Biaya Operasi Peyronie – Klinik Utama Pandawa

Operasi menjadi salah satu opsi pengobatan bagi penderita penyakit Peyronie yang mengalami kelengkungan atau pembengkokan penis yang signifikan. 

Meskipun penyebab pasti penyakit ini belum sepenuhnya dipahami, operasi sering kali menjadi pilihan ketika perubahan bentuk penis yang signifikan mengganggu fungsi seksual dan psikologis seseorang. 

Sebelum kita membahas biaya operasi, mari kita mengulas dengan singkat apa itu penyakit Peyronie.

Kenali, penyakit Peyronie (Source: Youtube/Klinik Utama Pandawa)

Apa itu Penyakit Peyronie?

Penyakit Peyronie adalah kondisi medis yang memengaruhi penis pria. Dikenal juga sebagai “Bent Penis Syndrome,” penyakit ini ditandai oleh pembentukan jaringan parut yang keras di dalam penis.

Hal ini bisa menyebabkan penis melengkung atau membengkok secara tidak wajar saat ereksi, yang tentu saja akan menjadi menyakitkan.

Penyebab Peyronie

Meskipun penyebab pasti kondisi ini belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangannya.

Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin terkait dengan penyakit Peyronie:

1. Cedera atau Trauma 

Salah satu faktor yang mungkin memicu penyakit Peyronie adalah cedera atau trauma pada penis. 

Cedera ini bisa terjadi selama aktivitas seksual yang intens, kecelakaan, atau bahkan manipulasi yang tidak hati-hati pada penis.

2. Peradangan Kronis 

Proses peradangan yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penumpukan jaringan parut di dalam penis. 

Peradangan kronis ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk infeksi atau masalah kesehatan lainnya.

3. Faktor Genetik 

Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa faktor genetik mungkin memiliki peran dalam perkembangan penyakit Peyronie. 

Jika ada riwayat keluarga dengan kondisi serupa, risiko mengembangkan penyakit ini mungkin sedikit lebih tinggi.

4. Kelainan Autoimun 

Kelainan sistem kekebalan tubuh yang mengarah pada reaksi autoimun juga telah dikaitkan dengan penyakit Peyronie. Reaksi ini dapat memicu peradangan dan pembentukan jaringan parut.

5. Usia 

Meskipun penyakit Peyronie dapat memengaruhi pria dari segala usia, kecenderungan untuk mengembangkannya mungkin meningkat seiring bertambahnya usia. Proses penuaan dapat mempengaruhi elastisitas jaringan penis.

6. Gaya Hidup dan Kesehatan Umum 

Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan ketidakseimbangan hormon, juga dapat memainkan peran dalam perkembangan penyakit ini.

7. Predisposisi Medis Lainnya 

Beberapa kondisi medis, seperti diabetes dan penyakit jaringan ikat, juga dapat meningkatkan risiko penyakit Peyronie.

Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor di atas mungkin berkontribusi secara bersamaan dalam perkembangan penyakit Peyronie pada seseorang. 

Namun, setiap individu dapat memiliki pengalaman yang berbeda, dan belum ada konsensus sepenuhnya mengenai penyebab pasti kondisi ini.

Artikel Lainnya: 11 Penyebab Penis Bengkak dan Cara Mengatasinya

Gejala Peyronie

Gejala penyakit ini dapat bervariasi antara satu individu dan lainnya. Berikut adalah beberapa gejala umum yang mungkin terjadi pada penderita penyakit Peyronie:

1. Pembengkokan atau Kelengkungan Penis 

Salah satu gejala yang paling khas dari penyakit Peyronie adalah pembengkokan atau kelengkungan penis saat ereksi. 

Pembengkokan ini bisa menjadi sangat nyata dan bahkan menyebabkan ketidaknyamanan selama hubungan seksual.

2. Plak atau Tonjolan Keras 

Pada beberapa kasus, terbentuknya plak atau tonjolan keras di dalam penis adalah gejala yang muncul. Plak ini bisa dirasakan sebagai area yang lebih keras dan tidak biasa pada jaringan penis.

3. Nyeri atau Ketidaknyamanan 

Penderita penyakit Peyronie mungkin merasakan nyeri atau ketidaknyamanan saat ereksi. Rasa sakit ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah.

4. Perubahan Panjang atau Lebar Penis 

Beberapa penderita melaporkan perubahan dalam panjang atau lebar penis mereka. Ini bisa menjadi akibat dari penekukan atau kelengkungan yang terjadi.

5. Kehilangan Kemampuan Ereksi 

Pada beberapa kasus, penyakit Peyronie dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai ereksi yang memadai.

Diagnosis Peyronie

Diagnosis penyakit Peyronie melibatkan serangkaian langkah dan prosedur medis yang dilakukan oleh dokter untuk mengidentifikasi kondisi ini dengan akurat. 

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses diagnosis penyakit Peyronie:

1. Wawancara Medis 

Langkah pertama dalam proses diagnosis adalah wawancara medis antara pasien dan dokter. Dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami, riwayat kesehatan, serta riwayat keluarga terkait kondisi ini.

2. Pemeriksaan Fisik 

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada penis untuk mencari tanda-tanda seperti pembengkokan, plak keras, atau perubahan bentuk. 

Pemeriksaan ini mungkin melibatkan pemeriksaan saat penis ereksi dan tidak ereksi.

3. Pemeriksaan Visual 

Dokter mungkin juga meminta pasien untuk menunjukkan pembengkokan atau kelengkungan yang dialami pada penis saat ereksi. 

Ini membantu dalam menilai tingkat kelengkungan dan dampaknya.

4. Tes Tambahan

Terkadang, dokter mungkin merujuk pasien untuk menjalani tes tambahan seperti ultrasound Doppler. 

Tes ini membantu dalam melihat struktur dalam penis, aliran darah, dan adanya plak atau jaringan parut.

5. Penilaian Fungsional 

Dokter juga dapat menilai fungsi ereksi pasien, seperti kemampuan mencapai dan mempertahankan ereksi. Hal ini membantu dalam memahami dampak kondisi ini terhadap performa seksual.

6. Riwayat Medis Lengkap 

Dokter mungkin juga akan meminta riwayat medis lengkap pasien, termasuk riwayat penyakit lainnya, obat-obatan yang dikonsumsi, dan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada kondisi ini.

7. Konsultasi dengan Spesialis 

Jika diperlukan, dokter dapat merujuk pasien kepada spesialis urologi atau ahli bedah yang memiliki keahlian khusus dalam mengatasi penyakit Peyronie.

Baca Juga: Pria Wajib Waspada, Berikut 6 Faktor Penyebab Mr. P Menciut

Pengobatan Peyronie dengan Metode Operasi

Pengobatan penyakit Peyronie dengan metode operasi dapat menjadi pilihan bagi mereka yang mengalami kelengkungan atau pembengkokan penis yang signifikan dan mengganggu. 

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit Peyronie. Dua jenis operasi umum meliputi:

  • Plicatura

Operasi ini melibatkan penyempitan sisi sehat dari penis untuk mengkompensasi kelengkungan pada sisi yang terkena. Prosedur ini membantu mengoreksi pembengkokan.

  • Penghilangan Plak atau Jaringan Parut 

Operasi ini melibatkan pengangkatan plak atau jaringan parut yang mengakibatkan pembengkokan. Setelah pengangkatan, jaringan yang sehat dapat membantu memperbaiki kelengkungan.

Prosedur Operasi Peyronie

Prosedur operasi untuk penyakit Peyronie adalah langkah medis yang dilakukan untuk mengoreksi kelengkungan atau pembengkokan penis yang disebabkan oleh pembentukan jaringan parut. 

Berikut adalah gambaran umum tentang prosedur operasi penyakit Peyronie:

1. Anestesi

Prosedur operasi biasanya dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum atau lokal, tergantung pada jenis operasi dan preferensi pasien.

2. Akses ke Penis 

Dokter akan membuat sayatan kecil di area yang tepat pada penis. Sayatan ini dirancang untuk memberikan akses ke plak atau jaringan parut yang menyebabkan kelengkungan.

3. Pengangkatan Plak atau Jaringan Parut 

Pada jenis operasi ini, dokter akan mengangkat plak atau jaringan parut yang mengeras di dalam penis. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kelengkungan penis ke posisi yang lebih normal.

4. Penyempitan Sisi Sehat 

Dalam beberapa kasus, terutama pada operasi jenis plicatura, dokter dapat melakukan penyempitan sisi sehat dari penis.

Hal ini berguna untuk mengompensasi kelengkungan dan memperbaiki bentuk penis.

5. Pemulihan Plastik 

Setelah prosedur pengangkatan atau penyempitan selesai, dokter akan merapikan jaringan dan kulit di sekitar penis. 

Sayatan kecil tersebut akan dijahit dengan benang yang dapat larut sendiri atau akan diangkat dalam kunjungan follow-up.

6. Pemulihan Pasca Operasi 

Setelah operasi, tim medis akan memantau pasien dalam ruang pemulihan sebelum mendapatkan izin untuk pulang. 

Dokter akan memberikan panduan tentang perawatan luka, penggunaan obat penghilang rasa sakit, dan aktivitas apa yang boleh selama masa pemulihan.

7. Kunjungan Follow-up 

Pasien akan mendapatkan penjadwalan untuk kunjungan follow-up untuk memantau proses pemulihan dan memeriksa hasil operasi. 

Dokter juga akan memberikan panduan mengenai aktivitas seksual yang aman selama masa pemulihan.

Baca Juga: 11 Penyebab Benjolan di Penis dan Macam-macam Penyakitnya

Biaya Operasi Peyronie

Penting untuk memahami bahwa biaya operasi penyakit Peyronie dapat bervariasi berdasarkan beberapa faktor. 

Berikut adalah beberapa pertimbangan dan informasi penting mengenai biaya operasi untuk penyakit Peyronie:

1. Jenis Operasi 

Ada beberapa jenis operasi untuk mengatasi kelengkungan penis akibat penyakit Peyronie. 

Biaya operasi dapat bervariasi tergantung pada jenis operasi, kompleksitas prosedur, serta menggunakan teknik dan peralatan apa saat proses operasi.

2. Lokasi dan Fasilitas 

Lokasi fasilitas medis tentu saja akan berpengaruh pada total biaya. Fasilitas medis di daerah perkotaan atau kawasan dengan biaya hidup tinggi mungkin memiliki biaya operasi yang lebih tinggi daripada daerah lain.

3. Tenaga Medis dan Ahli Bedah 

Biaya operasi juga mencakup honorarium tenaga medis, seperti dokter ahli bedah dan tim medis yang terlibat dalam prosedur. 

Tingkat pengalaman dan reputasi tenaga medis juga dapat mempengaruhi biaya.

4. Biaya Pascabedah 

Setelah operasi, mungkin perlu adanya perawatan lanjutan seperti pemulihan dan pemantauan. 

Biaya pascabedah seperti kunjungan follow-up, perawatan luka, dan terapi pemulihan juga harus mendapat pertimbangan.

5. Asuransi Kesehatan 

Beberapa jenis asuransi kesehatan mungkin mencakup biaya operasi untuk penyakit Peyronie. 

Penting untuk berbicara dengan penyedia asuransi Anda untuk memahami cakupan dan persyaratan yang berlaku.

Ingatlah bahwa biaya operasi penyakit Peyronie dapat bervariasi, dan faktor-faktor di atas akan memengaruhi total biaya.

Umumnya, operasi seperti ini bisa menghabiskan biaya jutaan sampai puluhan juta rupiah, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Kapan Harus ke Dokter?

Penting untuk diingat bahwa gejala penyakit Peyronie dapat berkembang secara perlahan dan mungkin tidak langsung terlihat. 

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas atau memiliki kekhawatiran tentang kondisi penis Anda, segera konsultasikan dengan dokter. 

Diagnosis dini dapat membantu dalam merencanakan pengelolaan dan pengobatan yang sesuai untuk mengurangi dampak gejala pada kualitas hidup Anda.

Untuk berkonsultasi dan melakukan pengobatan peyronie dengan biaya terjangkau, Anda bisa mengunjungi klinik kelamin terbaik di Jakarta, yaitu Klinik Utama Pandawa.

Klinik kulit dan kelamin milik Klinik Utama Pandawa memiliki dokter yang profesional dengan fasilitas pendukung pengobatan yang lengkap dan modern.

Untuk berkonsultasi dengan dokter via online secara gratis, Anda bisa langsung klik link di bawah ini.

Pertanyaan-Pertanyaan Terkait dengan Biaya Operasi Peyronie

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang kerap muncul saat membicarakan tentang operasi peyronie:

1. Apakah peyronie bisa sembuh total?


Peyronie kadang-kadang bisa sembuh sendiri, tetapi beberapa kasus memerlukan perawatan medis untuk mengurangi gejalanya.

2. Apakah Peyronie berbahaya?


Peyronie umumnya tidak berbahaya secara langsung, tetapi bisa menyebabkan masalah ereksi dan psikologis pada beberapa kasus.

3. Berapa lama pemulihan setelah operasi?


Pemulihan setelah operasi penyakit Peyronie dapat bervariasi tergantung pada jenis prosedur, namun biasanya memerlukan beberapa minggu hingga beberapa bulan.

4. Apakah operasi ini aman?


Operasi untuk penyakit Peyronie melibatkan risiko seperti infeksi dan perdarahan. Namun, risiko ini bisa mendapat pengelolaan dengan baik oleh dokter yang berkualifikasi.

5. Apakah penyakit peyronie menular


Tidak, penyakit Peyronie tidak menular. Ini adalah kondisi yang mempengaruhi jaringan penis dan tidak bisa menular dari satu orang ke orang lain.

Referensi:

Share: