Cytomegalovirus: Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
- June 14, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Cytomegalovirus adalah salah satu jenis virus dari keluarga herpes simpleks yang cukup umum ditemukan pada manusia.
Menariknya, sebagian besar orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka pernah terpapar virus ini, karena gejalanya sering kali ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali.
Meskipun umumnya tidak berbahaya bagi orang dengan sistem imun yang sehat, CMV bisa menjadi ancaman serius bagi bayi dalam kandungan, orang dengan daya tahan tubuh lemah, atau pasien transplantasi organ.
Penting bagi kita untuk mengenal lebih dekat apa itu Cytomegalovirus, bagaimana cara penularannya, serta siapa saja yang paling rentan terhadap dampaknya.
Apa Itu Cytomegalovirus
Cytomegalovirus (CMV) adalah virus dari keluarga herpesvirus yang dapat menginfeksi hampir semua orang.
Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak menyadari karena gejalanya sering kali ringan atau tidak muncul sama sekali.
Namun, bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, bayi dalam kandungan, atau bayi baru lahir, CMV dapat menyebabkan komplikasi serius.
Bagaimana CMV Menular?
CMV ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti air liur, urin, darah, air mani, air susu ibu (ASI), dan cairan serviks. Penularan dapat terjadi melalui:
- Berbagi peralatan makan atau minum dengan orang yang terinfeksi.
- Berciuman atau kontak langsung dengan air liur.
- Hubungan seksual tanpa pelindung.
- Transmisi vertikal dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Gejala Cytomegalovirus
Berikut adalah gejala CMV yang harus Anda ketahui:
1. Pada Orang Dewasa Sehat
Pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, infeksi CMV sering kali tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan mirip dengan flu, seperti demam, kelelahan, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Pada Bayi (Infeksi Kongenital)
Infeksi CMV pada bayi yang ditularkan dari ibu selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:
- Gangguan pendengaran: Sekitar 10-15% bayi dengan infeksi CMV kongenital mengalami gangguan pendengaran.
- Gangguan penglihatan: Termasuk retinitis yang dapat menyebabkan kebutaan.
- Keterlambatan perkembangan: Seperti keterlambatan bicara dan motorik.
- Kejang: Yang dapat menunjukkan adanya gangguan neurologis.
- Mikrosefali: Ukuran kepala yang lebih kecil dari rata-rata.
- Hepatosplenomegali: Pembesaran hati dan limpa.
- Ikterus: Penyakit kuning pada bayi baru lahir.
3. Pada Individu dengan Sistem Imun Lemah
Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, atau pasien yang menjalani kemoterapi, infeksi CMV dapat menyebabkan komplikasi serius, antara lain:
- Retinitis: Peradangan pada retina yang dapat menyebabkan kebutaan.
- Pneumonia: Infeksi paru-paru yang dapat mengancam jiwa.
- Hepatitis: Peradangan hati.
- Ensefalitis: Peradangan otak yang dapat menyebabkan gangguan neurologis.
- Kolitis: Peradangan pada usus besar.
Diagnosis Infeksi CMV
Diagnosis infeksi CMV dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:
- Pemeriksaan serologi: Untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG terhadap CMV.
- PCR (Polymerase Chain Reaction): Untuk mendeteksi DNA CMV dalam darah, urin, atau cairan amnion.
- Kultur virus: Untuk mengisolasi virus dari sampel tubuh.
- Pencitraan medis: Seperti USG, CT scan, atau MRI untuk mendeteksi kelainan pada organ tubuh.
Pada bayi baru lahir, infeksi CMV dapat dideteksi dengan mengisolasi virus dari urin atau air liur dalam 2-3 minggu pertama kehidupan.
Baca Juga: Herpes Zoster: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Pengobatan Infeksi CMV
Pada Individu sehat yang tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan, infeksi CMV biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus.
Namun, pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau bayi dengan infeksi kongenital, pengobatan antiviral dapat diberikan untuk mengurangi keparahan gejala dan mencegah komplikasi.
Obat antivirus yang umum digunakan untuk mengobati infeksi CMV antara lain:
- Gansiklovir: Diberikan melalui infus untuk mengobati infeksi CMV yang serius.
- Valgansiklovir: Obat oral yang digunakan untuk mengobati infeksi CMV pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
- Cidofovir: Digunakan untuk mengobati infeksi CMV yang resisten terhadap gansiklovir.
Pemberian obat antivirus harus dilakukan di bawah pengawasan dokter karena dapat memiliki efek samping dan memerlukan pemantauan fungsi ginjal.
Pencegahan Infeksi CMV
Pencegahan infeksi CMV sangat penting, terutama pada ibu hamil dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lebah. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Cuci tangan dengan sabun dan air: Lakukan selama 15-20 detik, terutama setelah mengganti popok, memberi makan anak kecil, atau menyentuh cairan tubuh anak.
- Hindari berbagi peralatan makan: Seperti sendok, garpu, atau gelas dengan orang lain.
- Hindari kontak langsung dengan air liur: Seperti berciuman dengan anak kecil.
- Bersihkan mainan dan permukaan: Yang sering disentuh anak-anak secara rutin.
- Gunakan kondom: Saat berhubungan seksual untuk mencegah penularan CMV.
Cegah Komplikasi, Kenali CMV dari Awal di Klinik Pandawa
Jangan anggap sepele infeksi Cytomegalovirus (CMV). Virus ini bisa menyerang siapa saja, terutama ibu hamil, bayi baru lahir, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Dampaknya bisa serius, mulai dari gangguan pendengaran, keterlambatan perkembangan, hingga komplikasi organ. Namun, kabar baiknya: CMV bisa dideteksi sejak dini dan ditangani secara tepat dengan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.
Klinik Utama Pandawa siap membantu Anda dan keluarga menghadapi CMV. Dengan tenaga medis berpengalaman, fasilitas pemeriksaan lengkap, dan pendekatan yang humanis, kami hadir untuk memberikan solusi terbaik.
Lindungi diri dan orang tercinta mulai sekarang jadwalkan konsultasi atau skrining CMV Anda hari ini di Klinik Pandawa!


Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- August 7, 2025
Tips Atasi Kram Perut Usai Berhubungan.
Kram perut setelah berhubungan intim bisa menjadi pengalaman yang membingungkan dan mengganggu bagi banyak orang, terutama jika terjadi secara berulang..
Read More
- April 28, 2025
Sifilis Lidah: Gejala, Penyebab, dan Cara.
Sifilis lidah adalah salah satu manifestasi dari infeksi sifilis yang dapat mempengaruhi area mulut, termasuk lidah. Penyakit ini disebabkan oleh.
Read More