Konsultasi Dokter Online Konsultasi Dokter Online
Gedung Baja Tower B, Lt. GF2, Jl. Pangeran Jayakarta No.55, Jakarta Pusat. 10730.
0811-742-777
Blog Details Image

Vaginitis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang umum dialami wanita dari berbagai usia. Kondisi ini menyebabkan rasa tidak nyaman, gatal, keputihan yang tidak normal, dan bau tidak sedap. 

Vaginitis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan peradangan pada vagina. Vagina adalah saluran yang menghubungkan leher rahim (serviks) ke bagian luar tubuh. 

Penyebab Vaginitis

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan vaginitis. Penyebab utama biasanya melibatkan ketidakseimbangan bakteri atau infeksi di dalam vagina. Berikut adalah beberapa penyebab umum vaginitis:

1. Infeksi Bakteri (Bacterial Vaginosis)

  • Bacterial vaginosis adalah jenis vaginitis yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika bakteri “baik” di vagina, seperti Lactobacillus, menurun jumlahnya, sehingga memungkinkan bakteri “jahat” berkembang biak secara berlebihan.
  • Penyebabnya bisa terkait dengan perubahan hormonal, penggunaan douche, atau hubungan seksual tanpa perlindungan.

2. Infeksi Jamur (Kandidiasis)

  • Vaginitis jenis ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jamur Candida, yang biasanya hidup dalam jumlah kecil di vagina tanpa menimbulkan masalah.
  • Faktor risiko kandidiasis meliputi penggunaan antibiotik, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

3. Infeksi Parasit (Trikomoniasis)

  • Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis.
  • Infeksi ini sering ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom.

4. Reaksi Alergi atau Iritasi

  • Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau iritasi akibat penggunaan produk tertentu seperti sabun, deterjen, pembalut, atau pelumas.
  • Penggunaan produk dengan bahan kimia keras dapat mengganggu keseimbangan pH di vagina.

5. Atrofi Vagina (Vaginitis Atrofi)

Jenis ini biasanya terjadi pada wanita menopause karena penurunan kadar estrogen. Penurunan hormon ini dapat menyebabkan penipisan dinding vagina, yang meningkatkan risiko iritasi dan infeksi.

Gejala Utama

Gejala vaginitis dapat bervariasi, tetapi beberapa gejala umum meliputi:

1. Keputihan Tidak Normal

Keputihan yang terjadi mungkin berubah warna, tekstur, atau jumlahnya. Misalnya:

  • Putih pekat dan menggumpal (seperti susu basi): Biasanya terjadi pada infeksi jamur.
  • Kuning kehijauan berbusa: Gejala dari trikomoniasis.
  • Kuning atau abu-abu dengan bau amis: Tanda infeksi bakteri vaginosis.

2. Bau Tidak Sedap

Bau amis atau menyengat, terutama setelah berhubungan seksual, sering kali menjadi tanda vaginitis bakteri.

3. Gatal atau Iritasi pada Vagina

Area vagina terasa gatal, perih, atau tidak nyaman. Hal ini dapat diperburuk oleh gesekan pakaian atau aktivitas sehari-hari.

4. Kemerahan dan Pembengkakan

Vagina atau vulva mungkin tampak kemerahan, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh.

5. Nyeri atau Sensasi Terbakar

  • Saat buang air kecil (disuria).
  • Selama atau setelah berhubungan seksual.

6. Pendarahan Ringan

Dalam beberapa kasus, vaginitis dapat menyebabkan pendarahan ringan atau bercak darah di luar siklus menstruasi.

Dengan memahami gejala dan penyebabnya, kita bisa mengambil langkah pengobatan dan pencegahan yang tepat. 

Apakah Vaginitis Bisa Sembuh Sendiri?

Vaginitis, atau peradangan pada vagina, terkadang dapat sembuh dengan sendirinya jika penyebabnya adalah iritasi ringan atau perubahan sementara pada area intim, seperti reaksi terhadap produk tertentu. 

Namun, kemampuan tubuh untuk mengatasi kondisi ini secara alami bergantung pada penyebabnya dan kondisi kesehatan masing-masing individu. 

Dalam beberapa kasus, gejala ringan seperti rasa tidak nyaman atau keputihan dapat mereda setelah beberapa hari dengan sendirinya, terutama jika faktor pemicu dihilangkan.

Meskipun demikian, tidak semua kasus dapat sembuh tanpa intervensi. Jika gejala seperti gatal, nyeri, keputihan tidak normal, atau bau yang tidak sedap berlangsung lebih dari beberapa hari, hal ini mungkin menandakan adanya infeksi atau gangguan lain yang memerlukan perhatian medis. 

Oleh karena itu, penting untuk memantau gejala Anda dan tidak mengabaikannya, terutama jika kondisinya terus berlanjut atau memburuk.

CTA Konsultasi Dokter Online

Pengobatan Vaginitis

Pengobatan kondisi ini bergantung pada penyebabnya. Berikut adalah penjelasan pengobatan berdasarkan jenis vaginitis:

1. Pengobatan Bakterial Vaginosis (BV)

Bakterial vaginosis terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di vagina.

  • Antibiotik Oral: Seperti metronidazole atau clindamycin.
  • Antibiotik Topikal: Metronidazole gel atau clindamycin cream yang dioleskan langsung ke vagina.

2. Pengobatan Infeksi Jamur (Candidiasis)

Candidiasis disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida.

  • Obat Antijamur Topikal: Clotrimazole atau miconazole dalam bentuk krim atau supositoria.
  • Obat Oral: Fluconazole sebagai pilihan untuk infeksi berat atau berulang.

3. Pengobatan Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi parasit Trichomonas vaginalis.

  • Obat Oral: Metronidazole atau tinidazole, biasanya dosis tunggal.
  • Catatan: Pasangan seksual juga harus diobati untuk mencegah reinfeksi.

4. Pengobatan Vaginitis Akibat Iritasi atau Alergi

Jika disebabkan oleh bahan iritan seperti sabun beraroma atau produk tertentu:

  • Hindari pemicu iritasi.
  • Gunakan krim kortikosteroid ringan untuk mengurangi peradangan (sesuai resep dokter).

5. Pengobatan Vaginitis Atrofi (Atrophic Vaginitis)

Vaginitis atrofi disebabkan oleh penurunan hormon estrogen, sering dialami wanita menopause.

  • Krim Estrogen Topikal: Estradiol atau estriol untuk meningkatkan kelembapan vagina.
  • Terapi Hormon Sistemik: Diberikan jika diperlukan, sesuai anjuran dokter.

6. Pengobatan Vaginitis Akibat Infeksi Menular Seksual (IMS)

Jika vaginitis disebabkan oleh IMS seperti gonore atau klamidia:

  • Antibiotik: Gonore diobati dengan ceftriaxone, sedangkan klamidia memerlukan azithromycin atau doxycycline.

7. Tips Pencegahan Vaginitis

  • Jaga kebersihan area intim dengan cara yang tepat (hindari sabun beraroma dan douching).
  • Gunakan pakaian dalam berbahan katun.
  • Praktikkan hubungan seksual yang aman, seperti menggunakan kondom.
  • Konsumsi probiotik untuk menjaga keseimbangan flora vagina.

Jika gejala vaginitis tidak membaik setelah pengobatan atau sering kambuh, segera konsultasikan dengan dokter di klinik spesialis kulit dan kelamin terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penyesuaian terapi.

Jangan Sampai Terlambat! Atasi Vaginitis di Klinik Utama Pandawa

konsultasi dokter online gratis klinik pandawa

Jangan biarkan vaginitis mengganggu kesehatan dan aktivitas Anda sehari-hari! Segera atasi masalah ini dengan perawatan terbaik di Klinik Utama Pandawa, tempat Anda mendapatkan penanganan dari dokter spesialis berpengalaman yang siap membantu Anda kembali nyaman dan percaya diri. 

Dengan fasilitas medis modern dan layanan profesional, kami memastikan Anda mendapatkan solusi yang tepat untuk kesehatan area intim Anda. Jangan tunggu hingga gejala semakin parah, segera konsultasikan di Klinik Utama Pandawa dan rasakan perbedaannya!

CTA Konsultasi Dokter Online
Referensi
  • WebMD (2024), Vaginitis (Vaginal Infection).
  • MedicalNewsToday (2024), Causes, symptoms, and treatment of vaginitis.
Tag Here
Mulai Chat
Halo!
Dokter spesialis Klinik Utama Pandawa siap menjawab keluhan Anda.