Sifilis Tersier: Tahap Paling Berbahaya pada Sifilis

Sifilis, yang merupakan infeksi menular seksual ini tak hanya menyerang organ intim, tapi juga bisa menjelma menjadi ancaman mematikan saat sudah masuk ke tahap tersier. Tersier adalah tahap akhir dari penyakit sifilis yang tidak terobati, yang memiliki tanda dengan kerusakan serius pada berbagai organ tubuh. 

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Tahap tersier dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal, membawa dampak berbahaya bagi kesehatan penderita.

Seperti Apa Gejala Sifilis Tersier

Gejala sifilis tersier bisa sangat bervariasi dan tergantung pada organ yang terkena. Beberapa komplikasi serius yang mungkin terjadi meliputi:

  • Gumma: Luka atau lesi yang bisa muncul pada kulit, tulang, dan organ dalam. Gummata ini dapat merusak jaringan di sekitarnya dan menyebabkan deformitas.
  • Sifilis Kardiovaskular: Infeksi ini dapat menyebabkan aneurisma aorta, kerusakan katup jantung, dan masalah kardiovaskular lainnya yang dapat berakibat fatal.
  • Neurosifilis: Sifilis dapat menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan gejala neurologis seperti gangguan mental, kejang, kehilangan memori, atau bahkan kelumpuhan.
  • Sifilis Okular: Infeksi ini dapat mempengaruhi mata, menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan.

Gejala sifilis tersier dapat sangat bervariasi dan seringkali muncul bertahun-tahun setelah infeksi awal. Karena gejalanya bisa menyerupai kondisi medis lainnya, penting untuk segera mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan dan memiliki riwayat infeksi sifilis atau penyakit menular seksual lainnya.

Source: Youtube Klinik Utama Pandawa

Konsultasi Dokter Online

Faktor Risiko Sifilis Tersier

Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami sifilis tersier:

1. Tidak Mendapat Pengobatan Tepat Waktu

Infeksi sifilis yang tidak diobati atau tidak diobati dengan benar dapat berkembang menjadi sifilis tersier. Tahap awal sifilis seringkali tidak menunjukkan gejala yang signifikan atau gejala yang muncul bisa hilang dengan sendirinya, membuat banyak orang mengabaikan pengobatan.

2. Praktik Seks Tidak Aman

Sifilis ditularkan melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Melakukan hubungan seksual tanpa kondom, terutama dengan pasangan yang status kesehatannya tidak diketahui, meningkatkan risiko infeksi sifilis dan perkembangan ke tahap tersier.

3. Memiliki Banyak Pasangan Seksual

Orang yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi sifilis, terutama jika tidak menggunakan proteksi yang memadai. Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi peluang terpapar infeksi menular seksual.

4. HIV atau Infeksi Menular Seksual Lainnya

Orang yang hidup dengan HIV atau infeksi menular seksual lainnya memiliki sistem kekebalan 

tubuh yang lebih lemah, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi sifilis dan komplikasinya. Co-infeksi dengan HIV dapat mempercepat perkembangan sifilis ke tahap tersier.

5. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan

Individu yang tidak memiliki akses mudah ke layanan kesehatan atau yang hidup di daerah dengan sumber daya medis yang terbatas mungkin tidak mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang diperlukan untuk sifilis. Kurangnya edukasi dan layanan kesehatan meningkatkan risiko perkembangan penyakit.

6. Penggunaan Narkoba Suntik

Penggunaan narkoba suntik dapat meningkatkan risiko infeksi sifilis melalui praktik berbagi jarum yang tidak steril. Selain itu, penggunaan narkoba sering dikaitkan dengan perilaku seksual berisiko yang dapat meningkatkan peluang tertular sifilis.

7. Riwayat Infeksi Sifilis Sebelumnya

Orang yang pernah terinfeksi sifilis sebelumnya dan tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami reinfeksi dan perkembangan ke tahap tersier.

Apakah Sifilis Tahap Tersier Bisa Sembuh?

Sifilis tahap tersier, yang merupakan tahap lanjut dari infeksi sifilis yang tidak diobati, dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh seperti otak, mata, jantung, tulang, dan sistem saraf. Meskipun sifilis tahap tersier bisa terobati, kerusakan yang telah terjadi pada organ tubuh mungkin tidak dapat pulih sepenuhnya. 

Pengobatan umumnya melibatkan antibiotik seperti penisilin, yang diberikan dalam dosis yang sesuai dan sesuai dengan panduan medis. Meskipun antibiotik dapat membunuh bakteri penyebab sifilis (Treponema pallidum), pengobatan untuk sifilis tahap tersier dapat lebih kompleks dan memerlukan pengawasan medis yang ketat untuk memantau respons terhadap terapi dan mengelola komplikasi yang mungkin timbul. 

Jika Anda mencurigai diri Anda terpapar sifilis, segera lakukan tes dan konsultasikan dengan dokter di klinik kulit Jakarta. Pengobatan dini dengan antibiotik dapat membantu mencegah komplikasi yang serius, termasuk sifilis tersier.

Jangan Sampai Parah, Atasi Sifilis di Klinik Utama Pandawa

Spesialis Kulit dan Kelamin

Untuk mengatasi sifilis sebelum mencapai tahap yang parah, Klinik Utama Pandawa menawarkan penanganan komprehensif dan terpercaya. Klinik Utama Pandawa menyediakan layanan pemeriksaan dan diagnosis yang akurat untuk memastikan pengobatan yang tepat waktu. 

Penggunaan antibiotik, khususnya penisilin, merupakan pendekatan utama dalam mengobati sifilis untuk menghentikan perkembangan infeksi. Selain itu, pasien juga akan mendapatkan pemantauan teratur untuk memastikan respons terhadap pengobatan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Dengan tenaga medis yang berpengalaman dan fasilitas yang modern, Klinik Utama Pandawa siap memberikan perawatan terbaik untuk mengatasi sifilis dan memastikan kesehatan yang optimal bagi pasien.

Konsultasi Dokter Online
Referensi
Share: