Kandidiasis Vulvovaginalis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
- June 11, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Kandidiasis Vulvovaginalis adalah infeksi jamur yang umum terjadi pada area kewanitaan, khususnya akibat pertumbuhan berlebih jamur Candida albicans.
Meskipun bukan kondisi yang berbahaya, infeksi ini bisa sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal, perih, keputihan berlebihan, hingga iritasi pada vagina dan vulva.
Banyak wanita yang pernah mengalaminya, terutama pada masa-masa tertentu seperti saat hamil, setelah penggunaan antibiotik, atau saat sistem imun sedang melemah.
Apa Itu Kandidiasis Vulvovaginalis?
Kandidiasis Vulvovaginalis atau vaginitis adalah infeksi jamur pada vagina dan vulva yang disebabkan oleh jamur Candida.
Jamur ini sebenarnya hidup secara alami di tubuh manusia, termasuk di area vagina. Namun, dalam kondisi tertentu, jumlah jamur Candida dapat berkembang biak secara berlebihan, menyebabkan infeksi.
Infeksi ini dapat terjadi pada siapa saja, meskipun lebih sering dialami oleh wanita usia subur. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena KVV, seperti perubahan hormon, penggunaan antibiotik, diabetes, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Penyebab Kandidiasis Vulvovaginalis
Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida, terutama Candida albicans, di area vagina dan vulva. Sebenarnya, jamur ini adalah mikroorganisme alami yang hidup di tubuh manusia, termasuk di mulut, usus, dan vagina.
1. Penggunaan Antibiotik
Antibiotik bisa membunuh bakteri baik di vagina yang berfungsi menjaga keseimbangan mikroorganisme. Akibatnya, jamur Candida berkembang tanpa kendali dan menimbulkan infeksi.
2. Perubahan Hormon
Perubahan hormon, seperti saat hamil, menjelang menstruasi, atau akibat penggunaan pil KB dan terapi hormon, bisa mengganggu keseimbangan flora vagina dan memicu pertumbuhan jamur.
3. Sistem Imun Lemah
Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, kanker, atau yang sedang menjalani kemoterapi, lebih rentan terkena infeksi Candida, termasuk KVV.
4. Diabetes yang Tidak Terkontrol
Kadar gula darah tinggi menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk tumbuh. Itulah mengapa wanita dengan diabetes yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi jamur vagina.
5. Kebersihan Area Kewanitaan yang Kurang Tepat
Mencuci vagina terlalu sering, menggunakan sabun yang keras, atau melakukan douching bisa mengganggu keseimbangan pH dan flora normal vagina.
Gejala Kandidiasis Vulvovaginalis
Gejala KVV dapat bervariasi antara individu, namun beberapa gejala umum yang sering dialami antara lain:
- Keputihan abnormal: Cairan vagina berwarna putih kental, seperti keputihan keju.
- Gatal dan iritasi: Terutama di area vulva dan vagina.
- Rasa perih atau terbakar: Saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
- Kemungkinan pembengkakan: Pada area vulva.
- Nyeri saat berhubungan seksual: Akibat iritasi dan peradangan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Diagnosis Kandidiasis Vulvovaginalis
Diagnosis KVV biasanya dilakukan melalui:
- Anamnesis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang dialami.
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa area genital untuk melihat tanda-tanda infeksi.
- Pemeriksaan laboratorium: Mengambil sampel cairan vagina untuk dianalisis di laboratorium guna memastikan adanya jamur Candida.
Pengobatan Kandidiasis Vulvovaginalis
Pengobatan KVV bertujuan untuk menghilangkan infeksi dan mencegah kekambuhan. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan antara lain:
- Obat antijamur topikal: Seperti krim atau suppositoria yang dimasukkan ke dalam vagina.
- Obat antijamur oral: Seperti fluconazole yang diminum untuk mengatasi infeksi.
- Perubahan gaya hidup: Menjaga kebersihan pribadi dan menghindari faktor risiko.
Pencegahan Kandidiasis Vulvovaginalis
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah KVV antara lain:
- Menjaga kebersihan pribadi: Mencuci area genital dengan air bersih dan sabun yang lembut.
- Menghindari pakaian ketat: Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun agar area genital tetap kering.
- Mengganti pembalut secara rutin: Selama menstruasi, ganti pembalut setiap 4–6 jam.
- Menghindari penggunaan douching: Penggunaan cairan pembersih vagina dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik.
- Mengelola diabetes: Menjaga kadar gula darah tetap stabil untuk mencegah pertumbuhan jamur.
- Menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu: Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan mikroba di vagina.
Lepaskan Rasa Tidak Nyaman, Mulai Perawatan Aman di Klinik Pandawa
Kandidiasis Vulvovaginalis bisa membuat aktivitas sehari-hari terasa tidak nyaman akibat gatal, keputihan berlebih, dan rasa perih di area kewanitaan. Jangan abaikan gejala ini, karena semakin cepat ditangani, semakin cepat pula kenyamananmu kembali.
Klinik Utama Pandawa hadir sebagai solusi terpercaya untuk mengatasi infeksi jamur kewanitaan secara aman, profesional, dan tanpa rasa malu. Dengan layanan yang ramah dan tenaga medis berpengalaman, kamu akan mendapatkan perawatan yang tepat dan menyeluruh.
Jangan ragu untuk berkonsultasi! Di Klinik Utama Pandawa, kesehatan area kewanitaanmu adalah prioritas utama.


Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- May 3, 2025
Waspadai! Ini Tanda-Tanda Gonore Parah yang.
Tanda gonore parah sering kali muncul ketika infeksi sudah berkembang dan tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat sejak dini. Penyakit.
Read More
- May 5, 2025
Kenali Herpes Genital pada Pria: Gejala.
Herpes genital pria adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), yang dapat mempengaruhi area genital dan.
Read More