Jangan Panik! Ini Cara Efektif Mengatasi Herpes Neonatal
- August 7, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kulit

Herpes neonatal adalah infeksi virus herpes simpleks (HSV) yang menyerang bayi baru lahir, dan kondisi ini bisa menjadi sangat serius jika tidak segera ditangani. Infeksi ini umumnya ditularkan dari ibu ke bayi selama proses persalinan, terutama jika sang ibu mengalami herpes genital aktif.
Meskipun kasusnya tidak terlalu sering terjadi, herpes neonatal bisa berdampak pada kulit, mata, mulut, bahkan sistem saraf pusat bayi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala awalnya seperti lepuhan pada kulit, demam, atau kejang, agar penanganan medis dapat segera diberikan.
Penyebab dan Penularan Herpes Neonatal
Sebagian besar kasus herpes neonatal ditularkan dari ibu ke bayi selama proses persalinan. Namun, penting untuk dipahami bahwa tidak semua ibu yang memiliki herpes akan menularkan virus ke bayinya.
Faktor risiko meningkat jika:
- Ibu mengalami infeksi herpes untuk pertama kalinya saat trimester ketiga
- Ada luka herpes aktif di area genital saat melahirkan
- Persalinan dilakukan secara normal (pervaginam)
Dalam beberapa kasus yang lebih jarang, penularan bisa terjadi saat kehamilan (transplasental) atau setelah kelahiran (kontak dengan pengasuh yang memiliki infeksi herpes aktif di mulut atau kulit).
Gejala Herpes Neonatal yang Perlu Diketahui
Gejala herpes neonatal bisa berbeda-beda tergantung seberapa luas infeksinya. Ada tiga bentuk utama herpes neonatal:
1. Herpes Kulit, Mata, dan Mulut (SEM)
Bentuk ini adalah yang paling ringan dan biasanya menunjukkan tanda-tanda berupa:
- Luka kecil berisi cairan (lepuh) di kulit, terutama di wajah, kepala, atau area tubuh lain.
- Luka di mulut yang membuat bayi susah makan.
- Infeksi pada mata yang menyebabkan kemerahan atau bahkan gangguan penglihatan.
Luka-luka ini biasanya muncul antara hari ke-5 sampai ke-14 setelah lahir. Penting untuk tidak mengabaikan gejala ini karena kalau tidak diobati, herpes SEM bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih berat.
2. Herpes Sistem Saraf Pusat (CNS)
Ini adalah bentuk yang lebih serius di mana virus menyerang otak dan sistem saraf pusat bayi. Gejala yang bisa muncul meliputi:
- Kejang-kejang.
- Bayi terlihat sangat lemah dan lesu.
- Kesulitan menyusu.
- Suhu tubuh tidak stabil (bisa sangat tinggi atau sangat rendah).
- Refleks yang abnormal.
Bayi dengan infeksi herpes CNS memerlukan penanganan medis segera untuk menghindari kerusakan otak permanen.
3. Herpes Diseminasi (Menyebar ke Seluruh Tubuh)
Ini adalah bentuk paling parah di mana virus menyebar ke banyak organ vital seperti hati, paru-paru, dan otak. Gejala yang muncul sangat mirip dengan infeksi berat (sepsis) dan meliputi:
- Muntah dan diare.
- Demam tinggi atau suhu tubuh sangat rendah.
- Nafas cepat atau kesulitan bernapas.
- Kulit pucat atau bahkan kebiruan.
- Perut membengkak.
Diagnosis Herpes Neonatal
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis herpes neonatal, seperti:
- Tes PCR (Polymerase Chain Reaction): Mengidentifikasi DNA virus dari cairan tubuh bayi.
- Tes kultur virus: Mengambil sampel dari luka lepuhan untuk melihat keberadaan virus.
- Pemeriksaan darah: Untuk menilai fungsi organ dan respons sistem imun.
- CT scan atau MRI: Jika dicurigai infeksi pada otak atau sistem saraf pusat.
Semakin cepat diagnosis ditegakkan, semakin besar peluang pengobatan akan berhasil.
Pengobatan Herpes Neonatal
Pengobatan utama herpes neonatal adalah pemberian antivirus acyclovir secara intravena (melalui infus). Terapi ini biasanya berlangsung selama 14 hingga 21 hari tergantung pada jenis infeksi:
- SEM: 14 hari
- SSP dan diseminata: 21 hari atau lebih
Selain antivirus, bayi mungkin juga membutuhkan perawatan tambahan, seperti:
- Cairan infus
- Oksigen tambahan
- Pemantauan fungsi organ secara intensif
Setelah perawatan di rumah sakit, bayi juga mungkin diresepkan obat antiviral dalam bentuk oral untuk mencegah kekambuhan dan memperkecil risiko kerusakan neurologis.
Apakah Herpes Neonatal Bisa Sembuh?
Dengan diagnosis dini dan pengobatan intensif, herpes neonatal bisa disembuhkan. Namun, kesembuhan tergantung pada:
- Seberapa cepat pengobatan dimulai
- Jenis infeksi (SEM, SSP, atau diseminata)
- Respons tubuh bayi terhadap pengobatan
Bayi dengan infeksi herpes SEM umumnya sembuh total tanpa komplikasi. Namun, pada kasus SSP atau diseminata, ada risiko terjadinya kerusakan otak, gangguan perkembangan, atau bahkan kematian jika terlambat ditangani
Pencegahan Herpes Neonatal
Pencegahan infeksi ini sangat penting, terutama bagi ibu hamil. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Pemeriksaan Kehamilan Rutin
Jika ibu memiliki riwayat herpes, sampaikan kepada dokter agar bisa diberikan pengawasan khusus.
2. Hindari Kontak Saat Herpes Aktif
Jika pasangan atau anggota keluarga memiliki luka herpes aktif, hindari kontak dengan bayi.
3. Persalinan Caesar Bila Diperlukan
Jika ada luka herpes aktif saat persalinan, dokter biasanya akan menyarankan operasi caesar untuk mencegah penularan ke bayi.
4. Edukasi dan Higienitas
Jangan mencium bayi jika sedang mengalami sariawan atau luka di sekitar mulut. Selalu cuci tangan sebelum menyentuh bayi.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Jika tidak ditangani tepat waktu, herpes neonatal dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Kejang berulang
- Gangguan penglihatan atau kebutaan
- Tuli
- Keterlambatan perkembangan
- Kerusakan organ internal
- Kematian
Oleh karena itu, jangan menunda untuk memeriksakan bayi jika muncul gejala mencurigakan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera bawa bayi ke dokter jika mengalami:
- Ruam atau lepuhan di kulit
- Demam tanpa sebab yang jelas
- Tidak menyusu atau lesu
- Kejang
- Warna kulit berubah (kuning atau kebiruan)
Jangan menunggu gejala menjadi berat. Setiap menit sangat berharga dalam menangani infeksi ini.
Bagaimana Virus Herpes Menular ke Bayi?
Penularan virus herpes ke bayi bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Saat proses persalinan (peripartum): Ini adalah cara penularan yang paling umum. Jika ibu memiliki infeksi herpes genital aktif saat melahirkan, virus bisa menular ke bayi melalui jalan lahir. Risiko tertinggi terjadi jika infeksi herpes ibu adalah infeksi primer yang baru pertama kali terjadi pada kehamilan akhir.
- Sebelum lahir (intrauterine): Penularan virus herpes di dalam kandungan sangat jarang, namun bisa terjadi dan menyebabkan komplikasi serius.
- Setelah lahir (postpartum): Bayi bisa tertular virus dari orang di sekitarnya yang memiliki luka herpes aktif, misalnya melalui ciuman, kontak kulit langsung, atau dari luka di payudara ibu saat menyusui.
Lindungi Bayi, Atasi Herpes Neonatal bersama Klinik Utama Pandawa.
Herpes Neonatal adalah kondisi serius yang dapat mengancam kesehatan dan kehidupan bayi baru lahir jika tidak ditangani dengan tepat. Virus herpes yang menyerang bayi dapat menyebabkan komplikasi berat, mulai dari luka di kulit hingga gangguan pada sistem saraf pusat.
Karena itulah, penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk melindungi buah hati Anda dari risiko berbahaya ini.
Di Klinik Utama Pandawa, kami hadir dengan layanan medis terpercaya dan profesional untuk membantu mengatasi Herpes Neonatal sejak dini.
Dengan tim dokter spesialis yang berpengalaman serta fasilitas lengkap, Klinik Utama Pandawa siap memberikan perawatan optimal agar bayi Anda mendapatkan penanganan terbaik dan dapat tumbuh sehat tanpa gangguan. Jangan tunda konsultasi jika Anda mencurigai adanya gejala herpes pada si kecil kesembuhan dimulai dari langkah awal yang tepat.

Referensi
- NHS. Diakses pada 2025 Neonatal Herpes (Herpes in a Baby). https://111.wales.nhs.uk/encyclopaedia/n/article/neonatalherpes
- University of Rochester Medical Center. Diakses pada 2025. Herpes Simplex Virus (Cold Sores) in Children. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content?contenttypeid=90&contentid=P02518

Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- April 27, 2025
Lupus Kulit: Bukan Sekadar Ruam Biasa!.
Lupus kulit adalah salah satu bentuk lupus yang mempengaruhi kulit, menyebabkan munculnya ruam merah, bercak-bercak bersisik, dan perubahan warna kulit,.
Read More
- June 21, 2025
Dermatitis Venenata: Penyebab, Gejala, dan Cara.
Dermatitis venenata adalah salah satu bentuk peradangan kulit yang terjadi akibat kontak langsung dengan zat tertentu yang bersifat iritatif atau.
Read More