Konsultasi Dokter Online Konsultasi Dokter Online
Gedung Baja Tower B, Lt. GF2, Jl. Pangeran Jayakarta No.55, Jakarta Pusat. 10730.
0811-742-777
Blog Details Image

Oligospermia: Apa yang Perlu Anda Ketahui

Oligospermia adalah salah satu kondisi kesehatan pria yang dapat memengaruhi kesuburan. Kehamilan merupakan dambaan bagi banyak pasangan. Namun, proses ini tidak selalu berjalan mulus. 

Istilah ini merujuk pada jumlah sperma yang rendah dalam cairan semen. Secara medis, pria dengan jumlah sperma kurang dari 15 juta per mililiter semen dianggap mengalami oligospermia. 

Kondisi ini sering kali menjadi tantangan bagi pasangan yang sedang berusaha memiliki anak. Oligospermia dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat keparahannya:

  • Oligospermia Ringan: Jumlah sperma sekitar 10-15 juta per mililiter.
  • Oligospermia Sedang: Jumlah sperma sekitar 5-10 juta per mililiter.
  • Oligospermia Berat: Jumlah sperma kurang dari 5 juta per mililiter.

Penyebab Utama

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan oligospermia, dan penting untuk mengidentifikasi penyebabnya untuk penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa penyebab utama dari gangguan sperma ini:

1. Gangguan Hormonal

Gangguan pada hormon yang mengatur produksi sperma, seperti hormon testosteron, luteinizing hormone (LH), dan follicle-stimulating hormone (FSH), dapat menyebabkan oligospermia. Penyebabnya meliputi:

  • Hipogonadisme (produksi hormon testosteron rendah).
  • Masalah pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus.

2. Varikokel

Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah vena di skrotum yang dapat meningkatkan suhu testis, sehingga mengganggu produksi sperma. Ini adalah penyebab umum oligospermia dan teratozoospermia.

3. Infeksi

Infeksi pada saluran reproduksi pria, seperti epididimitis, prostatitis, atau penyakit menular seksual (seperti klamidia dan gonore), dapat merusak jaringan testis atau menghambat saluran sperma.

4. Kelainan Genetik

Beberapa kondisi genetik, seperti sindrom Klinefelter atau mutasi pada gen tertentu, dapat memengaruhi produksi sperma dan menyebabkan oligospermia.

5. Gaya Hidup Tidak Sehat

  • Merokok dan Alkohol: Nikotin dan alkohol dapat merusak kualitas sperma.
  • Obesitas: Lemak berlebih dapat mengganggu keseimbangan hormon dan meningkatkan suhu testis.
  • Konsumsi Obat atau Steroid Anabolik: Penggunaan obat-obatan tertentu atau steroid anabolik dapat menekan produksi sperma.

6. Paparan Zat Berbahaya

Paparan jangka panjang terhadap zat kimia berbahaya, seperti pestisida, logam berat, atau radiasi, dapat merusak spermatogenesis (proses pembentukan sperma).

7. Suhu Tinggi pada Testis

Suhu testis yang terlalu tinggi akibat penggunaan celana ketat, sering mandi air panas, atau pekerjaan dengan paparan panas berlebih dapat menurunkan jumlah sperma.

8. Masalah Struktural

Kelainan anatomi, seperti adanya sumbatan pada saluran sperma (vas deferens), dapat menyebabkan jumlah sperma dalam semen menjadi rendah.

9. Kondisi Medis Lain

  • Diabetes Mellitus: Dapat memengaruhi fungsi saraf dan pembuluh darah, yang berdampak pada produksi sperma.
  • Kanker Testis atau Pengobatan Kanker: Kemoterapi dan radioterapi dapat merusak jaringan testis.

10. Stres dan Faktor Psikologis

Stres kronis dapat memengaruhi produksi hormon reproduksi, sehingga berdampak pada jumlah sperma.

Gejala Oligospermia

Meskipun sering tanpa gejala, beberapa tanda dan gejala mungkin terkait dengan oligospermia, terutama jika disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya:

1. Kesulitan Memiliki Keturunan

Ini adalah gejala utama dan seringkali satu-satunya yang disadari. Ketidakmampuan untuk membuahi pasangan setelah satu tahun berhubungan seks teratur tanpa kontrasepsi dapat menjadi indikasi masalah kesuburan, termasuk oligospermia.

2. Masalah Fungsi Seksual

  • Libido Rendah (Gairah Seksual Menurun): Kadar testosteron yang rendah, yang terkadang terkait dengan oligospermia, dapat menyebabkan penurunan gairah seksual.
  • Disfungsi Ereksi (Kesulitan Mempertahankan Ereksi): Masalah hormonal atau masalah kesehatan lainnya yang mendasari oligospermia juga dapat menyebabkan kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi.

3. Nyeri, Bengkak, atau Benjolan di Area Testis

Gejala ini dapat mengindikasikan masalah pada testis atau epididimis, seperti varikokel, infeksi, atau cedera, yang dapat menyebabkan oligospermia.

4. Berkurangnya Rambut Wajah atau Tubuh

Dalam beberapa kasus, oligospermia dapat disebabkan oleh kelainan kromosom atau masalah hormonal yang juga memengaruhi pertumbuhan rambut.

5. Masalah dengan Ejakulasi

Volume air mani yang diejakulasikan mungkin lebih sedikit dari biasanya. Ini bisa sulit untuk dinilai sendiri, tetapi jika Anda merasa ada perubahan yang signifikan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis andrologi terdekat.

Beberapa pria dengan oligospermia tidak menunjukkan gejala sama sekali hingga mereka menjalani pemeriksaan kesuburan. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Apakah Oligospermia Bisa Disembuhkan?

Oligospermia, atau kondisi di mana jumlah sperma dalam semen lebih rendah dari normal, sering kali menjadi perhatian bagi pria yang ingin memiliki keturunan. 

Meski kondisi ini dapat memengaruhi kesuburan, bukan berarti tidak ada harapan untuk mengatasinya. 

Banyak pria dengan oligospermia tetap memiliki peluang untuk menjadi ayah, terutama dengan pendekatan yang tepat dan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kesehatan mereka.

Prognosis oligospermia tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat dikelola atau ditingkatkan dengan perubahan gaya hidup dan perhatian medis yang sesuai. 

Penting bagi pria untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional agar dapat memahami kondisinya lebih dalam dan mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan peluang kesuburan mereka.

CTA Konsultasi Dokter Online

Pengobatan Oligospermia

Pengobatan oligospermia bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sperma agar dapat mendukung kesuburan pria. Metode pengobatan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa opsi pengobatan gangguan sperma ini:

1. Perubahan Gaya Hidup

Gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan produksi sperma. Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Berhenti Merokok: Nikotin dapat merusak sperma.
  • Mengurangi Konsumsi Alkohol: Alkohol berlebihan dapat menurunkan produksi sperma.
  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik yang rutin dapat meningkatkan kadar hormon testosteron.
  • Mengelola Stres: Stres kronis dapat memengaruhi keseimbangan hormon reproduksi.
  • Menghindari Paparan Panas Berlebih: Hindari sauna, mandi air panas, atau memakai celana ketat yang dapat meningkatkan suhu testis.

2. Pengobatan Medis

  • Pengobatan Hormon: Jika oligospermia disebabkan oleh gangguan hormonal, dokter dapat meresepkan terapi hormon, seperti suntikan hormon gonadotropin atau obat untuk menstimulasi produksi sperma.
  • Antibiotik: Jika oligospermia disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi, antibiotik dapat digunakan untuk mengobatinya.
  • Obat untuk Mengatasi Disfungsi Seksual: Jika ada gangguan ereksi atau ejakulasi, obat seperti sildenafil atau tadalafil mungkin direkomendasikan.

3. Prosedur Bedah

  • Varikokelektomi: Operasi ini dilakukan untuk mengatasi varikokel (pembengkakan pembuluh darah vena di skrotum) yang memengaruhi produksi sperma.
  • Perbaikan Sumbatan pada Saluran Sperma: Jika ada sumbatan pada vas deferens (saluran sperma), prosedur bedah dapat dilakukan untuk membuka saluran tersebut.

4. Terapi Kesuburan

Jika jumlah sperma masih rendah meskipun sudah menjalani pengobatan, terapi kesuburan dapat membantu pasangan untuk hamil:

  • Inseminasi Buatan (IUI): Sperma dengan kualitas terbaik dipilih dan dimasukkan langsung ke rahim pasangan.
  • Fertilisasi In Vitro (IVF): Sel telur dibuahi di laboratorium menggunakan sperma pria, kemudian embrio yang dihasilkan ditanamkan ke rahim.
  • Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI): Sperma langsung disuntikkan ke dalam sel telur untuk membantu pembuahan.

5. Pengobatan Alami dan Suplemen

  • Suplemen Vitamin dan Mineral: Suplemen seperti zinc, selenium, vitamin C, vitamin E, dan asam folat dapat meningkatkan kualitas sperma.
  • Antioksidan: Antioksidan membantu melindungi sperma dari kerusakan akibat radikal bebas.

6. Konsultasi Psikologis

Jika oligospermia menyebabkan stres atau gangguan psikologis, terapi psikologis atau konseling pasangan dapat membantu mengelola kondisi ini.

7. Pengobatan Penyebab Medis yang Mendasari

Jika oligospermia disebabkan oleh penyakit lain, seperti diabetes, hipotiroidisme, atau gangguan genetik, pengobatan kondisi tersebut dapat membantu meningkatkan jumlah sperma.

Pengobatan oligospermia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Konsultasikan dengan dokter spesialis andrologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai. Dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang tepat, peluang untuk meningkatkan jumlah sperma dan mendukung kesuburan dapat meningkat.

Jangan Sampai Jadi Penghalang! Atasi Gangguan Sperma di Klinik Utama Pandawa

konsultasi dokter online gratis klinik pandawa

Gangguan sperma sering kali menjadi hambatan dalam mewujudkan impian memiliki keturunan. Tapi tenang, Klinik Utama Pandawa hadir dengan solusi terbaik untuk mengatasinya! 

Dengan dukungan tenaga medis berpengalaman dan teknologi mutakhir, kami siap membantu Anda meningkatkan kualitas sperma secara optimal. 

Jangan biarkan gangguan ini menghalangi kebahagiaan Anda dan pasangan—kunjungi Klinik Utama Pandawa sekarang dan dapatkan perawatan yang tepat untuk masa depan yang lebih cerah!

CTA Konsultasi Dokter Online
Referensi
  • Cleveland Clinic (2022), Oligospermia (Low Sperm Count).
  • Healthline (2018), Oligospermia and Fertility: What You Should Know.
Mulai Chat
Halo!
Dokter spesialis Klinik Utama Pandawa siap menjawab keluhan Anda.