Cara Efektif Mengobati Hematuria agar Kesehatan Saluran Kemih Terjaga
- September 19, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Cara mengobati hematuria atau kondisi kencing berdarah sering kali membuat banyak orang merasa cemas. Hematuria sendiri bukanlah penyakit, melainkan gejala dari masalah kesehatan lain, seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, hingga gangguan pada prostat.
Meskipun terlihat sepele, keluarnya darah bersama urine bisa menjadi tanda serius yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengenali penyebabnya sejak dini agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Mengobati hematuria tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena setiap penyebab membutuhkan terapi yang berbeda. Ada yang cukup diatasi dengan obat antibiotik, tetapi ada pula yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut. Dengan memahami cara mengobati hematuria secara tepat, Anda bisa mencegah komplikasi sekaligus menjaga kesehatan ginjal dan saluran kemih tetap optimal.
Apa Itu Hematuria
Hematuria terjadi ketika terdapat sel darah merah dalam urine. Kondisi ini dibagi menjadi dua jenis utama:
- Hematuria mikroskopis: Darah hanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium dan tidak terlihat dengan mata telanjang.
- Hematuria makroskopis (gross): Darah dalam urine terlihat jelas, mengubah warna urine menjadi merah muda, merah terang, atau kecokelatan.
Perubahan warna urine ini seharusnya tidak dianggap remeh, karena dapat menjadi indikator adanya gangguan pada saluran kemih atau organ terkait.
Baca Juga: Rekomendasi Obat untuk Mengatasi Hematuria Secara Medis
Penyebab Hematuria
Kondisi ini bukan penyakit, melainkan gejala dari masalah lain di tubuh Anda. Berikut adalah berbagai penyebab hematuria, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan perhatian serius:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Salah satu penyebab paling umum hematuria, terutama pada wanita adalah infeksi saluran kemih (ISK) Bakteri masuk ke uretra dan berkembang di kandung kemih, menyebabkan iritasi dan peradangan yang bisa mengakibatkan keluarnya darah bersama urine. Biasanya disertai gejala nyeri saat buang air kecil dan anyang-anyangan.
2. Infeksi Ginjal (Pielonefritis)
Infeksi yang lebih serius dari ISK karena melibatkan ginjal. Hematuria bisa muncul bersama dengan demam tinggi, nyeri pinggang, mual, dan muntah.
3. Batu Saluran Kemih
Batu ginjal atau kandung kemih bisa menggores dinding saluran kemih saat bergerak, menyebabkan perdarahan. Penderita biasanya mengalami nyeri hebat di pinggang, perut bagian bawah, atau pangkal paha.
4. Pembesaran Prostat (BPH)
Pada pria, terutama usia 50 tahun ke atas, pembesaran kelenjar prostat bisa menekan uretra, membuat aliran urine terganggu dan menyebabkan darah muncul di urine.
5. Penyakit Ginjal
Termasuk glomerulonefritis (radang pada penyaring ginjal) dan penyakit ginjal polikistik (banyak kista di ginjal). Keduanya bisa merusak fungsi ginjal dan menyebabkan hematuria tanpa disertai rasa sakit.
6. Cedera atau Trauma
Benturan keras pada ginjal, kandung kemih, atau area sekitar saluran kemih misalnya karena kecelakaan atau olahraga berat dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan darah masuk ke urine.
7. Kanker Saluran Kemih
Hematuria bisa menjadi tanda awal kanker kandung kemih, ginjal, atau prostat. Biasanya tidak disertai nyeri, tapi muncul tiba-tiba dan berulang. Perokok dan pria lanjut usia memiliki risiko lebih tinggi.
8. Olahraga Intens
Latihan berat seperti lari jarak jauh bisa menyebabkan “hematuria pelari”, kondisi sementara akibat stres pada kandung kemih atau trauma ringan pada tubuh. Biasanya tidak serius dan hilang sendiri.
9. Obat-obatan Tertentu
Obat pengencer darah (seperti aspirin dan warfarin), antibiotik tertentu, dan kemoterapi dapat meningkatkan risiko perdarahan, termasuk dalam urine.
10. Menstruasi atau Kontaminasi
Pada wanita, darah menstruasi atau kontaminasi dari vagina terkadang bisa membuat urine terlihat seperti mengandung darah. Pemeriksaan medis akan memastikan apakah ini benar-benar hematuria.
Gejala Hematuria
Gejala utama hematuria adalah perubahan warna urine menjadi merah muda, merah terang, atau kecokelatan. Namun, gejala lain yang mungkin menyertai antara lain:
- Nyeri saat buang air kecil
- Sering buang air kecil atau kesulitan buang air kecil
- Nyeri di perut bagian bawah atau pinggang
- Demam atau menggigil (terutama jika disebabkan oleh infeksi)
- Urine berbau tidak normal
Diagnosis Hematuria
Untuk mendiagnosis hematuria, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:
- Anamnesis: Dokter akan menanyakan riwayat medis, gejala yang dialami, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa area perut dan pinggang untuk mendeteksi adanya kelainan.
- Tes Urine: Untuk mendeteksi adanya darah, bakteri, atau kristal dalam urine.
- Tes Darah: Untuk menilai fungsi ginjal dan mendeteksi infeksi.
- Pencitraan: Seperti USG, CT scan, atau MRI untuk melihat struktur saluran kemih dan ginjal.
- Sistoskopi: Prosedur dengan memasukkan selang berkamera ke dalam kandung kemih untuk melihat kondisi saluran kemih secara langsung.
Pengobatan Hematuria
Pengobatan hematuria tergantung pada penyebab yang mendasarinya:
- Infeksi Saluran Kemih: Diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi.
- Batu Saluran Kemih: Terapi gelombang kejut (ESWL) untuk menghancurkan batu, atau pembedahan jika diperlukan.
- Penyakit Ginjal: Pengobatan sesuai dengan jenis penyakit ginjal yang diderita, seperti penggunaan obat atau dialisis.
- Pembesaran Prostat: Obat-obatan untuk mengurangi ukuran prostat atau pembedahan jika diperlukan.
- Kanker: Terapi dapat meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau imunoterapi, tergantung pada jenis dan stadium kanker.
- Cedera atau Trauma: Pengobatan konservatif atau pembedahan untuk memperbaiki kerusakan.
- Obat-obatan: Penggantian atau penghentian obat yang menyebabkan perdarahan, jika memungkinkan.
Pencegahan Hematuria
Mencegah hematuria sebenarnya bukan hal yang sulit, terutama jika kita menjaga pola hidup sehat dan memperhatikan kondisi tubuh sejak dini. Berikut ini beberapa tips pencegahan yang efektif:
1. Minum Air Putih yang Cukup
Cairan yang cukup membantu membilas ginjal dan mencegah pembentukan batu saluran kemih serta infeksi.
2. Hindari Menahan Buang Air Kecil
Menahan kencing terlalu lama bisa memicu pertumbuhan bakteri dan menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK), salah satu penyebab utama hematuria.
3. Jaga Kebersihan Organ Intim
Membersihkan area genital dengan cara yang benar (dari depan ke belakang, terutama pada wanita) dapat mencegah masuknya bakteri ke saluran kemih.
4. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Bagi kamu yang punya riwayat penyakit ginjal, batu ginjal, atau pembesaran prostat, pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mendeteksi masalah sejak awal.
5. Batasi Konsumsi Garam dan Protein Berlebih
Makanan tinggi garam dan protein hewani bisa memicu terbentuknya batu ginjal. Kurangi asupan daging merah, makanan olahan, dan makanan cepat saji.
6. Berhenti Merokok
Merokok adalah faktor risiko utama kanker kandung kemih dan ginjal—dua kondisi serius yang bisa menyebabkan hematuria. Berhenti merokok adalah langkah penting menjaga saluran kemih tetap sehat.
7. Gunakan Obat dengan Bijak
Beberapa obat, seperti pengencer darah atau antibiotik tertentu, bisa menyebabkan hematuria sebagai efek samping. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat dalam jangka panjang.
8. Olahraga dengan Aman
Meski olahraga sangat baik untuk kesehatan, olahraga yang terlalu berat (seperti lari jarak jauh) kadang dapat memicu hematuria. Lakukan olahraga secara teratur, tapi jangan berlebihan, dan pastikan tubuh cukup istirahat.
9. Perhatikan Warna Urine
Cek warna urine secara berkala. Jika terlihat kemerahan, keruh, atau gelap tanpa sebab yang jelas, segera konsultasikan ke dokter. Ini bisa menjadi sinyal awal adanya hematuria atau gangguan lainnya.
Apakah Hematuria Penyakit Ginjal?
Hematuria bukanlah penyakit ginjal, melainkan gejala yang menandakan adanya masalah kesehatan pada saluran kemih, termasuk ginjal. Kondisi ini ditandai dengan adanya darah dalam urine, baik terlihat jelas (hematuria makroskopis) maupun hanya terdeteksi lewat pemeriksaan laboratorium (hematuria mikroskopis).
Salah satu penyebab hematuria memang bisa berasal dari gangguan pada ginjal, seperti batu ginjal, infeksi, atau penyakit ginjal kronis. Karena itu, jika mengalami hematuria, penting untuk segera memeriksakan diri agar penyebab pastinya dapat diketahui dan ditangani dengan tepat.
Privasi Terjaga, Solusi Terpercaya Atasi Hematuria di Klinik Utama Pandawa.
Jangan abaikan jika urine Anda berubah warna atau terlihat kemerahan. Hematuria, atau kencing berdarah, bisa menjadi tanda awal dari infeksi, batu ginjal, atau kondisi medis lain yang perlu segera ditangani.
Klinik Utama Pandawa siap membantu Anda menemukan penyebabnya dengan pemeriksaan menyeluruh dan penanganan yang tepat, cepat, serta didukung oleh dokter yang berpengalaman di bidangnya.
Dengan fasilitas lengkap, pelayanan yang ramah, dan menjaga privasi pasien, Klinik Utama Pandawa menjadi pilihan tepat untuk Anda yang ingin mengatasi kondisi ini tanpa rasa khawatir.
Jangan tunggu sampai gejala semakin parah segera konsultasikan kondisi Anda sekarang juga dan temukan solusinya di Klinik Utama Pandawa!

Referensi
- Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Diseases & Conditions. Blood in Urine (hematuria). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/blood-in-urine/symptoms-causes/syc-20353432
- WebMD. Diakses pada 2025. Blood in Urine (Hematuria) https://www.webmd.com/digestive-disorders/blood-in-urine-causes

Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- October 13, 2025
Gatal dan Nyeri Hilang Seketika! Begini.
Kutil kelamin adalah benjolan kecil yang muncul di area genital, baik pada pria maupun wanita, yang disebabkan oleh infeksi Human.
Read More
- April 25, 2025
Sifilis: Gejala, Penularan, dan Cara Pengobatannya
Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan “raja singa”..
Read More