5 Mitos Penyakit Sifilis yang Wajib Diketahui | Klinik Kulit Kelamin

Sifilis adalah salah satu penyakit yang sangat menakutkan bagi banyak orang. Penyakit yang satu ini muncul pertama kali di Eropa di abad ke-15. Ketika pertama kali ditemukan, penyakit ini penuh misteri. Tidak ada yang tahu dari mana sifilis berasal, apa penyebabnya, atau bagaimana cara menyembuhkannya.

Hal itu kemudian menciptakan sebuah mitos yang bertahan selama berabad-abad. Anehnya, bahkan di zaman kita yang dianggap ilmiah, mitos tentang sifilis masih berlimpah. Mitos-mitos ini bertahan meskipun para ilmuwan sekarang tahu betul apa yang menyebabkan sifilis.

Agar tidak bingung dengan berbagai mitos yang beredar, anda wajib sekali mengetahui fakta dan mitos soal penyakit sifilis. Apa saja fakta dan mitos penyakit sifilis? Berikut pembahasannya!

1. Tidak Ada Sifilis di Masa Depan

“Salah satu mitos besar adalah sifilis sudah tidak ada lagi,” kata Jane Bogart, EdD, Dikretur Pusat Kesehatan Mahasiswa Universitas Columbia di New York City dan penulis Sexploration: The Ultimate Guide to Feeling Truly Great in Bed.

Banyak orang menganggap sifilis sebagai penyakit yang sudah lama terjadi, membunuh banyak orang, tetapi tidak lagi mengkhawatirkan saat ini.

“Orang-orang akan berpikir, ‘Bukankah sifilis sudah hilang?’” kata Damian P. Alagia III, MD, direktur medis senior kesehatan wanita untuk Quest Diagnostics yang berbasis di wilayah Washington, DC. Seperti Bogart, dia telah bertemu dengan orang-orang yang secara keliru percaya bahwa sifilis tidak lagi menjadi masalah.

Source: Youtube / Klinik Utama Pandawa

Faktanya, Sifilis saat ini cukup sering ditemui di masyarakat. Dari tahun ke tahun, tingkat sifilis di Amerika Serikat cenderung naik sejak tahun 2000. Tingkat sifilis meningkat untuk orang-orang dengan semua preferensi seksual, termasuk heteroseksual. Tetapi tingkat semua penyakit menular seksual, termasuk sifilis, sangat tinggi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria dan di antara orang kulit hitam Amerika.

Di tempat lain, di beberapa bagian Kanada dan Eropa, tingkat sifilis juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

2. Sifilis Bikin Gila

“Sebelum ada pengobatan efektif untuk sifilis, yaitu antibiotik, beberapa orang yang sangat terkenal menderita sifilis stadium akhir, dan salah satu gejalanya sebenarnya adalah kegilaan,” kata Bogart.

Tapi sifilis hari ini benar-benar dapat disembuhkan, terutama jika didiagnosis dan diobati pada awal perjalanan penyakit.

Baca Juga: Sifilis Stadium 1, Stadium 2, Laten dan Tersier

“Kebanyakan orang tidak berkembang ke tahap akhir itu kecuali jika tidak diobati,” katanya.

3. Penyakit Sifilis Tidak Bisa Diobati

Memang benar, jika diagnosis terlambat dilakukan, kerusakan organ apa pun yang sudah disebabkan oleh sifilis mungkin terbukti tidak dapat diubah. Menurut Bogart, Sifiilis bisa disembuhkan terutama ketika antibiotik telah ditemukan.

Saat ini cukup banyak Klinik Kulit dan Kelamin yang menyediakan jasa untuk pengobatan sifilis. Salah satunya adalah Klinik Utama Pandawa yang sudah sangat berpengalaman dalam menangani penyakit kulit dan kelamin.

4. Sifilis Adalah Penyakit Keturunan

Di masa lalu, ada mitos yang mengatakan bahwa sifilis bisa diturunkan. Itu akan menginfeksi orang yang lahir dari hubungan seksual itu, yang kemudian dapat menularkannya kepada anak-anaknya, dan seterusnya selama beberapa generasi.

Sekarang diketahui bahwa ini tidak benar, meskipun seorang wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkannya kepada bayinya, seringkali itu tidak terjadi.

Baca Juga: Apa Perbedaan Gonore dan Sifilis? Berikut Ciri-cirinya!

5. Penyakit Sifilis Hanya Bisa Memasuki Penis Lembek

Ada mitos dari masa lalu yang cukup terkenal mengatakan jika ejakulasi saat berhubungan seks dengan wanita sifilis membuat pria rentan terhadap infeksi. Sebenarnya, begitu seorang pria berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi, dia rentan apakah dia mengalami ejakulasi atau tidak.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit sifilis, usahakan supaya anda langsung berkonsultasi dengan ahlinya. Anda bisa datang ke Klinik Kulit dan Kelamin terdekat yang memiliki dokter serta tenaga medis mumpuni untuk membahas hal tersebut.

Usahakan juga memilih Klinik Kulit dan Kelamin yang memiliki teknologi terbaru, modern, dan menjaga identitas pasien dengan baik agar anda nyaman ketika berkonsultasi.

Referensi:

Share: