Faktanya, kasus penyakit sifilis di Indonesia selama sekitar 5 tahun terakhir terus meningkat. Pada tahun 2022 saja, kasus sifilis di Indonesia meningkat dari angka 12 ribu menjadi 20 ribu kasus yang terdata.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2018 kasus sifilis menginjak angka 12.484 kasus, lalu melonjak cukup signifikan menjadi 17.650 kasus.
Pada tahun 2020 ada sedikit peningkatan kasus, yaitu sekitar 18.437 kasus, namun pada tahun 2021 kasus sifilis sempat mengalami penurunan ke angka 17.280 kasus.
Sayangnya di tahun 2022, jumlah penderita penyakit sifilis kembali meningkat hingga menyentuh angka 20.783 orang.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril menyatakan bahwa Tingkat pengobatan untuk pasien sifilis masih tergolong rendah.
Hanya sekitar 40% ibu hamil yang terdiagnosis sifilis mendapatkan perawatan, sementara sekitar 60% lainnya tidak menerima pengobatan. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit serta kemungkinan bayi yang dilahirkan mengalami cacat.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Dilansir dari NHS, Penyakit ini dapat menyebar melalui berbagai cara, khususnya melalui kontak langsung dengan luka sifilis atau cairan tubuh orang yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa cara utama penularan sifilis:
Sifilis paling sering ditularkan melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral tanpa pengaman dengan seseorang yang terinfeksi. Bakteri menyebar melalui kontak langsung dengan luka sifilis, yang biasanya muncul di area genital, anus, bibir, atau mulut.
Ibu hamil yang terinfeksi sifilis dapat menularkan penyakit ini kepada janinnya melalui plasenta. Penularan ini dikenal sebagai sifilis kongenital, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti bayi lahir mati, kelainan bawaan, atau kematian setelah lahir.
Sifilis dapat menular melalui kontak kulit langsung dengan luka sifilis pada orang yang terinfeksi, terutama jika kulit atau membran mukosa Anda memiliki luka atau lecet.
Meskipun sangat jarang, sifilis dapat ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi jika darah belum diuji dengan benar.
Penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau berbagi jarum dengan orang yang terinfeksi dapat menjadi jalur penularan sifilis, meskipun lebih jarang dibandingkan dengan HIV atau hepatitis.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan sifilis, seperti:
Sifilis adalah penyakit yang sangat menular tetapi dapat dicegah. Dengan menjaga perilaku seksual yang sehat, melakukan pemeriksaan rutin, dan segera melakukan pengobatan sifilis jika terdiagnosis, risiko penyebaran dapat diminimalkan secara signifikan.
Edukasi dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah penularan penyakit ini.
Baca Juga: Suntik Sifilis Terdekat di Jakarta Pusat
Penyakit sifilis, atau sering disebut raja singa, masih menjadi salah satu perhatian besar dalam bidang kesehatan masyarakat di Indonesia.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2022, beberapa provinsi mencatat jumlah kasus sifilis yang tinggi. Berikut adalah 5 provinsi dengan kasus sifilis terbanyak di Indonesia menurut data tersebut:
Peringkat pertama kasus sifilis di Indonesia terbanyak adalah provinsi Papua. Papua melaporkan 3.864 kasus baru setelah melakukan skrining tes ke 34.625 orang. Namun, sayangnya hanya 2.373 orang yang telah menerima pengobatan.
Ada beberapa penyebab yang membuat kasus sifilis di Indonesia terus meningkat, contohnya seperti kebiasaan seks yang tidak aman (tidak pakai kondom atau bergonta-ganti pasangan), hingga akses skrining tes sifilis yang masih sangat terbatas di beberapa provinsi.
Ternyata, Jawa Barat mencatat jumlah tes sifilis tertinggi dibandingkan provinsi lain, dengan total 305.816 orang yang diuji. Dari tes tersebut, ditemukan 3.186 kasus baru, namun hanya sekitar setengahnya saja, yaitu 1.500 orang, yang telah menerima pengobatan.
Baca Juga: Apakah Gonore Bisa Jadi HIV? Cek Faktanya!
Di posisi ketiga adalah ibukota Indonesia, yaitu DKI Jakarta. DKI Jakarta mencatat jumlah kasus sifilis atau raja singa terbanyak berikutnya. Totalnya hampir mencapai 2.000 kasus, tepatnya 1.897 orang, dengan 1.343 di antaranya telah menerima pengobatan. Kasus sifilis ini terdeteksi dari hasil skrining pada 71.037 orang.
Di Papua Barat, jumlah pasien yang menjalani tes sifilis tergolong rendah, yaitu hanya 9000-an orang. Namun, pada tahun 2022 ditemukan 1.816 kasus baru. Angka ini hampir setara dengan DKI Jakarta, yang menunjukkan kemungkinan kasus sebenarnya bisa jauh lebih tinggi jika skrining dilakukan secara lebih luas.
Di urutan kelima provinsi dengan kasus sifilis terbanyak adalah Bali. Dari 53.876 orang yang menjalani tes sifilis, Bali mendeteksi 1.300 kasus baru di tahun 2022, di mana 1.040 di antaranya telah menerima pengobatan.
Baca Juga: Harga Suntik Antibiotik Gonore di Klinik Jakarta
Sifilis adalah infeksi menular seksual yang perlu ditangani dengan serius, dan Klinik Utama Pandawa siap memberikan pengobatan terbaik untuk Anda.
Dengan dokter spesialis dan fasilitas medis yang lengkap, kami menyediakan penanganan yang tepat untuk mengatasi sifilis dengan cara yang aman dan efektif.
Kami memastikan setiap pasien mendapatkan perhatian khusus dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi medisnya, untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jangan tunda lagi, segera konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Utama Pandawa! Dengan pendekatan yang profesional dan ramah, kami akan membantu Anda melalui proses pengobatan dengan nyaman dan percaya diri.
Hubungi kami sekarang untuk jadwalkan konsultasi dan mulailah langkah pertama menuju pemulihan yang optimal.