Klamidia Bisa Terjadi pada Pria: Ini Tanda-tandanya!
- June 5, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kelamin

Klamidia pada pria adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang paling umum, namun sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Akibatnya, banyak pria yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi dan secara tidak sengaja menularkan penyakit ini kepada pasangan seksualnya.
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, yang dapat menyerang saluran kemih dan organ reproduksi.
Meski terdengar ringan, jika tidak ditangani dengan tepat, klamidia dapat menyebabkan komplikasi serius seperti peradangan testis, gangguan kesuburan, bahkan infeksi menyebar ke bagian tubuh lain.
Pemeriksaan rutin dan komunikasi terbuka dengan pasangan menjadi langkah utama dalam pencegahan dan penanganan infeksi ini.
Gejala Klamidia pada Pria
Sebagian besar pria yang terinfeksi klamidia tidak menunjukkan gejala, sehingga infeksi ini sering disebut sebagai “silent infection”.
Namun, pada sebagian pria lainnya, klamidia dapat menimbulkan gejala yang perlu diwaspadai:
- Keluar cairan dari penis: Cairan bisa bening atau keruh, sering kali muncul pada pagi hari.
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil: Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil bisa menjadi tanda adanya infeksi.
- Gatal atau iritasi di sekitar ujung penis: Rasa gatal atau iritasi dapat terjadi akibat infeksi pada area genital.
- Nyeri atau pembengkakan pada testis: Infeksi dapat menyebar ke testis, menyebabkan nyeri dan pembengkakan.
- Nyeri saat berhubungan seksual: Infeksi dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual.
Penyebab dan Penularan Klamidia
Penularan utama terjadi melalui hubungan seksual tanpa pelindung (seperti kondom), baik secara vaginal, anal, maupun oral.
Selain itu, klamidia juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi saat proses persalinan, yang dapat menyebabkan infeksi mata atau pneumonia pada bayi baru lahir. Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terinfeksi klamidia antara lain:
- Sering bergonta-ganti pasangan seksual
- Tidak menggunakan kondom
- Riwayat penyakit menular seksual sebelumnya
- Usia muda
Diagnosis Klamidia Pada Pria
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko tinggi, segera konsultasikan dengan dokter.
Dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi Anda. Untuk memastikan diagnosis, dokter akan mengambil sampel urin atau cairan dari uretra menggunakan cotton bud untuk diuji di laboratorium.
Penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, terutama jika Anda aktif secara seksual dengan banyak pasangan atau tidak menggunakan kondom. Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi infeksi sejak dini dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga: Ureaplasma: Penyakit Menular Seksual yang Sering Tak Disadari
Pengobatan Klamidia
Kabar baiknya, klamidia dapat diobati dengan antibiotik yang efektif. Dokter biasanya meresepkan salah satu dari dua jenis antibiotik berikut:
- Azitromisin: Antibiotik ini biasanya diberikan dalam dosis tunggal. Azitromisin bekerja dengan cara membunuh bakteri Chlamydia trachomatis yang menyebabkan infeksi
- Doksisiklin: Antibiotik ini biasanya diminum selama 7 hari berturut-turut. Doksisiklin efektif untuk mengobati infeksi klamidia, dan harus diminum sesuai instruksi dokter
Cara Mencegah Klamidia Pada Pria
Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah klamidia pada pria yang penting diketahui, terutama bagi yang aktif secara seksual:
1. Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
Kondom adalah alat pelindung paling efektif untuk mencegah penularan klamidia dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Gunakan kondom secara konsisten dan benar, baik saat seks vaginal, anal, maupun oral.
2. Setia pada Satu Pasangan Seksual yang Tidak Terinfeksi
Menjalin hubungan seksual dengan satu pasangan yang telah diperiksa dan dinyatakan bebas dari IMS bisa sangat mengurangi risiko terkena klamidia.
3. Lakukan Tes Kesehatan Seksual Secara Berkala
Jika Anda aktif secara seksual, terutama dengan lebih dari satu pasangan, penting untuk melakukan tes IMS secara rutin, meskipun tidak ada gejala. Klamidia sering tidak menimbulkan gejala, jadi deteksi dini sangat penting.
4. Hindari Seks Bebas atau Berganti-ganti Pasangan
Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko tertular IMS, termasuk klamidia. Menjaga hubungan yang sehat dan aman dapat melindungi dari infeksi.
7. Segera Obati Jika Terinfeksi
Jika kamu atau pasangan dinyatakan positif klamidia, segera ikuti pengobatan yang diresepkan dokter. Jangan menunda, dan jangan berhenti minum obat sebelum waktu yang ditentukan, meskipun gejala membaik.
Bebas Klamidia, Hidup Lebih Percaya Diri di Klinik Pandawa.
Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil, keluar cairan tidak normal dari penis, atau merasa tidak nyaman setelah berhubungan seksual, jangan abaikan bisa jadi itu tanda klamidia.
Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk sembuh total tanpa komplikasi. Klinik Utama Pandawa hadir sebagai solusi terpercaya untuk Anda yang ingin menangani klamidia dengan pelayanan medis profesional, cepat, dan tetap menjaga privasi pasien.
Jangan biarkan rasa malu atau takut menjadi penghalang untuk mendapatkan perawatan. Di Klinik Utama Pandawa, Anda akan ditangani oleh tenaga medis berpengalaman dalam suasana yang aman, nyaman, dan ramah.
Segera konsultasikan kondisi Anda, karena kesehatan Anda adalah prioritas kami. Klamidia bisa diatasi dan Anda bisa kembali hidup sehat tanpa beban!


Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- June 16, 2025
Rimming dalam Seksual: Pengertian, Risiko, dan.
Rimming adalah praktik seksual yang melibatkan kontak mulut dengan area anus pasangan. Meskipun dianggap sebagai salah satu cara untuk menambah.
Read More
- May 10, 2025
Klamidia: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
Klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang paling umum terjadi di seluruh dunia, namun sering kali tidak disadari.
Read More