Oligospermia adalah salah satu kondisi kesehatan pria yang dapat memengaruhi kesuburan. Kehamilan merupakan dambaan bagi banyak pasangan. Namun, proses ini tidak selalu berjalan mulus.
Istilah ini merujuk pada jumlah sperma yang rendah dalam cairan semen. Secara medis, pria dengan jumlah sperma kurang dari 15 juta per mililiter semen dianggap mengalami oligospermia.
Kondisi ini sering kali menjadi tantangan bagi pasangan yang sedang berusaha memiliki anak. Oligospermia dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat keparahannya:
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan oligospermia, dan penting untuk mengidentifikasi penyebabnya untuk penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa penyebab utama dari gangguan sperma ini:
Gangguan pada hormon yang mengatur produksi sperma, seperti hormon testosteron, luteinizing hormone (LH), dan follicle-stimulating hormone (FSH), dapat menyebabkan oligospermia. Penyebabnya meliputi:
Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah vena di skrotum yang dapat meningkatkan suhu testis, sehingga mengganggu produksi sperma. Ini adalah penyebab umum oligospermia dan teratozoospermia.
Infeksi pada saluran reproduksi pria, seperti epididimitis, prostatitis, atau penyakit menular seksual (seperti klamidia dan gonore), dapat merusak jaringan testis atau menghambat saluran sperma.
Beberapa kondisi genetik, seperti sindrom Klinefelter atau mutasi pada gen tertentu, dapat memengaruhi produksi sperma dan menyebabkan oligospermia.
Paparan jangka panjang terhadap zat kimia berbahaya, seperti pestisida, logam berat, atau radiasi, dapat merusak spermatogenesis (proses pembentukan sperma).
Suhu testis yang terlalu tinggi akibat penggunaan celana ketat, sering mandi air panas, atau pekerjaan dengan paparan panas berlebih dapat menurunkan jumlah sperma.
Kelainan anatomi, seperti adanya sumbatan pada saluran sperma (vas deferens), dapat menyebabkan jumlah sperma dalam semen menjadi rendah.
Stres kronis dapat memengaruhi produksi hormon reproduksi, sehingga berdampak pada jumlah sperma.
Baca Juga: Sperma Encer Apakah Menjadi Sulit Punya Anak? Cek Faktanya!
Meskipun sering tanpa gejala, beberapa tanda dan gejala mungkin terkait dengan oligospermia, terutama jika disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya:
Ini adalah gejala utama dan seringkali satu-satunya yang disadari. Ketidakmampuan untuk membuahi pasangan setelah satu tahun berhubungan seks teratur tanpa kontrasepsi dapat menjadi indikasi masalah kesuburan, termasuk oligospermia.
Gejala ini dapat mengindikasikan masalah pada testis atau epididimis, seperti varikokel, infeksi, atau cedera, yang dapat menyebabkan oligospermia.
Dalam beberapa kasus, oligospermia dapat disebabkan oleh kelainan kromosom atau masalah hormonal yang juga memengaruhi pertumbuhan rambut.
Volume air mani yang diejakulasikan mungkin lebih sedikit dari biasanya. Ini bisa sulit untuk dinilai sendiri, tetapi jika Anda merasa ada perubahan yang signifikan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis andrologi terdekat.
Beberapa pria dengan oligospermia tidak menunjukkan gejala sama sekali hingga mereka menjalani pemeriksaan kesuburan. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Oligospermia, atau kondisi di mana jumlah sperma dalam semen lebih rendah dari normal, sering kali menjadi perhatian bagi pria yang ingin memiliki keturunan.
Meski kondisi ini dapat memengaruhi kesuburan, bukan berarti tidak ada harapan untuk mengatasinya.
Banyak pria dengan oligospermia tetap memiliki peluang untuk menjadi ayah, terutama dengan pendekatan yang tepat dan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kesehatan mereka.
Prognosis oligospermia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat dikelola atau ditingkatkan dengan perubahan gaya hidup dan perhatian medis yang sesuai.
Penting bagi pria untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional agar dapat memahami kondisinya lebih dalam dan mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan peluang kesuburan mereka.
Pengobatan oligospermia bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sperma agar dapat mendukung kesuburan pria. Metode pengobatan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa opsi pengobatan gangguan sperma ini:
Gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan produksi sperma. Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:
Jika jumlah sperma masih rendah meskipun sudah menjalani pengobatan, terapi kesuburan dapat membantu pasangan untuk hamil:
Jika oligospermia menyebabkan stres atau gangguan psikologis, terapi psikologis atau konseling pasangan dapat membantu mengelola kondisi ini.
Jika oligospermia disebabkan oleh penyakit lain, seperti diabetes, hipotiroidisme, atau gangguan genetik, pengobatan kondisi tersebut dapat membantu meningkatkan jumlah sperma.
Pengobatan oligospermia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Konsultasikan dengan dokter spesialis andrologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai. Dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang tepat, peluang untuk meningkatkan jumlah sperma dan mendukung kesuburan dapat meningkat.
Baca Juga: Asthenozoospermia: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Gangguan sperma sering kali menjadi hambatan dalam mewujudkan impian memiliki keturunan. Tapi tenang, Klinik Utama Pandawa hadir dengan solusi terbaik untuk mengatasinya!
Dengan dukungan tenaga medis berpengalaman dan teknologi mutakhir, kami siap membantu Anda meningkatkan kualitas sperma secara optimal.
Jangan biarkan gangguan ini menghalangi kebahagiaan Anda dan pasangan—kunjungi Klinik Utama Pandawa sekarang dan dapatkan perawatan yang tepat untuk masa depan yang lebih cerah!