Penyakit sifilis, yang juga dikenal sebagai raja singa, adalah infeksi menular seksual (IMS) seperti gonore disebabkan oleh bakteri.
Penyakit ini dapat menyerang pria maupun wanita dan ditularkan melalui kontak seksual. Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan komplikasi serius yang memengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk otak, jantung, dan saraf.
Penyakit ini sering disebut sebagai “penyakit seribu wajah” karena gejalanya yang beragam dan dapat menyerupai banyak kondisi medis lainnya.
Penyebab dan Faktor Risiko
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini biasanya menyebar melalui kontak seksual dengan seseorang yang sudah terinfeksi.
Kontak langsung dengan luka sifilis (chancre) pada alat kelamin, anus, mulut, atau bibir adalah cara utama penularannya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab dan faktor risikonya:
1. Memiliki Banyak Pasangan Seksual
Orang yang memiliki banyak pasangan seksual berisiko lebih tinggi terpapar bakteri penyebab sifilis.
2. Tidak Menggunakan Kondom
Tidak menggunakan kondom secara konsisten selama hubungan seksual meningkatkan risiko tertular.
3. Riwayat PMS Lain
Seseorang yang pernah mengalami penyakit menular seksual lain, seperti gonore atau klamidia, lebih rentan terhadap sifilis.
4. Penggunaan Narkoba
Penggunaan obat-obatan terlarang, terutama jarum suntik bersama, dapat menjadi media penularan bakteri sifilis.
5. Hubungan Seksual Sesama Jenis
Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL) memiliki risiko lebih tinggi terkena sifilis dibandingkan kelompok lain.
Beberapa faktor risiko, seperti perilaku seksual berisiko dan kurangnya penggunaan kondom, memainkan peran besar dalam penyebaran penyakit ini.
Edukasi, deteksi dini, dan pengobatan segera adalah kunci untuk mencegah komplikasi sifilis yang lebih serius.
Sifilis berkembang melalui beberapa tahap, dengan gejala yang berbeda di setiap tahapnya. Penting untuk diingat bahwa seseorang dapat terinfeksi sifilis dan tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik), terutama pada tahap awal.
1. Tahap Primer
Tahap awal ini terjadi sekitar 10-90 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Treponema pallidum.
Gejala Utama:
Luka (chancre): Luka kecil, keras, tidak nyeri, dan berbentuk bundar muncul di area tempat bakteri masuk ke tubuh. Luka ini biasanya muncul di alat kelamin, anus, mulut, atau bagian tubuh lain yang terpapar selama hubungan seksual.
Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Kelenjar getah bening di dekat luka sering kali membesar.
Luka pada tahap ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 3-6 minggu meskipun infeksi masih ada di dalam tubuh.
2. Tahap Sekunder
Tahap ini dimulai beberapa minggu setelah luka primer sembuh dan dapat berlangsung selama 1-3 bulan.
Gejala Utama:
Ruam Kulit: Ruam berbentuk bintik merah kecokelatan sering muncul di telapak tangan, telapak kaki, atau bagian tubuh lainnya. Ruam ini biasanya tidak gatal.
Kondiloma Lata: Lesi basah berwarna abu-abu atau putih muncul di area lembap seperti alat kelamin, anus, atau mulut.
Gejala Flu: Termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan sakit tenggorokan.
Rambut Rontok: Kehilangan rambut dalam jumlah kecil atau bercak.
Penurunan Berat Badan: Terjadi secara bertahap seiring dengan munculnya gejala lain.
Gejala tahap sekunder juga dapat hilang tanpa pengobatan, tetapi infeksi akan berlanjut ke tahap berikutnya.
3. Tahap Laten (Tersembunyi)
Tahap laten adalah fase di mana tidak ada gejala yang terlihat, tetapi bakteri masih ada di dalam tubuh.
Ciri-ciri Tahap Laten:
Fase ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa gejala apa pun.
Jika tidak diobati, sifilis laten dapat berkembang menjadi tahap tersier, yang jauh lebih berbahaya.
Sifilis laten dibagi menjadi dua:
Laten Dini: Terjadi dalam 12 bulan pertama setelah infeksi.
Laten Akhir: Terjadi setelah 12 bulan atau lebih.
4. Tahap Tersier
Tahap sifilis tersier adalah tahap paling serius dan biasanya terjadi bertahun-tahun (bahkan 10-30 tahun) setelah infeksi awal jika sifilis tidak diobati.
Gejala Utama:
Gumma: Luka atau lesi jaringan lunak yang dapat muncul di kulit, tulang, hati, atau organ lain.
Kerusakan Organ Vital: Kerusakan permanen pada jantung, pembuluh darah, otak, atau sumsum tulang belakang.
Neurosifilis: Infeksi yang memengaruhi sistem saraf pusat, menyebabkan sakit kepala, kebingungan, kelumpuhan, atau demensia.
Gangguan Penglihatan atau Kebutaan: Akibat kerusakan saraf optik.
Masalah Jantung: Termasuk aneurisma atau peradangan pembuluh darah besar seperti aorta.
Tahap ini bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani.
5. Sifilis Kongenital
Sifilis kongenital adalah sifilis yang ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan.
Gejala pada bayi baru lahir:
Ruam kulit.
Pembengkakan hati dan limpa.
Cacat tulang atau kelainan wajah.
Komplikasi: Kematian janin atau kelahiran prematur.
Jika Anda atau pasangan mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengobatan Sifilis
Pengobatan sifilis bertujuan untuk memberantas bakteri Treponema pallidum dari dalam tubuh dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Kabar baiknya, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotik, terutama jika terdeteksi dan diobati pada tahap awal.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan tidak dapat memulihkan kerusakan organ yang telah terjadi pada tahap lanjut. Berikut adalah informasi lengkap mengenai pengobatan sifilis:
1. Obat Utama untuk Sifilis
Antibiotik Penicillin G Benzathine
Obat ini adalah standar emas dalam pengobatan sifilis.
Diberikan melalui injeksi intramuskular (suntikan ke otot).
Dosis:
Sifilis tahap primer, sekunder, dan awal laten: 1 dosis tunggal.
Sifilis laten lebih dari 1 tahun atau tanpa diketahui durasinya: 1 dosis setiap minggu selama 3 minggu berturut-turut.
Jika alergi terhadap penisilin, dokter mungkin meresepkan alternatif seperti:
Doksisiklin (diminum selama 14–28 hari).
Tetrasiklin (alternatif lainnya).
2. Pengobatan Berdasarkan Tahap Sifilis
Tahap Primer dan Sekunder:
Pengobatan paling efektif jika dilakukan pada tahap ini.
Satu suntikan Penicillin G Benzathine biasanya cukup untuk menghentikan infeksi.
Tahap Laten:
Jika laten kurang dari 1 tahun: Satu suntikan Penicillin G Benzathine.
Jika laten lebih dari 1 tahun: Tiga dosis diberikan secara mingguan.
Tahap Tersier:
Pengobatan lebih kompleks karena kerusakan organ yang terjadi mungkin permanen.
Suntikan penisilin tetap digunakan, namun terapi tambahan mungkin diperlukan untuk mengatasi komplikasi seperti neurosifilis atau masalah jantung.
Neurosifilis dan Ocular Syphilis:
Diberikan Penicillin G intravena (melalui pembuluh darah) selama 10–14 hari.
3. Pengobatan untuk Sifilis Kongenital (Bayi Baru Lahir)
Bayi yang lahir dari ibu dengan sifilis membutuhkan pengobatan dengan:
Penicillin G intravena selama 10 hari.
Pemeriksaan lanjutan untuk memantau komplikasi atau kerusakan organ.
Jangan Sampai Telat! Atasi Sifilis di Klinik Utama Pandawa
Sifilis adalah infeksi serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan jika tidak ditangani segera. Jangan biarkan waktu berlalu dan memperburuk kondisi Anda!
Di Klinik Utama Pandawa, kami menyediakan perawatan sifilis yang aman, cepat, dan efektif dengan dukungan dokter berpengalaman dan fasilitas medis modern.
Penanganan yang tepat waktu sangat penting untuk mencegah komplikasi berbahaya. Segera atasi sifilis sekarang dan lindungi kesehatan Anda!
Kunjungi Klinik Utama Pandawa dan rasakan pelayanan terbaik untuk hidup yang lebih sehat dan bebas dari kekhawatiran.