Folikulitis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
- May 7, 2025
- By Admin Dokter Spesialis
- Penyakit Kulit

Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, meskipun faktor lain seperti jamur, virus, atau iritasi juga dapat berperan.
Kondisi ini dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, dan rasa nyeri pada kulit yang terinfeksi, serta terbentuknya benjolan kecil atau pustula yang berisi nanah.
Folikulitis dapat terjadi di bagian tubuh mana saja yang memiliki folikel rambut, tetapi lebih sering muncul di area seperti wajah, leher, dada, punggung, dan paha.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko folikulitis termasuk kebersihan kulit yang buruk, penggunaan pakaian yang ketat atau berkeringat, serta prosedur seperti bercukur atau pemakaian produk perawatan kulit tertentu.
Meskipun folikulitis biasanya dapat diobati dengan antibiotik topikal atau oral, menjaga kebersihan kulit dan menghindari faktor pemicu sangat penting untuk mencegah kambuhnya kondisi ini.
Apa itu Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut yang dapat disebabkan oleh infeksi, iritasi, atau faktor lainnya.
Folikel rambut adalah struktur kecil di kulit tempat rambut tumbuh. Ketika folikel ini terinfeksi atau meradang, kulit akan menjadi merah, bengkak, dan terkadang muncul benjolan kecil berisi nanah, yang biasa disebut pustula.
Folikulitis dapat terjadi di hampir seluruh bagian tubuh, tetapi lebih sering muncul di area yang memiliki banyak rambut, seperti wajah, leher, punggung, dada, dan paha.
Baca Juga: Jangan Panik! Ini Ciri-Ciri Benjolan yang Tidak Perlu Dikhawatirkan
Penyebab Folikulitis
Folikulitis, peradangan umum pada folikel rambut, muncul akibat beragam faktor pemicu yang sering kali melibatkan invasi mikroorganisme atau iritasi fisik.
Infeksi bakteri, terutama oleh Staphylococcus aureus, menjadi dalang utama di balik banyak kasus folikulitis.
Bakteri ini, yang lazim menghuni permukaan kulit, dapat memanfaatkan celah mikroskopis akibat luka, goresan, atau bahkan proses pencabutan rambut untuk menginfeksi folikel.
Selain bakteri, infeksi jamur seperti Malassezia juga dapat menyebabkan folikulitis, terutama di area tubuh yang lembap dan berkeringat.
Di sisi lain, iritasi mekanis dan sumbatan folikel turut berkontribusi signifikan terhadap timbulnya folikulitis.
Baca Juga: Benjolan di Kepala: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Gejala Folikulitis
Gejala folikulitis umumnya dikenali dengan munculnya bintil-bintil kecil berwarna merah atau menyerupai jerawat di area kulit yang ditumbuhi rambut. Bintil-bintil ini sering kali memiliki titik putih atau kuning di bagian tengahnya yang berisi nanah.
Area yang terkena dapat terasa gatal, perih, atau bahkan nyeri saat disentuh. Dalam beberapa kasus, terutama pada folikulitis yang lebih dalam, dapat muncul benjolan yang lebih besar dan terasa hangat.
Jika infeksi menyebar, dapat timbul gejala tambahan seperti pembengkakan dan kemerahan yang lebih luas di sekitar area folikulitis.
Lokasi munculnya gejala sangat bervariasi tergantung pada penyebab dan area tubuh yang terlibat, namun area yang sering mengalami gesekan atau berkeringat seperti wajah, kulit kepala, leher, ketiak, selangkangan, dan bokong menjadi lokasi yang umum ditemui.
Jenis-Jenis Folikulitis
Berikut adalah beberapa jenis-jenis folikulitis yang umum:
1. Folikulitis Bakterialis (Bakterial Folliculitis)
- Penyebab: Infeksi bakteri, terutama oleh bakteri Staphylococcus aureus.
- Ciri-ciri: Folikulitis bakteri menyebabkan benjolan kecil berisi nanah di sekitar folikel rambut yang terinfeksi, biasanya disertai dengan kemerahan dan rasa nyeri. Biasanya muncul di area tubuh yang lebih sering terpapar gesekan atau kelembapan.
- Pengobatan: Biasanya diobati dengan antibiotik topikal atau oral, tergantung pada tingkat keparahannya.
2. Folikulitis Jamur (Fungal Folliculitis)
- Penyebab: Infeksi jamur, seperti Malassezia atau jamur lainnya.
- Ciri-ciri: Gejalanya mirip dengan folikulitis bakteri, tetapi sering kali lebih sering terjadi pada kulit yang lembap, seperti punggung atau dada. Jamur lebih umum terjadi pada orang dengan kulit berminyak atau yang sering berkeringat.
- Pengobatan: Menggunakan obat antijamur topikal atau oral untuk mengatasi infeksi jamur.
3. Folikulitis Virus (Viral Folliculitis)
- Penyebab: Infeksi virus, seperti virus herpes simpleks (HSV) atau virus lain yang mempengaruhi folikel rambut.
- Ciri-ciri: Biasanya ditandai dengan benjolan berisi cairan yang terasa gatal atau terbakar. Pada kasus herpes, bisa muncul di sekitar bibir atau wajah.
- Pengobatan: Pengobatan dengan obat antivirus yang diresepkan oleh dokter, seperti asiklovir.
4. Folikulitis Barbae (Barber’s Itch)
- Penyebab: Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus, sering kali terjadi setelah bercukur.
- Ciri-ciri: Kondisi ini umum terjadi di area sekitar wajah dan leher pada pria yang sering bercukur. Biasanya disertai dengan benjolan merah kecil dan terkadang bernanah.
- Pengobatan: Perawatan antibiotik topikal atau oral, serta menjaga kebersihan area bercukur.
5. Pseudofolikulitis Barbae (Ingrown Hair)
- Penyebab: Terjadi ketika rambut tumbuh ke dalam kulit setelah bercukur, menyebabkan peradangan dan benjolan kecil.
- Ciri-ciri: Pseudofolikulitis dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, dan kadang nanah. Biasanya terjadi di area leher, dagu, atau pipi setelah bercukur.
- Pengobatan: Pengobatan dengan produk penghilang rambut atau perawatan medis untuk mengurangi iritasi kulit. Menghindari bercukur terlalu dekat dengan kulit bisa membantu mencegah kondisi ini.
6. Folikulitis Eosinofilik (Eosinophilic Folliculitis)
- Penyebab: Folikulitis ini lebih jarang terjadi dan dikaitkan dengan reaksi alergi atau kelainan sistem imun yang menyebabkan peradangan.
- Ciri-ciri: Biasanya terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, seperti pada pasien dengan HIV/AIDS. Ditandai dengan ruam kemerahan dan benjolan kecil berisi nanah.
- Pengobatan: Perawatan tergantung pada penyebab yang mendasari kondisi ini, dengan pengobatan imunologis atau antibiotik.
7. Folikulitis Dermatitis Perioral (Perioral Folliculitis)
- Penyebab: Sering dikaitkan dengan penggunaan steroid topikal yang berkepanjangan, yang dapat merusak pertahanan kulit dan menyebabkan infeksi pada folikel rambut.
- Ciri-ciri: Umumnya terjadi di sekitar mulut, hidung, atau dagu, dengan benjolan merah atau pustula.
- Pengobatan: Pengobatan dengan menghentikan penggunaan steroid dan penggunaan antibiotik atau krim antijamur, tergantung pada penyebabnya.
8. Folikulitis Klorina (Hot Tub Folliculitis)
- Penyebab: Infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa yang tumbuh subur di kolam air panas atau bak mandi air panas yang terkontaminasi.
- Ciri-ciri: Folikulitis ini biasanya terjadi setelah berendam di kolam atau bak mandi air panas dan ditandai dengan benjolan merah yang terasa gatal atau nyeri, sering kali muncul di bagian tubuh yang terendam air.
- Pengobatan: Dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, namun antibiotik mungkin diperlukan untuk infeksi yang lebih serius.
9. Folikulitis Dermatitis Seboroik
- Penyebab: Gangguan kulit seperti dermatitis seboroik, yang berhubungan dengan produksi minyak berlebih pada kulit, dapat menyebabkan peradangan pada folikel rambut.
- Ciri-ciri: Biasanya menyebabkan ruam atau kulit bersisik dengan benjolan merah di sekitar folikel rambut.
- Pengobatan: Biasanya diobati dengan sampo atau krim yang mengandung bahan aktif seperti selenium sulfida atau asam salisilat.
Penyebab Folikulitis
Folikulitis disebabkan oleh peradangan pada folikel rambut, yang dapat dipicu oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama folikulitis:
Penyakit folikulitis pada area kelamin dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut beberapa penyebab utama:
1. Gesekan dan Iritasi
- Mencukur rambut kemaluan dengan pisau cukur tumpul atau tidak bersih dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan folikel rambut, memicu infeksi.
- Pakaian dalam yang ketat atau berbahan yang tidak mudah menyerap udara) juga dapat menimbulkan gesekan dan memerangkap kelembapan, sehingga bakteri lebih mudah tumbuh dan menyebabkan infeksi.
2. Infeksi Bakteri
- Bakteri Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum dari folikulitis. Bakteri ini dapat dengan mudah masuk ke folikel rambut yang teriritasi atau terluka, menyebabkan infeksi.
3. Infeksi Jamur
- Jamur Candida albicans, yang juga dikenal sebagai penyebab infeksi jamur pada mulut (sariawan), terkadang bisa menyebabkan folikulitis pada area kelamin.
4. Kondisi Kulit Lainnya
- Eksim dan psoriasis dapat membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi, termasuk folikulitis pada area kelamin.
5. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
- Kondisi medis tertentu yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau diabetes, dapat meningkatkan risiko infeksi, termasuk folikulitis.
Baca Juga: Jerawat di Selangkangan: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Folikulitis
Mengatasi folikulitis bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan infeksi. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi folikulitis:
1. Perawatan Rumah
- Kompres Hangat:
Gunakan kompres hangat pada area yang terinfeksi selama 15-20 menit beberapa kali sehari. Ini dapat membantu meredakan nyeri, mengurangi peradangan, dan mempercepat proses penyembuhan. - Menjaga Kebersihan Kulit:
Pastikan kulit tetap bersih dan kering. Mandi dengan sabun antibakteri atau antiseptik ringan untuk membersihkan area yang terinfeksi dan mencegah infeksi lebih lanjut. - Hindari Menggaruk atau Memecahkan Benjolan:
Meskipun rasa gatal atau nyeri bisa mengganggu, hindari memecahkan benjolan atau menggaruknya karena bisa memperburuk infeksi atau menyebarkan bakteri lebih jauh. - Pakai Pakaian Longgar:
Pakaian yang ketat atau berbahan sintetis dapat menyebabkan iritasi dan memperburuk folikulitis. Gunakan pakaian yang longgar dan berbahan alami, seperti katun, untuk memberikan kulit lebih banyak sirkulasi udara.
2. Pengobatan Topikal
- Antibiotik Topikal:
Jika folikulitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik topikal seperti klindamisin atau mupirocin untuk dioleskan pada area yang terinfeksi. Penggunaan antibiotik ini akan membantu membunuh bakteri penyebab infeksi. - Krim atau Salep Antijamur:
Jika folikulitis disebabkan oleh infeksi jamur, dokter dapat meresepkan krim atau salep antijamur yang mengandung bahan seperti ketoconazole atau clotrimazole. - Krim Kortikosteroid (untuk peradangan):
Untuk mengurangi peradangan dan gatal, dokter bisa meresepkan salep atau krim kortikosteroid ringan, meskipun penggunaannya harus dibatasi untuk menghindari efek samping.
3. Antibiotik Oral
- Antibiotik Oral:
Jika folikulitis lebih parah atau tidak membaik dengan pengobatan topikal, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik oral seperti cephalexin atau dicloxacillin untuk membantu mengatasi infeksi bakteri. - Obat Antiviral (untuk infeksi virus):
Jika folikulitis disebabkan oleh infeksi virus (seperti herpes simplex), obat antivirus seperti asiklovir mungkin diperlukan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi gejala.
4. Perawatan untuk Folikulitis Pseudofolikulitis (Ingrown Hair)
- Menghindari Bercukur Terlalu Dekat:
Pseudofolikulitis sering disebabkan oleh rambut yang tumbuh ke dalam kulit setelah bercukur. Menghindari bercukur terlalu dekat dengan kulit dan menggunakan pisau cukur yang tajam dapat mengurangi risiko kondisi ini. - Eksfoliasi Kulit Secara Lembut:
Menggunakan scrub lembut atau bahan kimia seperti asam salisilat dapat membantu mencegah rambut tumbuh ke dalam dan menjaga kulit tetap bersih. - Obat Topikal:
Krim dengan bahan aktif seperti tretinoin (retinoid) bisa membantu mencegah folikel rambut tersumbat dan memudahkan rambut untuk tumbuh ke luar.
5. Terapi Laser atau Pengobatan Lain (untuk Folikulitis Berat atau Kronis)
- Terapi Laser:
Pada kasus folikulitis yang kronis atau parah, terapi laser bisa membantu mengatasi folikel rambut yang terinfeksi dan mencegah folikulitis berulang. Laser dapat menghancurkan kelenjar minyak dan bakteri penyebab infeksi. - Drainase Nanah:
Jika folikulitis berkembang menjadi abses (benjolan nanah yang besar), dokter mungkin perlu melakukan prosedur drainase untuk mengeluarkan nanah dan mengurangi peradangan.
Pencegahan Folikulitis
Pencegahan folikulitis penting untuk menghindari infeksi pada folikel rambut yang dapat menyebabkan peradangan dan ketidaknyamanan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah folikulitis:
- Menjaga Kebersihan Kulit
- Hindari Gesekan dan Iritasi
- Hindari Mencukur atau Mencabut Rambut dengan Kasar
- Menggunakan Produk Perawatan Kulit yang Tepat
- Perawatan Kulit Setelah Berolahraga atau Berkeringat
- Hindari Berendam di Air Terlalu Lama
- Gunakan Produk Penghilang Rambut yang Lembut
- Perawatan Kulit yang Tepat untuk Penderita HIV/AIDS
Tempat Pengobatan Folikulitis Terbaik di Klinik Utama Pandawa
Jika Anda sedang mengalami folikulitis, jangan biarkan kondisi ini mengganggu kenyamanan kulit Anda. Segera tangani dengan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat, seperti menjaga kebersihan kulit, menggunakan antibiotik atau salep yang direkomendasikan oleh dokter, dan menghindari pemicu iritasi.
Mengobati folikulitis sejak dini akan membantu mencegah peradangan yang lebih parah dan mencegah infeksi menyebar ke area lain, serta mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kulit jika gejala folikulitis tidak membaik atau jika Anda memiliki kekhawatiran.
Dengan pengobatan yang tepat dan perawatan kulit yang baik, Anda bisa mendapatkan kulit yang lebih sehat dan bebas dari iritasi. Segera ambil tindakan untuk menjaga kesehatan kulit Anda, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Refrensi
- WebMD 2025 What is Folliculitis?
- Healthline 2025 Folliculitis.

Admin Dokter Spesialis
Memberikan informasi dan tips kesehatan yang telah ditinjau oleh dokter Klinik Utama Pandawa.
Related Blogs

- May 12, 2025
Lipoma: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Lipoma adalah benjolan lunak yang terbentuk dari jaringan lemak dan tumbuh secara perlahan di bawah kulit. Umumnya, lipoma bersifat jinak.
Read More
- July 1, 2025
Cara Mengobati Kudis yang Tepat di.
Cara mengobati kudis tidak bisa dilakukan secara sembarangan, karena penyakit kulit ini sangat mudah menular dan bisa menyebabkan rasa gatal.
Read More