Ektima: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Ektima adalah infeksi kulit bakteri yang mirip, namun lebih dalam dan lebih parah daripada impetigo. Ektima dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering ditemukan pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau memiliki kebersihan yang kurang terjaga.
Memahami penyebab, gejala, dan pengobatan ektima sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Penyebab Ektima
Ektima adalah salah satu jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, terutama Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus, seperti impetigo.
Bakteri ini dapat masuk ke dalam kulit melalui luka atau lecet yang terjadi akibat gesekan, goresan, atau bahkan gigitan serangga. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ektima antara lain:
- Kondisi kulit yang teriritasi atau terluka: Luka terbuka, goresan, atau bekas gigitan serangga bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, misalnya karena penyakit diabetes, HIV/AIDS, atau pengobatan imunosupresif, lebih rentan terkena infeksi kulit seperti ektima.
- Kontak dengan orang yang terinfeksi: Ektima dapat menular melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh dari individu yang terinfeksi.
- Higiene yang buruk: Tidak menjaga kebersihan kulit dapat mempermudah bakteri berkembang biak dan menyebabkan infeksi.
- Penyakit kulit lainnya: Penyakit kulit seperti eksim atau dermatitis yang menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah atau terluka juga dapat mempermudah bakteri menyebabkan ektima.
Penting untuk segera mengobati ektima karena jika tidak diobati, infeksi bisa menyebar lebih luas dan menyebabkan komplikasi. Jika Anda memiliki gejala seperti luka bernanah, berkerak, atau demam, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter di klinik spesialis kulit dan kelamin terdekat.
Gejala Umum
Gejala umum ektima dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi, tetapi beberapa gejala yang sering muncul antara lain:
- Luka terbuka dengan kerak tebal: Ektima sering dimulai dengan bintik merah kecil yang kemudian berkembang menjadi luka terbuka, biasanya berukuran lebih besar dan memiliki kerak tebal berwarna kekuningan atau coklat di permukaannya. Luka ini bisa terasa sakit atau nyeri.
- Nanah: Pada beberapa kasus, luka yang terbentuk bisa mengeluarkan nanah yang berwarna kekuningan atau kehijauan.
- Peradangan dan pembengkakan: Area kulit yang terinfeksi bisa tampak merah, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh. Ini adalah tanda adanya peradangan akibat infeksi.
- Demam: Penderita ektima dapat mengalami demam ringan hingga tinggi, yang merupakan respon tubuh terhadap infeksi.
- Nyeri pada area yang terinfeksi: Luka yang terbentuk dapat menyebabkan rasa sakit, terutama saat disentuh atau saat bergerak di sekitar area tersebut.
- Kemerahan dan pembesaran kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening di sekitar luka dapat membengkak sebagai respons terhadap infeksi.
- Luka yang sulit sembuh: Luka pada ektima cenderung lebih lama sembuhnya dan dapat meninggalkan bekas luka permanen.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera mencari perawatan medis untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Ektima yang tidak diobati dengan benar dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, seperti penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.
Pengobatan Ektima
Pengobatan ektima biasanya melibatkan penggunaan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri penyebabnya. Langkah-langkah pengobatan yang umumnya dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Antibiotik Oral
- Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik oral seperti penisilin, cephalexin, atau clindamycin untuk mengobati infeksi bakteri yang menyebabkan ektima.
- Pada beberapa kasus yang lebih parah atau jika ada resistensi terhadap antibiotik tertentu, antibiotik yang lebih kuat atau spektrum lebih luas mungkin diperlukan.
2. Antibiotik Topikal
- Untuk kasus ektima ringan, dokter mungkin meresepkan antibiotik dalam bentuk salep atau krim topikal, seperti mupirocin atau bacitracin, yang bisa langsung dioleskan pada luka yang terinfeksi.
- Penggunaan antibiotik topikal dapat membantu membunuh bakteri di permukaan kulit dan mencegah infeksi lebih lanjut.
3. Perawatan Luka
- Luka harus dijaga kebersihannya dengan mencucinya menggunakan sabun yang lembut dan air bersih.
- Kompres hangat dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan membantu mempercepat penyembuhan.
- Penting untuk menghindari menggaruk atau memecah luka untuk mengurangi risiko infeksi lebih lanjut.
4. Perawatan untuk Mengurangi Peradangan
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau paracetamol bisa digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan pada area yang terinfeksi.
5. Perawatan Medis Lanjutan
- Jika ektima tidak merespons pengobatan antibiotik atau jika ada tanda-tanda penyebaran infeksi ke jaringan yang lebih dalam (seperti abses), rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
- Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, drainase luka atau pembedahan kecil untuk mengangkat nanah atau jaringan mati mungkin diperlukan.
6. Pencegahan Infeksi Ulang
- Setelah perawatan, pastikan untuk menjaga kebersihan kulit dengan baik dan hindari kondisi yang dapat menyebabkan infeksi ulang, seperti luka terbuka atau sanitasi yang buruk.
- Menggunakan pakaian bersih dan mengganti perban secara teratur juga penting untuk mencegah penyebaran bakteri.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat, karena pengobatan yang tidak tepat atau terlambat dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi darah atau abses yang lebih besar.
Berapa Lama Ektima Sembuh?
Ektima adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri dan biasanya muncul sebagai luka terbuka yang dapat membentuk nanah.
Proses penyembuhan ektima bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan kondisi kesehatan individu. Pada umumnya, ektima yang terinfeksi dengan baik dapat sembuh dalam waktu sekitar 2 hingga 3 minggu dengan pengobatan yang tepat.
Namun, jika infeksi lebih parah atau tidak segera ditangani dengan baik, proses penyembuhan bisa memakan waktu lebih lama, bahkan berisiko meninggalkan bekas luka.
Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari pengobatan yang tepat agar ektima bisa sembuh dengan optimal tanpa komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga: Folikulitis Superfisial: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Pengobatan Beragam Penyakit Kulit Terbaik di Klinik Utama Pandawa

Klinik Utama Pandawa menawarkan pengobatan terbaik untuk berbagai masalah kulit, termasuk ektima.
Dengan tenaga medis profesional dan fasilitas medis yang modern, kami memberikan perawatan yang efektif untuk mengatasi infeksi kulit, sehingga Anda bisa mendapatkan hasil yang optimal dengan waktu pemulihan yang lebih cepat.
Jangan biarkan masalah kulit mengganggu kualitas hidup Anda. Segera kunjungi Klinik Utama Pandawa dan rasakan perawatan kulit yang aman dan terpercaya, dengan solusi yang disesuaikan untuk setiap kebutuhan Anda.
Referensi
- DermNet (2016), Ecthyma.
- MSD Manual (2023), Impetigo and Ecthyma.