Jangan Dianggap Sepele! Ini Bahaya Benjolan Dekat Miss V!
- November 12, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Ginekologi

Kista Bartholin bisa membuat wanita merasa cemas ketika tiba-tiba muncul benjolan di area kewanitaan yang terasa nyeri saat duduk, berjalan, atau berhubungan intim. Banyak yang menganggapnya sebagai iritasi ringan, padahal kondisi ini menandakan adanya penyumbatan pada kelenjar bartholin,
Kelenjar kecil di sisi vagina yang berfungsi menghasilkan cairan pelumas alami. Saat salurannya tersumbat, cairan menumpuk dan membentuk kantung berisi cairan yang dikenal sebagai Kista Bartholin.
Kondisi ini perlu perhatian khusus karena bisa membesar, menimbulkan rasa nyeri hebat, bahkan terinfeksi hingga menjadi abses.
Meski begitu, Kista Bartholin dapat diatasi dengan penanganan medis yang tepat dan cepat. Mengenali gejala serta penyebabnya sejak dini membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.
Apa itu Kista Bartholin
Kista Bartholin adalah benjolan berisi cairan yang terbentuk di salah satu atau kedua sisi lubang vagina akibat tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin.
Kelenjar Bartholin adalah dua kelenjar kecil yang terletak di kedua sisi bibir vagina bagian bawah dan berfungsi menghasilkan cairan untuk pelumasan saat berhubungan intim.
Jika saluran keluarnya tersumbat biasanya karena infeksi ringan, iritasi, atau trauma ringan cairan dari kelenjar akan menumpuk dan membentuk kista.
Baca Juga: Labia Minora Bengkak: Apakah Ini Normal atau Perlu Perawatan?
Penyebab Kista Bartholin
Penyebab kista Bartholin berkaitan dengan tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin, yang mengakibatkan penumpukan cairan dan akhirnya membentuk kista. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan sumbatan tersebut:
1. Kurangnya Kebersihan Area Genital
Kebersihan yang buruk dapat memicu pertumbuhan bakteri di sekitar area genital, meningkatkan risiko infeksi dan sumbatan pada kelenjar Bartholin.
2. Perubahan Hormonal
Fluktuasi hormon, terutama selama masa subur atau kehamilan, dapat memengaruhi produksi dan aliran cairan dari kelenjar, sehingga meningkatkan risiko sumbatan.
3. Infeksi Bakteri
Bakteri yang berasal dari kulit, saluran kemih, atau vagina bisa masuk ke saluran kelenjar dan menyebabkan peradangan.
Infeksi ini dapat mempersempit atau menutup saluran, menyebabkan kista. Jika infeksi berlanjut, bisa berkembang menjadi abses.
4. Iritasi atau Cedera pada Area Genital
Luka kecil akibat gesekan saat hubungan seksual, aktivitas fisik, atau prosedur medis seperti episiotomi dapat merusak saluran kelenjar dan menyebabkan sumbatan.
5. Penyumbatan Saluran Kelenjar Bartholin
Saluran kecil yang mengalirkan cairan dari kelenjar Bartholin ke permukaan vagina bisa tersumbat. Saat ini terjadi, cairan menumpuk dan membentuk kista. Ini adalah penyebab utama kista Bartholin.
6. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Bakteri penyebab penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat menginfeksi kelenjar Bartholin. Infeksi ini menyebabkan peradangan yang berujung pada penyumbatan saluran.
Baca Juga: Berapa Biaya untuk Pemeriksaan Miss V di Klinik Kesehatan?
Gejala Kista Bartholin
Berikut adalah gejala kista bartholin yang harus anda ketahui:
- Rasa Tidak Nyaman Saat Duduk, Berjalan, atau Berhubungan Seksual
- Demam dan Meriang
- Benjolan di Salah Satu Sisi Bibir Vagina
- Kemerahan dan Pembengkakakn (Jika Terinfeksi)
- Nyeri Hebat dan Denyutan (Jika Sudah Jadi Abses)
- Keluar Nanah dari Kista (Jika Kista menjadi abses)
Bentuk Kista Bartholin
Bentuk kista Bartholin umumnya berupa benjolan bulat atau oval yang muncul di salah satu sisi bibir vagina bagian bawah, dekat lubang vagina. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai bentuk dan tampilannya:
1. Bentuk Fisik
- Bulat atau oval, seperti kelereng atau telur kecil.
- Konsistensinya bisa lunak, kenyal, atau agak keras tergantung ukurannya dan ada tidaknya infeksi.
- Ukuran bervariasi, mulai dari sebesar kacang polong hingga sebesar telur (biasanya 1–4 cm, tapi bisa lebih besar).
2. Warna dan Permukaan Kulit
- Kulit di atas kista biasanya tampak normal jika tidak terinfeksi.
- Jika terinfeksi, kulit bisa menjadi kemerahan, membengkak, dan terasa hangat.
3. Letak
- Selalu muncul di salah satu sisi vagina, karena hanya satu kelenjar yang biasanya terpengaruh.
- Terletak di bagian bawah dan dalam dari bibir vagina (labia minora).
4. Saat Terinfeksi (Abses Bartholin)
- Bentuk bisa berubah menjadi lebih menonjol, keras, dan tidak beraturan.
- Muncul nanah atau cairan jika pecah.
- Nyeri hebat dan sulit berjalan atau duduk.
Tingkat Keparahan Kista Bartholin
Kista Bartholin bisa dibagi secara fungsional berdasarkan tingkat keparahan dan kondisi klinisnya. Berikut pembagian tingkat keparahan secara kualitatif untuk membantu pemahaman:
Asimptomatik (Tanpa Gejala)
- Kista kecil, biasanya <1–2 cm.
- Tidak terasa nyeri.
- Tidak ada tanda infeksi.
- Sering ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan panggul.
Simptomatik (Dengan Gejala Ringan)
- Kista mulai membesar (2–4 cm).
- Muncul benjolan dan rasa tidak nyaman saat duduk, berjalan, atau berhubungan seksual.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi, tapi bisa terasa mengganjal.
Terinfeksi (Abses Bartholin)
- Kista berubah menjadi abses: merah, nyeri, panas, dan bengkak.
- Rasa sakit berdenyut, sulit duduk atau berjalan.
- Bisa disertai demam, menggigil, dan gejala sistemik lainnya.
- Diperlukan tindakan medis seperti insisi dan drainase.
Kronis atau Berulang
- Kista atau abses yang terus kambuh meskipun sudah diobati.
- Mungkin memerlukan tindakan marsupialisasi (pembuatan saluran permanen) atau pengangkatan kelenjar secara total.
- Dapat menyebabkan jaringan parut atau perubahan permanen pada jaringan sekitarnya.
Pengobatan Kista Bartholin
Pengobatan kista Bartholin tergantung pada ukuran kista, gejala yang dirasakan, dan apakah ada infeksi. Berikut adalah pilihan pengobatan yang umum:
1. Kompres Air Hangat
Duduk di air hangat (sitz bath) beberapa kali sehari selama 3-4 hari bisa membantu kista pecah dan mengering sendiri.
2. Drainase
Kista dibuka secara kecil dan isinya dikeringkan. Biasanya dilakukan dengan anestesi lokal. Terkadang, dokter memasang kateter Word, yaitu selang kecil yang dibiarkan selama beberapa minggu agar saluran tetap terbuka dan mencegah kista kambuh.
3. Antibiotik
Diberikan jika ada infeksi bakteri, terutama jika disertai demam atau keluarnya nanah.
4. Marsupialisasi
Prosedur bedah kecil untuk membuat saluran baru agar cairan bisa keluar. Biasanya dilakukan jika kista sering kambuh.
5. Eksisi (Pengangkatan Kista)
Dilakukan jika kista terus kambuh atau jika pengobatan lain tidak berhasil. Ini prosedur terakhir karena melibatkan pembedahan lebih besar.
Ciri-Ciri Kista Bartholin Sembuh
Kista ini terbentuk ketika saluran kelenjar Bartholin tersumbat, yang bisa menyebabkan cairan terperangkap di dalamnya.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri kista Bartholin yang dapat sembuh atau mengalami perbaikan:
1. Mengempisnya Kista Secara Alami
Kista Bartholin yang kecil seringkali dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Benjolan mungkin akan mengempis atau hilang seiring waktu tanpa menyebabkan masalah lebih lanjut.
2. Menghilangnya Rasa Sakit
Jika kista menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan, salah satu tanda bahwa kista mulai sembuh adalah berkurangnya atau hilangnya rasa sakit.
3. Tidak Ada Pembengkakan Lebih Lanjut
Kista yang sembuh biasanya tidak lagi membesar atau semakin terisi cairan. Kista yang membengkak dan menjadi lebih besar biasanya membutuhkan perhatian medis.
4. Keluarnya Cairan
Kadang-kadang, jika kista pecah atau dikeluarkan, cairan yang terperangkap di dalamnya bisa keluar dan mengurangi ukuran kista.
5. Perubahan pada Warna dan Tekstur
Kista yang sembuh biasanya akan berubah warna dan tekstur. Jika kista sembuh, benjolan yang tadinya keras atau tegang bisa menjadi lebih lembut dan kecil.
Apakah Kista Bartholin Berbahaya?
Kista Bartholin umumnya tidak berbahaya dan sering kali tidak menimbulkan gejala serius, terutama jika ukurannya kecil.
Namun, dalam beberapa kasus, kista ini bisa berkembang menjadi abses yang terinfeksi, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, pembengkakan, dan nanah.
Apakah Benjolan Dekat Miss V Bisa Hilang Sendiri?
Beberapa benjolan kecil akibat iritasi ringan atau kista kecil memang bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika benjolan tidak mengecil, justru membesar, atau terasa nyeri, jangan menunggu terlalu lama. Bisa jadi infeksi semakin parah dan membutuhkan tindakan medis segera.
Rawat Area Kewanitaan dengan Aman dan Profesional di Klinik Utama Pandawa!
Jangan biarkan Kista Bartholin mengganggu kenyamanan dan kepercayaan dirimu! Benjolan di area kewanitaan bukan hal yang bisa diabaikan, karena bisa menimbulkan nyeri, bengkak, bahkan infeksi bila tidak segera ditangani.
Di Klinik Utama Pandawa, kamu bisa mendapatkan penanganan medis profesional dengan metode modern yang aman dan minim rasa sakit. Dokter berpengalaman kami siap memberikan perawatan menyeluruh, mulai dari diagnosis hingga tindakan yang tepat sesuai kondisimu.
Kini saatnya kamu mengambil langkah bijak untuk kembali nyaman dan percaya diri. Jangan tunda pengobatan sampai kondisi memburuk konsultasikan segera ke Klinik Utama Pandawa untuk mendapatkan solusi cepat, aman, dan rahasia.
Dapatkan layanan terbaik dengan suasana klinik yang ramah, nyaman, dan penuh privasi khusus untuk wanita sepertimu. Jaga kesehatan area intimmu bersama ahlinya, karena kenyamanan dan kepercayaan diri dimulai dari tubuh yang sehat!

Referensi
- Medical News Today Diakses pada 2025 What is a Bartholin’s cyst? https://www.medicalnewstoday.com/articles/185022
- Cleveland Clinic Diakses pada 2025 Bartholin Cyst https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17737-bartholin-cyst
Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- September 13, 2025
12 Ramuan Alami agar Miss V.
Ramuan agar Miss V harum dan keset sering kali menjadi topik yang menarik perhatian banyak wanita. Pasalnya, area kewanitaan yang.
Read More
- August 6, 2025
Jangan Tunggu Parah, Periksa Kanker Endometrium.
Kanker endometrium merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang lapisan dalam rahim (endometrium), dan sering kali tidak disadari hingga gejalanya.
Read More