksual (seperti klamidia, gonore, atau trikomoniasis)
8. Polip atau Kista
Polip rahim, polip serviks, atau kista ovarium juga bisa menyebabkan perdarahan ringan atau keputihan coklat, terutama jika ukurannya cukup besar atau terganggu.
9. Kanker Serviks atau Rahim
Meski jarang, keputihan berwarna coklat yang muncul terus-menerus, berbau tajam, dan disertai perdarahan abnormal bisa menjadi gejala awal kanker serviks pada organ reproduksi.
Baca Juga: Flek Coklat Sebelum Haid: Normal atau Tanda Masalah Kesehatan?
Kapan Keputihan Coklat Perlu DIkhawatirkan?
Tidak semua keputihan coklat berbahaya, tapi anda perlu waspada jika disertai gejala berikut:
- Muncul di luar siklus menstruasi secara terus-menerus
- Disertai bau menyengat, gatal, atau rasa terbakar
- Menimbulkan nyeri di perut bagian bawah atau panggul
- Disertai perdarahan setelah berhubungan seksual
- Terjadi setelah menopause
- Keluar dalam jumlah banyak dan berlangsung lebih dari seminggu.
Cara Mengatasi Keputihan Berwarna Coklat
Penanganan keputihan coklat tergantung dari penyebabnya, berikut beberapa langkah yang bisa anda lakukan:
1. Menjaga Kebersihan Vagina
- Cuci area kewanitaan dengan air bersih dan sabun khusus
- Jangan menggunakan sabun antiseptik terlalu sering
- Keringkan area kewanitaan dengan lembut setelah mandi atau buang air
2. Ganti Pembalut Secara Teratur
Jika keputihan keluar dalam jumlah cukup banyak, gunakan pantyliner dan rutin menggantinya untuk mencegah iritasi.
3. Konsultasi ke Dokter
Jika keputihan disertai gejala lain yang mengganggu, segera lakukan pemeriksaan di klinik atau dokter spesialis kandungan.
4. Pengobatan Medis
- Jika disebabkan oleh infeksi bakteri: dokter akan meresepkan antibiotik
- Jika karena jamur: diberikan obat antijamur topikal atau oral
- Jika karena hormonal: mungkin perlu penyesuaian alat kontrasepsi
- Jika ada polip/kista: bisa dilakukan tindakan pengangkatan secara medis
5. Hindari Douching
Membersihkan vagina dengan semprotan khusus (douching) justru bisa mengganggu keseimbangan pH alami dan memperparah kondisi.
Apakah Keputihan Coklat Saat Hamil Bahaya?
Keputihan coklat pada awal kehamilan bisa jadi normal dan disebabkan oleh implantasi. Namun, jika keluar dalam jumlah banyak, disertai nyeri perut bawah, atau berbau, sebaiknya segera periksa ke dokter karena bisa menjadi tanda:
- Ancaman keguguran
- Infeksi rahim atau serviks
- Kehamilan ektopik (di luar kandungan)
Keputihan Coklat Setelah Haid
Ini cukup umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya. Setelah menstruasi selesai, tubuh masih mengeluarkan sisa darah yang belum keluar sempurna. Warnanya bisa coklat tua atau kecoklatan dan biasanya hanya berlangsung 1–3 hari.
Namun, jika keputihan coklat ini berlangsung lebih dari seminggu, atau disertai gejala lain seperti nyeri dan bau menyengat, segera lakukan pemeriksaan ya.
Pemeriksaan Keputihan Coklat di Klinik Utama Pandawa
Jika anda merasa keputihan coklat yang kamu alami muncul tidak wajar, jangan ragu untuk konsultasi ke Klinik Utama Pandawa. Di sini, kamu bisa mendapatkan layanan medis profesional dan terpercaya untuk memeriksa kondisi kesehatan area kewanitaanmu secara menyeluruh.
Kenapa Harus di Klinik Utama Pandawa?
- Pemeriksaan langsung oleh dokter berpengalaman
- Alat medis lengkap dan modern
- Penanganan sesuai penyebab (bukan hanya menghilangkan gejala)
- Konsultasi yang nyaman, ramah, dan tanpa menghakimi
- Bisa booking online tanpa ribet!


Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- August 20, 2025
Filler Miss V Aman dan Profesional.
Filler Miss V adalah salah satu prosedur kecantikan dan kesehatan area intim wanita yang kini semakin populer di kalangan perempuan.
Read More
- May 3, 2025
Berapa Biaya untuk Pemeriksaan Miss V.
Biaya periksa Miss V adalah salah satu pertimbangan penting bagi banyak wanita dalam menjaga kesehatan organ reproduksi mereka. Pemeriksaan rutin.
Read More